Arlina

Menulis merupakan tantangan sekaligus ambisiku. semoga lahir tulisan yang lebih baik lagi....

Selengkapnya
Navigasi Web

Handphone dan Prestasi Belajar siswa

“Hari gini ga punya pulsa?” kalimat iklan itu sering dilontarkan oleh masyarakat kita dan menjadi trend di kalangan remaja dan pelajar. Bagaimana tidak, tidak punya pulsa saja sudah dianggap hal yang memalukan, apalagi tidak punya Hp (Handphone). “Apa kata dunia?”. Di zaman yang kemajuan teknologi sudah dibilang sangat pesat ini, Hp bukan lagi barang yang langka atau mewah. Hp sudah menjadi kebutuhan bahkan gaya hidup masyarakat. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, pada umumnya sudah memiliki Hp. Mulai dari yang biasa dan tanpa kamera, hingga Hp yang canggih, yang memiliki fitur atau aplikasi yang komplit. Tak terkecuali dengan para pelajar saat ini berlomba-lomba membeli dan memiliki Hp yang lagi “in” yang dianggap terbaru dan tercanggih. Hp tidak lagi berfungsi hanya untuk menyambung tali silaturrahmi, mendekatkan yang jauh, sebagai kebutuhan untuk berkomunikasi, tetapi sudah menjadikannya trend dan gaya hidup dan kebutuhan. Sehingga, sebagian besar anak-anak sekarang akan mendesak orang tua mereka untuk membelikan Hp yang baru dan kapan perlu membeli Hp keluaran baru dan yang tercanggih saat itu.

Fenomena penggunaan Hp di kalangan siswa saat ini sudah cukup memprihatinkan. Dimana-mana, pemandangan siswa yang memegang dan memainkan Hp sudah tidak asing lagi kita lihat. Di jalan, ketika mengobrol dan sambil menunggu angkot atau jemputan, Hp tidak lepas dari genggaman. Di dalam angkot atau mobil, di pasar, di mall, bahkan di sekolah. Ketika sedang makan atau beristiraht, Hp juga tidak luput dari mata mereka. Begitu juga ketika pergantian jam, menunggu guru masuk kelas, Hp tak lepas dari genggaman. Bahkan ketika guru sedang menerangkan pula, perhatian mereka sempat terusik oleh keinginan untuk melihat Hp. Terkadang jika mereka duduk berdua dengan teman saling berhadapanpun, tidak berbicara sama sekali, karena salah satu atau keduanya sibuk main Hp. Seolah olah menunjukkan mereka “ada, tapi tiada”. Dunia mereka seolah-olah hanya seputar Hp. Mata dan tangan seakan berpacu dan sama cepatnya ketika Hp dimainkan. Kehidupan dan pergerakan di dunia ini seolah olah sudah diganti dengan gerakan telunjuk dan ibu jari.

Intensitas pelajar dalam menggunakan Hp sudah terlalu tinggi. Faktanya, Ketika sedang membawa motor, pelajar tidak luput memegang dan melihat ponsel di tangan kiri mereka. Ketika di rumah, sambil makan, belajar, menonton tv, mendengarkan teman atau tamu berbicarapun, masih memegang dan memainkan Hp / ponsel. Ketika orangtua berbicarapun, hanya mengangguk-angguk sambil teru memainkan Hp. Jika dikaitkan dengan minat belajar, ternyata melihat dan menggunakan Hp jauh lebih menarik ketimbang melihat dan membaca buku-buku pelajaran. Hal ini disebabkan oleh fitur dan aplikasi di daam Hp yang membuat mereka selalu ingin memainkan atau menggunakannya. Murahnya paket-paket internet yang ditawarkan, banyaknya sms gratis dan tawaran bisa menelpon sepuas-puasnya merupakan suatu daya tarik tersendiri bagi siswa karena walaupun mereka tidak ada anggaran khusus untuk membeli pulsa, toh mereka bisa menggunakan uang jajan mereka untuk membelinya. Dengan paket murah tersebut, mereka sudah bisa chatting dan berinteraksi di media sosial, seperti facebook, instagram, twitter, line, path, whatsapp, dll. Mereka dengan mudahnya mengakses internet, browsing dan upload gambar dan video dengan bebas tanpa pergi ke warnet (warung internet) dan kontrol dari orang tua dan guru. Sehingga dari mulanya hanya sekedar iseng seperti melihat foto atau video porno, akhirnya menjadi ketagihan, bahkan “mencobakannya” langsung kepada pacar atau teman atau bahkan orang lain baik secara paksa ataupun sukarela. Ironis sekali, Hp yang syogyanya digunakan untuk yang positif sudah ternoda oleh hal-hal yang negatif tersebut.

Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi pola pikir dan konsentrasi seorang siswa, Siswa yang seharusnya tugas pokoknya adalah belajar, tetapi sudah terpengaruh oleh hal-hal tersebut. Fikiran akan terganggu oleh apa yang pernah mereka saksikan di Hp tersebut. Aklibatnya konsentrasi belajar akan berkurang. Minat belajarpun menurun. Mereka menjadi malas untuk berfikir dan belajar. Tanda-tanda umum kecanduan internet juga dipaparkan oleh Stephen Juan,Ph.D., seorang Antropolog di University of Sydney, di antaranya adalah bisa lupa waktu, muncul gejala-gejala penarikan diri, seperti perasaan stress, kecemasan, kegelisahan, mudah tersinggung, bergetar, menggigil, gerakan mengetik tanpa sadar, obsesif, hingga berkhayal atau bermimpi mengenai internet. Bisa mengurangi kegiatan penting, baik dalam pekerjaan, sosial atau rekreasi. Bahkan ketika sedang belajar, bermain atau bahkan sebelum tidur, dia pasti berfikir pada internet. Walaupun ada beberapa aktifitas positif yang menyebabkan kecanduan seperti social networking (facebook, friendster, instagram, tik tok) dan lainnya. Mereka yang kecanduan internet seakan hidup dengan dunianya sendiri, karena apa yang mereka inginkan selalu disediakan internet. Sehingga mereka akan merasa kehilangan dan gelisah jika tidak ada koneksi internet. Selain itu, kecanduan internet bisa menyebabkan kurangnya kepekaan siswa terhadap lingkungan sosialnya. Mereka mudah acuh terhadap teman, orang tua dan guru, tidak peduli dan mudah tersinggung. Mereka juga mudah berbohong asalkan dapat perhatian dari orang-orang sekitar. Karena. Selain itu, Handphone juga berpengaruh buruk terhadap kesehatan mata, karena terlalu lama di layar hp, komputer atau gadget lainnya Tak asing lagi kita lihat, banyaknya pelajar SMA, SMP bahkan siswa SD adan yang belum bersekolah yang berkacamata minus.

Penggunaan Hp yang berlebihan akan mengalihkan siswa dari tugas pokok seorang pelajar. Ketika guru menerangkan, tetapi fikiran mereka bukanlah ke pelajaran yang diterangkan oleh guru, saat tulah sebenarnya mereka sudah kehilngan inti sari dari sebuah pelajaran. Kemudian akan berlanjut kepada tugas yang diberikan oleh guru. Karena dari awal pembelajaran, sudah tidak berkonstrasi, akhirnya, tugas dan latihan yang diberikan oleh guru juga tidak dapat dimengerti dan tidak tahu harus melakukan apa. Ditambah lagi ketika ada ulangan harian atau tes, siswa akan susah menjawab soal Karen tidak menguasi materi yang diajarkan oleh guru. Akhirnya yang didapat hanyalah nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Tentu saja hal ini dapat berakibat buruk terhadap prestasi belajar mereka. Ada beberapa kasus kita lihat bahwa ada siswa yang dulunya dianggap rajin dan pintar, sekarang jadi malas dan tidak meraih juara lagi. Dulunya rajin membaca buku dan belajar, skarang buku seolah sudah bertukar tempat dengan Hp. Dalam menjawab soal ketika PH (Penilaian Harian), ujian tengah semester atau ujian semester, siswa lebih memilih mencari jawaban melalui google (internet) dan beranggapan guru tidak akan tahu. Padahal nilai kejujuran itu sangatlah penting.

Penggunaan Hp yang berlebihan tentu saja tidak baik bagi pelajar. Perlu kesadaran diri dari pelajar untuk menggunakan Hp sebatas wajar dan sesuai dengan kebutuhan. Seperti untuk kebutuhan komunikasi dengan keluarga dan teman atau mencari materi pembelajaran melalui internet. Guru juga bisa meminat siswa untuk menggunakan HP ketika sedang belajar untuk kegatan pembelajaran, seperti mencari materi, melihat video pembelajaran, menjawab quiz melalaui aplikasi quizizz dan sebagainya. Tetapi, jangan sampai penggunaan Hp bisa menyebabkan disiplin dan hasil belajar menurun menurun. Dengan memainkan Hp, seperti memainkan game atau sibuk berinteraksi di media sosial juga mengakibatkan lupa waktu. lupa sholat, makan dan belajar. Hal-hal yang kecil sekalipun akan berakibat fatal jika terlalu sering menggunakan Hp. Siswa yang lebih rela berjam-jam menghabiskan waktu di depan layar handphone atau gadget lainnya daripada belajar ,tentu saja akan berdampak terhadap prestasi belajar mereka.

Mungkin salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh sorang guru adalah dengan memperketat penggunaan Hp di sekolah ataupun di dalam kelas jika hanya dibutuhkan saja. Sesekali juga bisa dilakukan tindakan pengecekan terhadap handphone android yang dimiliki oleh siswa. Mungkin saja dalam hp mereka tersimpan foto-foto atau video “asusila”. Walaupun dengan dalih dikirim oleh orang lain. Orangtua juga tidak kalah penting perananannya dalam mengontrol penggunaan Hp anak di rumah. Dengan membatasi penggunaan Hp ketika jam belajar di rumah, sehingga anak mereka lebih berkonsentrasi dalam belajar dan membuat tugas sekolah. Perlu pendekatan dari seorang guru dan orang tua kepada anak, terutama anak yang sudah mulai menginjak usia remaja agar memberikan pengertian dan meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya teknologi dan pengaruh negatif yang mungkin tidak bisa kita bendung 100 % tetapi mungkin bisa diminimalisasi. Ada kalanya orang tua perlu melihat aktifitas anak mereka di dalam kamar. Bisa saja kita berfikir sedang belajar, ternyata mereka sibuk dengan memainkan Hp dan terlena dalam “dunia” mereka. Selain itu dengan cara meningkatkan keimanan mereka dengan rajin menyuruhnya sholat, program 18-21, lebih mengaktifkan mereka di acara wirid remaja dan atau mendorong mereka untuk ikut di kegiatan-kegiatan positif lainnnya seperti pramuka, PMR, beladiri dan sebagainya. Dengan bekal nilai-nilai agama, merupakan salah satu tindakan pencegahan dari hal –hal yang buruk yang bisa menyebakan kerusakan moral. Sehingga dengan demikian, diharapkan anak anak kita menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa yang cerdas, berprestasi dan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang digadang – gadang saat ini. Semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan yang keren

12 Mar
Balas

Terimakasih Bu Risma. Salam kenal dan salam Literasi Bu

18 Mar



search

New Post