Arnold Jacobus

Saya hanyalah seorang Guru yang ingin berbagi dengan sesama....

Selengkapnya
Navigasi Web
KARAKTER KITA, KARAKTER MEREKA

KARAKTER KITA, KARAKTER MEREKA

==HARI GURU NASIONAL 2017== Tahun 2017 ini peringatan Hari Guru Nasional bertema “MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KETELADANAN GURU”. Tema yang menarik buatku. Karena itulah inti dari Pendidikan. Teringat dengan hasil Penelitian Tesis yang kubuat tempo hari, ada kaitannya dengan tema HGN tahun ini. Keteladanan Guru (Exemplary Teacher). Salah satu cara menanamkan karakter baik kepada peserta didik adalah melalui contoh yang baik dari seorang guru. Di sekolah, peran guru sangat penting dan perilaku guru akan menjadi ukuran keteladanan peserta didiknya. “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, itu adalah pepatah yang disampaikan betapa seorang guru bisa menjadikan anak didiknya memiliki karakter baik atau buruk. Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, terutama dalam pendidikan karakter, yang sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Hal ini dimaklumi karena manusia merupakan mahkluk yang suka mencontoh, termasuk peserta didik yang mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya sendiri. Guru harus membimbing anak dengan sabar. Sikap yang demikian dilakukan oleh guru agar anak dapat mencontoh perbuatan peduli sesama dan sopan kepada orang lain. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Daryanto dan Darmiatun (2013: 103) bahwa keteladanan dapat ditunjukkan dalam perilaku dan sikap pendidik sehingga dapat menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya. Hal ini, senada juga dengan pendapat Asrori, H.M. (2015: 158) bahwa seorang pendidik bukan hanya mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk, melainkan sanggup berbuat menurut norma-norma kesusilaan sehingga pendidik dapat menjadi model norma bagi peserta didik. Penanaman karakter kepada peserta didik tidak hanya dilakukan guru dengan cara memerintah melalui ucapan, tetapi guru juga melakukan apa yang dia perintah. Karena satu perbuatan lebih baik dari seribu nasihat. Pepatah arab mengatakan bahwa “Kaifa yastaqqimudzdzhillu wal ‘uudu a’waj” (bagaimana bayangan akan lurus, bila tonggaknya bengkok). Pepatah itu mengajarkan kita bahwa seorang guru merupakan sosok yang berperan penting dalam membentuk karakter peserta didik dengan cara melakukan apa yang dia perintahkan. Seperti yang dikatakan oleh Fuad bin Abdul A.A. (2015: 11) bahwa seorang guru harus melakukan apa yang diperintahkan kepada anak didiknya. Allah SWT memperingatkan kita tentang pentingnya keselarasan antara ucapan dan perbuatan melalui Firman-Nya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (Fuad bin Abdul A.A. 2015: 11) “Wahai orang-orang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan”. (Q.S. Ash-Shaf: 2-3). Ayat di atas menjelaskan bahwa jika kita mengatakan (menyuruh melakukan) kebaikan dan menganjurkannya, maka kita adalah orang yang pertama kali yang harus melakukannya, dan ketika kita melarang keburukan, maka kita yang harus menjauhinya pertama kali, karena Allah SWT sangat membenci orang yang tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatannya. Dalam bukunya, Fadhl Ilahi (2012: 151) menyatakan bahwa sosok manusia yang pantas dijadikan pedoman untuk menjadi guru yang baik adalah Nabi besar Muhammad SAW. Beliau adalah guru yang selain memerintah melalui ucapan, juga melakukan apa yang diucapkan. Ada dua cara yang beliau lakukan dalam memberikan keteladanan kepada muridnya, yaitu pertama, melakukan apa yang dia perintahkan atau menjauhi apa yang dia larang kepada anak muridnya. Cara kedua, beliau menjelaskan apa yang diucapkannya lalu mengiringinya dengan perbuatan (praktik). Oleh karena keteladanan yang ditunjukkan oleh Rasulullah, maka beliau dari dulu sampai sekarang memiliki pengikut yang sangat banyak. Bahkan seorang penulis Barat Michael H. Hart (1982: 1) menempatkan beliau pada posisi nomor satu dalam seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah. Pengaruh yang beliau miliki didapat dari keteladanan yang beliau berikan kepada umatnya. Oleh karena itu, seorang guru agar bisa memiliki pengaruh yang besar bagi peserta didik untuk mengubah karakter mereka, maka guru harus memiliki keteladanan yang baik. Marilah jadi teladan yang baik bagi peserta didik. Seperti judul sebuah buku “Mendidik Karakter dengan Karakter”. Didiklah karakter anak dengan karakter kita. Arnold Jacobus, M.Pd.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow ada penulis hebat

29 Nov
Balas



search

New Post