Armanto

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Enam Lingkung, Kecamatan Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. Saya mu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan hari ke-2

"ASBUN" Jangan Dibaca.

Asal bunyi atau diistilahkan orang asbun dalam pelatihan menulis pemula adalah sangat penting. Proses penciptaan kata asal bunyi atau meletup saja tanpa memikirkan baik dan buruknya atau bagus atau tidaknya kata yang keluar akan mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menulis. Asal bunyi merupakan penulisan kata tanpa makna atau tidak akan muncul terus menerus dalam tulisan kita. Ini penting digunakan untuk latihan menulis karena kita memerlukan waktu dan ruang untuk mengeluarkan seluruh kata-kata dan ungkapan-ungkapan bahasa yang ada dalam pemikiran kita saat menulis. Tetapi apakah semua penulis pemula bisa menerima semua ini? Apakah semua orang mengatakan bahwa menulis asbun adalah betul-betul bullshit untuk sebuah hasil tulisan? Apakah dengan latihan asbun ini ada faedahnya bagi setiap penulis? Bagaimana pula bisa menerapkan prinsip asbun ini dalam menulis yang serius? Siapa pula yang bisa menerima asbun sebagai suatu proses menulis yang harus dilalui oleh seorang penulis pemula atau seorang penulis beneran? Apakah asbun ini bisa membuat orang kreatif dan inovatis dalam menulis? Bisakah itu semua terjadi? Apakah menulis asbun dapat membuat seseorang mengeluarkan pendapatnya seperti itu? Atau apakah ini hanya memang omong kosong belaka? Sekedar mengisi waktu agar kita terbiasa menulis? Apakah dengan menulis asal bunyi ini membuat kita lebih cepat belajar menulis dibandingkan dengan orang yang belajar menulis bukan asal bunyi? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang akan muncul dibenak pikiran orang atau penulis pemula, bagaimana mungkin menulis asal bunyi dapat membantu mereka dalam membiasakan menulis.

Menulis asbun atau menulis asal bunyi pada prinsipnya adalah suatu proses menulis yang memfokuskan pada penciptaan kata-kata sebanyak-banyaknya dalam menulis. Penulisan asbun ini tidak perlu memikirkan tatabahasa dan tata kaedah bahasa yang dibutuhkan sebagaimana jauh berbeda dengan menulis yang "sebenarnya". Penulisan asal bunyi adalah penting dalam rangka membuat kita lebih cepat menghasilkan kata-kata dari pemikiran kita tanpa memikirkan apa itu yang keluar. Kata-kata akan meluncur dengan otomatis dalam pikiran dan langsung disambut oleh tangan kita dengan menuliskannya. Pelatihan dengan komputer sangat membantu proses ini. Penulisan asal bunyi juga mampu membuat seseorang bebas berkreasi dan berinovasi dengan hasil tulisannya. Seseorang akan mampu dengan mudah mengekspresikan dirinya di atas kertas menyampaikan apa saja yang berada dibenaknya tanpa harus takut kalau-kalau tulisannya itu nanti tidak berguna dan tidak akan dibaca orang. Bullshit. Omong kosong. Jangan pikirkan dulu bahwa tulisan kita ini akan dibaca dengan sempurna oleh pembaca. Jangkan pikirkan dulu bahwa sipembaca akan menilai anda sebagai penulis murahan. Jangan pula merasa takut kalau ada kritikan dari mereka, sipembaca dan sipenulis profesional, bahwa tulisan kita adalah sampah. Jangan pula merasa tersinggung dan minder jika tulisan asal bunyi itu membuat orang merasa bosan dan muak dengannya. Cukup katakan saja bahwa tulisan asal bunyi ini diperuntukan untuk diri kita sendiri pula. Jika ada yang membaca tulisan kita, katakan saja bahwa setiap orang boleh membaca tulisan kita tetapi jangan ada kritikan. Katakan saja bahwa menulis tanpa memikirkan apa-apa adalah proses penggalian ide yang maha dahsyat. Tidak ada satupun yang menghalangi kita dalam menulis. Tidak ada lagi penghambat dari dalam diri kita sendiri yang menyebabkan kita terhenti untuk menulis.

