Aris Surjanti

Guru SMP Negeri 1 Teluk Bayur Berau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kunanti Hadirmu Sepanjang Waktu

Kunanti Hadirmu Sepanjang Waktu

Kulangkahkan kakiku menyusuri lorong sekolah yang sunyi. Hanya suara sayup-sayup deru kendaraan di seberang jalan yang terdengar. Sunyinya lingkungan sekolah yang sangat luas ini membuatku semakin terhanyut menikmati manisnya warna-warni bunga yang bermekaran di sana sini. Kuhentikan langkahku tepat di depan kelas ini. Kutatap kelas kosong yang muram dan berdebu dari balik jendela. Tiba-tiba ada sedih yang berdesir di hati. Teringat lagi akan masa-masa normal dahulu belasan bulan yang lalu.

Dulu di ruang kelas ini, para guru dan siswa belajar bersama. Kini ruangan ini hanyalah tempat yang sepi, berdebu, kotor dan suram. Ruangan ini sekarang diganti dengan berbagai aplikasi daring yang serupa kelas tatap muka tapi dengan rasa dan suasana yang sangat berbeda. Dulu siswa bisa memiliki banyak alasan untuk menghindari pembelajaran di kelas yang menurutnya membosankan. Ada yang pura-pura ijin ke kamar kecil. Ada yang pura-pura sakit dan ijin istirahat di ruang UKS. Ada yang diberi tugas mengambil buku ke perpustakaan tapi singgah dulu ke ruang kantin. Semua keisengan mereka itu kini tak bisa diulang lagi di kelas daring.

Kulanjutkan lagi langkahku ke ruang guru. Hanya sepi yang sama yang kutemui. Pandemi ini telah memaksa para guru untuk bekerja dari rumah. Hanya pada waktu tertentu dengan alasan yang mendesak saja boleh ke sekolah. Kuusap debu tebal di meja kerjaku. Teringat dulu ketika kehidupan masih berjalan normal. Di sinilah hari-hari indah dan penuh semangat kujalani. Bersama rekan-rekan guru, saling memberi semangat, saling berbagi ilmu, saling membantu dan saling bekerja sama membimbing para siswa tercinta.

Kubuka laci mejaku dan tak sengaja kutemukan sebuah buku. Aku tersenyum ketika membaca berbagai tulisan yang dulu pernah kubuat. Berbagai macam catatan tentang para siswaku. Ada catatan tentang perkembangan pembelajaran para siswa, siswa yang sering membolos, siswa yang melanggar tata tertib sekolah, siswa yang perlu perhatian dan bimbingan khusus, siswa yang sering mendapatkan prestasi, bahkan masih ada juga daftar siswa yang minta untuk diikuti balik atau ditambah menjadi teman di berbagai akun media sosial mereka. Tiba-tiba aku tertawa sendiri.

Sekilas nampak di layar telpon gengggamku sebuah pemberitahuan bahwa seseorang telah memberikan komentar di salah satu postinganku di media sosial. Ternyata dia seorang siswaku yang sudah lulus. Sambil kulangkahkan kakiku menuju ke luar ruangan menyusuri kembali lorong sekolah yang sepi. Aku mencoba mengingat kembali siswaku yang satu ini. Waktu masih sekolah, dia adalah siswa yang paling rajin bertanya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Anaknya cukup pandai, sopan, lucu dan juga jujur. Dia memberikan komentar di poto kami saat acara perpisahan. Mendadak rasa pilu hadir. Sudah dua angkatan lulusan siswa kami yang tidak ada acara perpisahan sama sekali. Tidak seperti angkatan sebelumnya yang diadakan dengan cukup meriah dan penuh kehangatan. Bisa bertatap muka dan bersilaturahmi langsung dengan para orang tua siswa. Bisa mengabadikan momen terakhirnya di sekolah dengan teman-temannya, guru-gurunya dan juga orang tuanya. Kini semua kegembiraan itu tidak bisa dilakukan lagi oleh mereka.

Langkahku terhenti di depan pintu gerbang sekolah. Aku duduk di kursi di depan ruang penjaga keamanan. Sambil mengenang kembali saat-saat penuh semangat sebelum pandemi berlangsung. Di sini tepat di depan pintu gerbang ini. Tiap pagi para guru dan kepala sekolah menyambut kedatangan para siswa. Saling menyapa, memberi salam, memberi bimbingan tata tertib kepada siswa yang kurang disiplin dan kadang saling bercanda ringan agar kami semakin semangat menghadapi pembelajaran yang akan dihadapi hari ini. Namun kini hanya pintu gerbang sekolah ini yang tidak pernah berubah. Dia tetap berdiri di sana  di tempat yang sama setiap hari. Selalu setia menantikan kehadiran para penghuni sekolah ini. Seandainya dia mampu berbicara, dia mungkin akan berkata. “Pak guru, Bu guru, dan anak-anakku tercinta, kunanti hadirmu sepanjang waktu.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post