Arnoldi Arnoldi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

NAN KURIAK KUNDI NAN MERAH SAGO

Pembimbingan merupakan inti dari pada pelakasanaan tugas pokok penilik yang bertanggungjawab terhadap pengendalian mutu program PAUD, sehubungan dengan belum adanya cara pembimbingan yang dilakukan oleh penilik yang efektif dan efisien dalam melakukan pengendalian mutu program PAUD, maka berdasarkan permasalahan yang penulis temui, maka penulis terinspirasi untuk memilih cara pembimbingan dengan model bimbingan komprehensif dan berkelanjutan (bikomtan) dengan penerapan nilai adat nan kuriak kundi, nan merah sago.

Sejak zaman dahulunya karakter budi pekerti dan bahasa ini sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat kita di Minangkabau ini, yang dikenal dengan pribahasa ”Nan kuriak kundi, nan merah sago” yang artinya nan baik budi nan indah baso (bahasa). Sekarang dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih dan pengaruh globalisasi yang begitu pesat sehingga etika berbahasa antara orang tua dengan anak, guru dengan peserta didik, guru dengan guru, dan lain sebagainya sudah mulai berkurang.

Nan kuriak kundi, nan merah sago adalah petatah petitih yang ada di suku minang kabau , patatah petitih dalam bahasa indonesia dikenal dengan peribahasa. Pada suku minang kabau dalam menyampaikan maksud dan tujuan disampaikan dalam bentuk petatah petitih, petatah patitih merupakan kata-kata dan kalimat-kalimat yang samar namun memiliki arti dan tujuan yang jelas.

Peribahasa ”Nan kuriak kundi, nan merah sago” terdiri dari dua kata inti yaitu kundi dan sago, kundi dan sago adalah tumbuhan hutan yang sangat mirip sekali, dan untuk membedakannya hanya dengan melihat warna buahnya (bijinya), jika buahnya berwarna kuriak (bintik-bintik) adalah tumbuhan kundi, sedangkan yang berwarna merah adalah tumbuhan sago.

Nan kuriak kundi nan merah sago dalam bahasa minangkabau berarti nan baiak budi nan indah bahaso, dalam bahasa indonesianya yang baik budi yang indah bahasa . sikap dan perilaku yang berbudi baik dan bahasa yang indah inilah yang menjadi karakter masyarakat minangkabau, yang dikembangkan oleh mamak (paman), orang tua, dan guru baik dirumah, maupun disurau (mushallah) yang pada gilirannya membuat masyarakat minang yang berkarakter sehingga suasana aman dan nyaman di tengah masyarakat dapat tercipta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak ketua... sukses selalu Pak Arnold, ditunggu bukunya ya...

10 Apr
Balas

Sangat bermanfaat Pak Arnoldi, salam kenal dari Jember Jawa timur

10 Aug
Balas



search

New Post