Penulis asal bunyi lebih merdeka dalam menyampaikan idenya. Penulis asbun mampu menciptakan banyak ide liar ke atas kertas. Ia tidak hanya bisa membuat tulisan lebih panjang, tetapi ia juga mampu menciptakan pendapat-pendapat bermanfaat. Memang, tidak semua orang menyetujui penulis asal bunyi. Namun, bagi anda pemula, cobalah menulis dengan tidak memikirkan baik buruknya tulisan anda. Mulailah menulis seperti apa yang ada dalam pikiran kamu. Tulislah apa saja dulu. Tulis. Tulis. Tulis. Hanya itu yang menjadi moto kita. Buruk atau baiknya tulisan kita, jangan perdulikan. Tidak perlu juga dipikirkan jika tulisan anda dikomentari oleh orang lain.

Dalam latihan menulis asal bunyi, penulis harus menentukan berapa kata yang harus ia ciptakan dan keluarkan selama proses menulis. Misalnya, untuk satu kali proses pelatihan menulis asal bunyi kita menargetkan ada 1000 kata yang mesti kita ciptakan. Bahkan, kita juga memutuskan berapa lama waktu yang kita butuhkan selama satu kali menulis asbun ini. Saya biasanya menghabiskan waktu saya selama satu jam. Non stop tanpa berhenti menulis. Jika tadi saya menulis mulai jam tujuh pagi maka saya harus menyelesaikan tulisan ini jam sembilan nantinya. Penetapan jumlah kata dan jumlah waktu yang digunakan untuk latihan ini bisa memfokuskan kita agar cepat menulis dan terfokus pada penulisan saja. Mau coba? Silahkan saja. Nanti lihat sendiri apa yang terjadi. Setidaknya anda akan berseru sendiri bahwa kita dapat menciptakan kta-kata. Bisa jadi kita menciptakan kata-kata melebihi dari jumlahkata yang ditargetkan.

Menulis asal bunyi banyak dilakukan dan dipraktekkan oleh penulis-penulis terkenal. James William, seorang penulis jenius ditahun sembilan puluhan, tepatnya 1992, melatih dirinya dengan menulis asbun. Randy Mc. Laren, juga sebelum menjadi penulis terkenal mengatakan bahwa menulis untuk mengeluarkan kata-kata memang sangat dibutuhkan dalam rangka menghancurkan kebekuan dalam pemikiran. Menulis asbun bisa juga membantu kita untuk mengeluarkan semua unek-unek atau pemikiran-pemikiran sampah yang muncul liar saat kita menulis. Jika semua kata-kata dan pemikiran itu sudah bisa dikeluarkan dan disingkirkan, maka pemikiran yang murni akan menjadi sisanya. Artinya pemikiran fokus yang tersisa. Sehingga, kita tidak perlu lagi memikirkan dengan kuat apa yang akan ditulis selanjutnya.

Bagaimana kalau banyak pemikiran muncul saat menulis?

