Armaya sari

PENTINGNYA MENULIS BAGI KU Menulis adalah bagian dari hidup ku. Aku adalah tipical manusia kurang dapat mengungkapkan perasaan langsung. Kala aku dulu menyukai...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi guru kreatif, Bagaimana caranya?

Menjadi guru kreatif, Bagaimana caranya?

Menjadi guru yang kreatif, Bagaimana caranya?

Tokoh utama yang berperan penting dalam suatu pedidikan adalah seorang guru. Guru adalah garda terdepan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Bila ingin melihat suatu negara itu baik pendidikannya dapat dilihat bagaimana kualitas gurunya. Bukan dari software, hardware ataupun metode canggih yang dapat menggubah pendidikan itu semakin baik, tetapi esensi utamanya adalah kualitas gurunya.

“Guru menciptakan suasana belajar aman dan nyaman secara emosional dan intelektual”

Terkadang ada banyak pertanyaan dalam bedak siswa, tetapi ada semacam perasaan malu ataupun sungkan, dikira bodoh jika bertanya suatu pertanyaan. Sebagai seorang guru, tugas kita adalah menciptakan suasana yang aman secara emosional kepada siswa. Bagaimana caranya menciptakan suasana seperti ini?

Ciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual.

Selain menguasai materi dan memiliki wawasan yang luas, seorang guru juga harus memiliki kemampuan menciptakan suasana kelas yang memberikan keamanan secara emosional bagi anak. Agar anak bisa percaya diri dan tak takut mengambil risiko. Bebaskan anak untuk menunjukkan bakat, kemampuan, atau pendapatnya di depan kelas. Tanamkan peraturan untuk tidak boleh merendahka atau meremehkan pendapat orang lain. Ajarkan pula anak didik untuk mengucapkan terima kasih dan menghargai setiap pendapat yang dikemukan oleh temannya.

Ciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya menjawab dengan betul

Hal yang selama ini terjadi dalam budaya pendidikan di Indonesia adalah bagaimana caranya bisa menawab pertanyaan dengan betul atau benar. Alhasil, anak akan terbiasa untuk mencari jawaban benar tersebut dengan segala cara, meskipun harus dengan cara yang tidak benar seperti mencontek.

Ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah satu pertanyaan, tetapi memiliki jawaban yang banyak. Bandingkan pertanyaan yang hanya memiliki hanya satu jawaban yang benar. Siswa berlomba-lomba untuk menjawab pertanyaan itu dengan benar dan pasti, sehingga jalan yang ditempuh adalah dengan mencontek. Membiasakan siswa untuk memberikan jawaban ataupun sanggahan terhadap pernyataan dari kawannya ataupun dari gurunya. Yang terpenting adalah menggucapkan terima kasih dan memberikan tepukan tangan kepada siswa yang telah bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini dapat memicu semangat kepada kawan-kawannya untuk berlaku sama dengan kawannya yang diberikan pujian berupa terima kasih dan tepukan tangan.

Memberikan motivasi kepada siswa bahwa bertanya dan mengukapkan perasaan tidaklah hina dan dianggap bodoh. Kita guru dapat menjadi motivator yang hebat kepada siswa kita. Berikan rasa percaya diri dengan memberikan pengguatan bahwa yang bertanya itu berarti faham akan materi yang sedang kita dapatkan saat ini. Bila perlu kita memberikan iming-iming berupa reward kepada siswa yang sering bertanya. Hal ini dapat menjadi pemicu siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal yang terpenting adalah penggunaan bahasa kita kepada siswa, tidak bersifat menjatuhkan ataupun sepele terhadap pertanyaan ataupun komen yang diberikan kepada kita guru. Cara ini yang dapat kita lakukan kepada siswa untuk menciptakan susana hangat dalam kelas.

Idealnya, jika input dan proses baik, maka outputnya juga akan baik. Kondisi seperti itulah yang menjadi harapan masyarakat dari pendidikan. Pendek kata, masyarakat sebagai konsumen pendidikan menginginkan input yang dititipkan (peserta didik) kepada sekolah yang tadinya kurang baik bisa menjadi baik, dan yang baik bisa menjadi lebih baik lagi.

Pernahkah kita bertanya dalam hati kita sendiri. “Bagaimana bila saat ini saya menjadi seperti siswa saya sekarang ini?”. Apakah saya senang dengan cara guru saya mengajar saat ini (yaitu saya sendiri)?

Seorang guru yang keren menewen itu adalah dapat menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran. Tentunya tidaklah 100 % siswa terlibat aktif semua. Paling tidak suasana kelas kondusif dan apa yang menjadi harapan kita sampai kepada siswa. Artinya apa bila seorang guru mengajar dengan waktu 40 menit, maka dalam waktu 40 menit itu siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran.

Tak selamanya guru dapat menciptakan suasana kelas yang aktif. Namun kita guru membutuhkan keseriusan dan latihan untuk dapat menciptakan suasana itu. Untuk dapat menuju keadaan itu tentunya kita harus mampu jujur pada diri kita sendiri. “Seberapa besarkah siswa kita aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran yang kita lakukan.”

Kuncinya ada di waktu 5 menit terakhir pembelajaran. Berikan kesempatan siswa untuk merangkum hasil pembelajaran hari ini dengan bahasa yang difahaminya sendiri atau memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. Berikan pertanyaan kepada siswa “Apakah ilmu atau pengetahuan baru hari ini yang sebelumnya belum kamu dapatkan “.

#Tantangan gurusiana hari ke 24#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Guru memfasitasi siswa, juga motivator bagi siswa. Saatnya merdeka belajar

22 Feb
Balas

betol buk semangat memupuk jiwa agent of change

22 Feb

Memfasilitasi maaf salah pencet td

22 Feb
Balas

Top lh buk

22 Feb
Balas

Betul sekali bu

22 Feb
Balas

Terima kasih bapak ibu atas komentarnya

22 Feb



search

New Post