Ari Susanah

Ari Susanah, adalah seorang guru juga sebagai ibu rumah tangga. Hobinya menulis sejak SD membuat ia semakin semangat untuk bergabung dengan grup KPPBR (Komunita...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ondel-Ondel Kong Sanib
Ondel-Ondel

Ondel-Ondel Kong Sanib

Ondel-Ondel Kong Sanib (Part 3)

Kata para tetangga, Baba kami adalah yatim piatu sedari kecil. Engkong kami adalah seorang buruh tani, dan beliau telah meninggal ketika Baba kami masih bayi. Uwak atau nenek kami juga seorang buruh tani, beliau meninggal dunia ketika Baba berusia 12 tahun, dan baru saja lulus SD.

Setelah itu Baba diasuh oleh Mamngnya, yang bernama Engkong Sanib. Beliau adalah seorang seniman Ondel-ondel, dan Topeng Betawi. Engkong Sanib sebenarnya punya banyak anak, tapi yang kami kenal hanya yang tinggal satu kampung dengan kami.

Engkong Sanib tinggal berdua dengan istrinya, Uwak Andah. Rumah merekan bersebelahan dengan rumah kami. Sehingga sering kali kami menghabiskan waktu kami bermain di rumahnya. Engkong Sanib dulunya lumayan terkenal seantero kampung. Bahkan sampai kampung sebelah. Sayangnya beliau tidak punya generasi penerus. Anak dan cucunya lebih memilih berdagang Bubur Ayam, dan ada pula yang mejadi Karyawan. Kini keseharian Kong Sanib Berdagang Sayuran keliling, tapi lebih banyak kongkow-kongkow dan ngopi-ngopi saja bersama tetangga yang lain.

Ondel-ondel miliknya lebih sering disewakan untuk mengamen oleh para remaja kampung yang masih menganggur. Pengangguran di kampung kami sepertinya kian hari makin bertambah. Abangku yang sudah kelas 7 SMP pun ingin juga mengamen Ondel-ondel, katanya biar punya duit buat beli makan. Karena memang akhir-akhir ini jarang sekali ada makanan di rumah kami. Kami sering kelaparan, tapi untungnya masih ada saja tetangga yang peduli ngasih kami makan.

Tapi sbenanrnya Engkong SAnib belum pernah mau meminjamkan Ondel-ondelnya pada kami berdua. Tentu saja karena badan kami masih kecil pastilah susah untuk membawa Ondel-onde yang berukuran besar dan tingginya mencapai dua meter.Namun tiba-tiba suatu sore Engkong Sanib ounya ide, beliau kumpulkan bambu-bambu dan membuatkan kami Ondel-ondel berukuran kecil. Kami senang bukan kepalang. Kami juga ikut membantu membuat rambut ondel-ondel menggunakan kertas hias warna-warni dan lidi.Dan wajah ondel-ondelnya pun dibikin lucu dengan karakter kekanak-kanakan. Jadilah saat itu kami dua orang pengamen Ondel-ondel kecil. Abang Asan yang nari Ondel-ondel, dan aku yang pegang alat tabuhnya.

"Bagen dah Gua bikinin Elu bedua Ondel-ondel bakal elu oada ikutan ngamen, dari pada elu kecil-kecil pada mulung, tar nyang ada elu pada penyakitan, bebangkis, bengek dah!." Kata Engkong Sanib sambil begawe sore itu.

(Bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagen dah Gua bikinin Elu bedua Ondel-ondel bakal elu oada ikutan ngamen, dari pada elu kecil-kecil pada mulung, tar nyang ada elu pada penyakitan, bebangkis, bengek dah!." Kata Engkong Sanib sambil begawe sore itu.Warna lokal yg keren.

20 Nov
Balas

Cerita Betawi yang asyik dibaca. Keren Bu. Sukses selalu dan barakallahu fiik

27 Sep
Balas

Keren ulasannya Bunda

19 Dec
Balas



search

New Post