Hampir semua penulis ketika memulai menulis harus menyingkirkan dulu apa yang akan menghalanginya dalam menulis. Disinilah fungsinya menulis asbun tersebut. Pada saat akan menulis, kita banyak dihadapkan dengan cobaan-cobaan yang menjadi penghalang kita dalam menulis. Pada saat menulis, pemikiran kita dipenuhi dengan pikiran lain atau gangguan ekternal lainnya. Dalam menulis, bisa saja kita teringat yang lain yang tidak ada hubungannya dengan fokus pembahasan. Bisa saja, kita teringat dengan teman-teman kita yang sedang menunggu di pasar. Kita teringat dengan tugas-tugas sekolah yang belum siap sementara sebentar lagi harus diserahkan. Bisa saja kita teringat dengan pakaian-pakaian kita belum dicuci, atau belum digosok/disetrika. Bisa jadi kita teringat dengan hewan piaraan kita, seperti kucing si Manis, yang belum diberi makan dan minum sementara sudah waktunya. Bisa jadi kita terpikir dengan buku tulis yang belum dibungkus. Dan apa saja akan muncul dalam benak kita saat sedang menulis. Apakah itu harus kita singkirkan terlebih dahulu? atau kita biarkan saja dia menggerogoti pikiran kita dari tahap awal menulis hingga pada proses akhir kita menulis? Bahkan faktor luarpun sering menghalangi kita untuk berhenti menulis, meskipun itu hanya beberapa saat. Misalnya, saat kita menulis, anak kita sibungsu yang berusia 2 tahun, mulai belajar berjalan cepat, menubruk punggung kita dan memangku kita. Kita terpaksa harus berhenti dulu sejenak menulis dan menyediakan waktu beberapa waktu untuk memeluk anak kita dan menyayanginya. Halangan lain seperti panggilan dari istri yang mengajak kita berbicara. Bahkan kita harus ikut menanggapi pembicaraannya. Adalagi halangan dari bunyi-bunyian keras dan lunak yang terdengar oleh kita saat menulis. Bagi sebagian orang bunyi-bunyi seperti itu mengganggu konsentrasinya dalam menulis. Jika semua ini terjadi pada diri kita, apakah kita harus berhenti menulis? Apakah kita harus membiarkan terlebih dahulu semua halangan itu lewat dipikiran kita? Apakah kita mengatakan bahwa tulisan kita tidak bisa banyak? Hanya beberapa puluh kata, lalu berhenti menulis, dan mengatakan saya akan menulis lagi kalau tidak ada lagi halangan. Saya akan menulis kembali jika anak-anak sudah tidur. Dan saya akan menulis kembali jika bunyi klakson mobil tidak kedengaran lagi, Saya mengulang kembali latihan menulis jika semua sudah sunyi. Mungkinkah semua ini bisa terjadi? Mungkinkah gangguan itu hilang? Mungkinkah bunyi-bunyian itu hilang dan berhenti? Kalaupun itu bisa terjadi, biasanya kita menulis ditengah malam sunyi. Menunggu orang lain tidur terlebih dahulu dan jalan raya sudah kosong oleh kendaraan-kendaraan bermotor. Dan, pintu kamar kita kunci rapat. Telinga disumbat dengan headphone, sehingga tidak ada yang mengganggu konsentrasi kita waktu menulis.

Namun demikian, tantangan-tantangan dalam menulis atau saat sedang menulis seperti di atas harus disingkirkan tanpa menunggu semua kondisi sunyi dan tidak bergerak. Di sinilah letaknya kepiawaian penulis asbun. Penulis asbun mampu menyingkiran semua kendala yang menggangu pikirannya saat menulis. Penulis asbun mampu berkonsentrasi penuh dalam kondisi riuk pikuk dan gundah gulana. Bahkan ada penulis asbun yang mampu menggunakan kesempatan ricuh ini sebagai ajang menulis. Kita tahu bahwa penulis asbun bertugas untuk menyingkirkan semua gangguan-gangguan pikiran yang sering muncul saat kita menulis. Penulis asbun mampu menyingkirkan satu-pertasu gangguan-ganguani itu dengan cara menuliskan gangguan itu di atas kertasnya. Dia menuliskan di kertas bahwa dia mendengar suara mobil yang bising. Dia mendengar klakson motor yang lengking. Dia mendengar anak kecil tetangga sedang menangis keras karena ditinggal oleh ayahnya yang akan pergi ke kantor. Dia, penulis asbun, mendengar suara tivi yang terlalu keras dari kamar anaknya. Dia teringat dengan itik-itik piaraannya yang belum diberi makan. Dia juga teringat bahwa dia harus pergi pagi ini ke bank untuk mengurus banknya yang telah lama tidak aktif dan mengaktifkan kembali ATM Banking. Dia juga ingat bahwa ia harus mengganti baterai dan keyboard notebuknya yang sudah lama tidak diperbaiki. Waduuh.. banyak sakil muncul dalam pikiran kita dalam menulis. Bagi penulis asbun, semua ini dituliskannya dalam sebuah kertas atau di atas kertas usang sebagai tulisan sampah. Mengapa bisa dikatakan tulisan sampah? Pada saat kita menulis sebuah topik yang idenya muncul tentang hal lain, maka pada saat itu, ide-ide yang tidak mendukung itu saya istilahkan ide sampah.

