Aris Surjanti

Guru SMP Negeri 1 Teluk Bayur Berau...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pagaddi Angka Lapan

Pagaddi Angka Lapan

Secangkir teh hangat ini kian nikmat terasa ketika kue Angka Lapan yang masih hangat menemaninya. Tak lupa kuputar lagu tradisional Berau berjudul Pagaddi Angka Lapan yang merdu dengan lirik bahasa Berau yang syahdu. Mulutku pun ikut terhanyut mendendangkan lagunya. Badanku juga tak bisa berhenti bergoyang-goyang ceria mengiringi hentakan musik tradisional yang indah ini.

Dituttuk tuttuk allu dilasung, barras tugalan lanak jadi gulapung. Gula mira dipinyyik pinyyik diramas, diamut dangngan gulapung. Digiling giling dipilluk pilluk, digawai sarupa dami angka lapan. Diguring disugun saji bassi dibalik diajuk, dangngan talung kayang. Lamun puri inda ammang ku marrang, lamun purrai dami tallur biawan. Mamassai pagaddi sambat karamian, pagaddi asli barau lain tiruan.

Ditumbuk tumbuk allu (alat penumbuk terbuat dari kayu ulin) di lassung (wadah yang terbuat dari ulin berlubang cekung), beras tugalan (beras hasil panen) menjadi tepung beras. Gula merah ditekan-tekan diremas dicampur dengan tepung beras. Digiling-giling lalu dibentuk, dibuat seperti angka delapan. Digoreng di wajan dengan sutil besi dibalik ditusuk dengan talung kayang (lidi daun kelapa). Kalau hasilnya bagus Bapak Ibuku senang, isinya renyah seperti telur biawan (ikan air tawar yang dikenal karena telurnya yang banyak). Berjalan keliling menjajakan kue  pagi dan sore, kue ini asli Berau bukan tiruan.

Lirik lagu yang indah dan penuh makna. Secara umum lagu tersebut menceritakan proses pembuatan kue tradisional asli Berau yang terkenal dengan sebutan Pagaddi Angka Lapan. Dalam bahasa Berau Pagaddi berarti kue. Disebut Angka Lapan, karena bentuknya yang menyerupai angka delapan. Kue tradisional ini biasanya terbuat dari dua bahan makanan yang sangat mudah ditemukan, yaitu tepung beras dan gula merah.

Kue Angka Lapan memiliki cita rasa yang manis dan gurih. Namun tidak semua orang bisa membuatnya, karena dalam proses pembuatannya memerlukan keterampilan khusus dan juga kesabaran. Proses pembuatannya diawali dengan membuat adonan dari bahan tepung beras dan gula merah. Setelah tercampur sempurna dan berwarna agak merah, adonan tersebut didiamkan selama beberapa jam atau selama satu malam. Selanjutnya adonan digiling-giling, diplintir dan dibentuk menyerupai angka delapan. Ketika semua adonan selesai dibentuk, maka tahap terakhir pembuatan kue ini adalah menggorengnya sampai matang. Selagi masih hangat, segeralah untuk menikmati kelezatan kue tradisional ini.

Di Berau kue ini bisa dibeli secara langsung di pasar-pasar tradisional, toko kue, dan juga toko cinderamata. Bagi yang ingin membeli secara online, kue ini juga tersedia di beberapa platform penjualan kue secara online. Harganya tentu saja sangat terjangkau. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Berau, kue ini juga merupakan salah satu pilihan favorit untuk dibeli, sebagai oleh-oleh buat dinikmati sendiri maupun untuk dibagikan ke teman-teman maupun keluarga tercinta.

Pagaddi Angka Lapan hanya salah satu dari beberapa jenis kuliner tradisional daerah Berau. Masih banyak kuliner tradisional lain yang juga tak kalah memanjakan lidah para pecinta kuliner. Rangai, jajanan manis yang berbahan dasar ketan, dibuat dengan metode penggilingan, ditambah gula serta parut kelapa, dicetak dan dipanggang hingga matang di oven. Tehe-tehe, kuliner unik menggunakan cangkang bulu babi yang berisi beras ketan putih, santan dan garam, ditutup dengan daun pandan lalu diikat, direbus bersama dengan santan kurang lebih satu jam lalu disajikan dengan nasi putih. Bubur Ancur Paddas, kuliner khas bercita rasa pedas, berbahan beras, daun singkil atau daun labu, udang kering, kerang dara, bawang merah, bawang putih, serai, laos, kunyit, jahe, cabai keriting dan santan, lalu dimasak menjadi bubur yang pedas dan lezat.

Menikmati kuliner khas daerah berupa jajanan atau kue tradisional serta masakan unik khas nusantara tidak hanya murah dan nikmat tapi juga sehat. Menikmatinya juga turut membantu perekonomian masyarakat di daerah. Mari bersama-sama mencintai kuliner khas nusantara demi menjaga kelestariannya, agar generasi yang akan datang juga turut merasakan nikmatnya warisan kekayaan kuliner nusantara yang pasti tiada duanya di dunia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post