Lalu, apakah ide sampah itu harus kita campur adukkan dengan tulisan kita? Tidakkah ini dapat mengacaukan pikiran kita sehingga keluar dari topik pembahasan? Jawaban kedua pertanyaan ini tentu mengacaukan pikiran kita. Sehingga kita tidak fokus dalam membahas suatu topik. Dan, bagaimanakah caranya agar kita tetap kembali fokus dengan pembahasan? Mudah sekali. Menurut saya, sesuai dengan pengalaman saya bahwa kita harus menyediakan sebuah kertas buku kedua di samping kita. Buku kedua ini adalah terpisah dengan buku yang kita gunakan untuk membahas topik. Jika pemikiran kita melayang, teringat akan sesuatu, mendengar bunyi-bunyiaan, dan mendengar suara gaduh dari luar, maka tuliskanlah kondisi-kondisi penghalang itu, semuanya, dibuku kedua yang berada disamping kita. Tuliskan semuanya. Loh, tidakkah ini mengganggu kita dalam menulis. Tentu saja. Tetapi yakinlah. Itu terjadi hanya sesaat. Ketika semua yang mengganggu pemikiran kita kita tuliskan di atas kertas, maka pemikiran yang tersisa lagi adalah pokok diskusi saja. Jika ini terjadi, maka lanjutkan pembahasan kita pada buku pertama. Memang ini semua terjadi kepada penulis pemula. Kita harus melalui tahap ini jika ingin belajar bagaimana cara menyampaikan ide kita dengan baik. Benar bukan?

Ide-ide liar banyak gentayangan saat kita mulai menulis. Ini dapat menggangu konsentrasi kita. Tetapi kondisi ini juga membantu kita dalam mencari topik pembahasan yang sesuai dengan selera kita. Kita harus mengadakan penggalian ide dari ide-ide liar itu. Entah mengapa, semua ide itu muncul dan muncul lagi dalam pikiran kita saat kita telah memutuhkan satu pokok pikiran saja. Walaupun demikian, kita tentu tidak mungkin harus tidak fokus. Bagaimana caranya agar ide-ide liar itu bisa dikelola dengan baik? Bagaimana ide-ide liar itu bisa dimanfaatkan menghasilkan suatu ide kreatif dan inofativ? Pemikiran seperti ini membuat kita lebih kaya dengan berbagai gagasan. Semua ini akan muncul jika kita memulai menulis asbun.

Demikianlah pendapat dan argumen saya tentang menulis asal bunyi (asbun). Menulis asbun adalah sangat penting dalam penggalian ide dan pelatihan keterampilan. Sipenulis asbun bisa menjadi penulis kreatif dan inovatif karena dia bebas mengeluarkan semua ideanya, sehingga itu memungkin akan muncul ide baru. Penulis asbun bisa menciptakan banyak kata atau tulisan sekali duduk saja. Dia bisa membuat satu artikel sambil duduk tanpa harus bersusah payah menggali ide-ide dari luar. Penulis asbun pun merasakan bahwa menulis itu tidaklah susah. Dia bisa menari-narikan jemarinya di atas keyboard sambil menstransfer ide-idenya dalam dokumen wordnya. Penulis asbun merasa bebas dan kreatif. Penulis asbun merasa dirinya lebih gembira tanpa ada halangan. Jika anda setuju dengan argumen saya, mulailah melatih diri menulis asbun. Biarkan semua ide kita mengalir seperti air mengalir. Dan, jika ada pertanyaan, atau komentar dari pembaca, tuliskanlah dalam kotak komentar yang berada di bawah tulisan ini. Semoga bermanfaat. Terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul Pak!

28 Jan
Balas

Keren

28 Jan
Balas

Trims berat Devi Rovina dan Fauziah. Selamat berkarya.

28 Jan
Balas



search

New Post