Arnold Jacobus

Saya hanyalah seorang Guru yang ingin berbagi dengan sesama....

Selengkapnya
Navigasi Web
''SEMUA ANAK CERDAS''

''SEMUA ANAK CERDAS''

Dalam sebuah hutan, terdapat satu sekolah yang murid-muridnya terdiri dari beberapa binatang. Ada burung yang memiliki bulu yang indah selalu terbang menembus awan. Sang kelinci terlihat sangat senang meloncat-loncat. Si ikan mungil dengan lincahnya berenang ke sana-sini. Monyet yang doyan pisang, memanjat pohon dengan gesitnya. Kuda yang gagah berlari dengan kencangnya meninggalkan temannya.

Setiap hari mereka belajar dengan gurunya sang burung hantu yang terkenal bijak. Berbagai pelajaran mereka ikuti. Ada pelajaran terbang, berenang, melompat, memanjat, serta pelajaran berlari. Saat pelajaran terbang, sang burung yang berbulu indah lah yang mendapatkan nilai tertinggi, dia sangat bangga dan senang mengikuti pelajaran terbang. Teman-temannya yang lain juga mengikuti pelajaran itu, namun mereka kesulitan untuk terbang. Berkali-kali mereka mencoba, namun tetap saja terasa sulit bagi mereka. Sang guru pun sangat marah dengan mereka yang tidak bisa terbang. Begitu juga ketika pelajaran berenang, maka ikan mungil dengan cepatnya menguasainya. Dia yang menjadi juara pada pelajaran itu. Ketika pelajaran memanjat, sang monyet yang terlihat girang sekali, karena dia memiliki keahlian memanjat.

Di akhir tahun, mereka pun mengikuti ujian kelulusan. Beberapa materi ujian harus mereka ikuti, yaitu: ujian berenang, melompat, terbang, berlari, dan memanjat. Namun sang guru sangat kecewa ketika melihat hasil ujian murid-muridnya. Tidak ada muridnya yang menguasai semua materi ujian. Ada yang tinggi di satu atau dua ujian, tapi rendah diujian yang lain.

Cerita di atas menggambarkan sistem pendidikan kita. Semua anak dipaksa untuk menguasai semua pelajaran. Pelajaran bahasa, matematika, ilmu alam, ilmu sosial, ilmu kewarganegaraan, ilmu seni, ilmu olahraga, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Ketika anak tidak bisa menguasai semua pelajaran, maka anak dikategorikan sebagai anak yang kurang pintar. Sesungguhnya semua anak adalah cerdas. Semua anak memiliki kecerdasan masing-masing.

Kemampuan anak kita seluas samudera. Berbagai potensi terpendam merupakan HARTA KARUN orang tua ataupun guru. Anak memiliki kecerdasan majemuk atau multiple intelligences. Multiple intelligences merupakan teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog dari Harvard University, bahwa setiap anak punya kecenderungan kecerdasan dari beberapa kecerdasan, yaitu:

1. Kecerdasan Linguistik. Kecerdasan berbahasa yang dimiliki para orator, negosiator, pengacara, atau pemimpin Negara.

2. Kecerdasan Matematis-Logis. Kecerdasan berhitung dan berpikir logis ilmiah, yaitu kecerdasan yang dimiliki para ilmuwan atau filsuf.

3. Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan melihat secara detil objek-objek di sekeliling, ini dimiliki para insinyur (arsitek), pilot, navigator, atau penemu.

4. Kecerdasan Musikal. Kemampuan dalam bidang musik, kecerdasan oleh para musisi, seniman, atau budayawan.

5. Kecerdasan Kinestesis. Kemampuan menggunakan anggota tubuh, para atlit dan penari memiliki kecerdasan ini.

6. Kecerdasan Interpersonal. Kecerdasan seseorang untuk berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya. Kecerdasan ini dimilki oleh para sosiolog, psikolog, atau konselor (akuntan).

7. Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan mengenali dan memahami diri sendiri. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ahli di bidang ilmu tertentu, filsuf, trainer, atau motivator.

8. Kecerdasan Naturalis. Kecerdasan mengenali lingkungan alam. Ini dimiliki para arkeolog, antropolog, neorolog, atau pencinta lingkungan.

9. Kecerdasan Eksistensial/Spiritual. Kecerdasan merasakan dan menghayati berbagai pengalaman ruhani Ketuhanan. Ini dimiliki oleh ahli spiritual (sufi), ruhaniwan (tokoh agama), atau filsuf.

Anak-anak memiliki variasi potensi kecerdasan masing-masing. Ada yang hanya punya satu kecerdasan yang dominan. Sedangkan yang lain rendah. Ada yang memiliki dua, tiga, atau bahkan semua kecerdasanya dominan. Menurut Howard Gardner, tidak ada manusia yang bodoh.

Ketika tampil pada acara Kick Andy, Prof. Yohanes Surya membuktikan bahwa tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka belum menemukan GURU TERBAIK dan METODE BELAJAR yang tepat. Alhasil, keempat siswa yang dianggap paling bodoh dari papua menjuarai Olimpiade matematika-sains tingkat Asia. Mereka adalah Tina. Demira. Kohoy, Christias.

Munif Chatib dalam bukunya sekolahnya manusia, menerangkan bahwa kecerdasan majemuk seseorang memiliki dua sisi, yaitu gaya belajar, dan profesi. Sisi pertama, gaya belajar dapat digunakan pada saat anak usia pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan dasar (SD, SMP). Pada fase ini, Kecerdasan majemuk anak dapat disalurkan melalui gaya belajarnya. Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dapat tercipta jika strategi mengajar guru = gaya belajar anak.

Pada tahun 2015, di kelas 5 pelajaran matematika. Sebagian besar anak kesulitan untuk menghafal rumus-rumus luas bangun datar dan volume bangun ruang. Saya pun menggunakan strategi multiple intelligences dengan cara menghafal rumus-rumus melalui nada sebuah lagu. Anak diberi kebebasan menyanyikan sebuah lagu yang liriknya diganti dengan rumus-rumus. Berikut contohnya (diambil dari lagu Mirasantika oleh Rhoma Irama):

Luas persegi panjang (minuman keras miras)

Inilah rumusnya (apapun namamu)

Panjang dikali lebar- panjang dikali lebar (tak akan kureguk lagi dan tak akan kuminum lagi)

Itulah luas luas (walau setetes setetes)

Dalam kegiatan belajar itu, banyak lagu-lagu yang mereka ubah liriknya. Terlihat kesenangan dalam wajah dan gerakan mereka ketika menyanyikan lagu itu. Trisna, seorang anak yang tidak menyukai pelajaran matematika, terlihat gembira selama pembelajaran ini, ketika ditanya rumus-rumus, dia bisa menjawabnya dengan benar. Strategi belajar ini saya gunakan untuk mengakomodasi anak yang memiliki kecerdasan musikal, kinestetik, dan interpersonal ketika anak bekerjasama mengarang dan menyanyikan lagu.

Anak yang memiliki kecerdasan natural, visual-sparsial, kinestesis, dan interpersonal dapat disalurkan kecerdasannya melalui pembelajaran di luar kelas. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Mega fitriani ketika saya mengamati pembelajaran yang dilakukan pada kelas VI. Anak secara berkelompok diajak mengamati dan mencari beberapa tumbuhan di sekeliling sekolah untuk diidentifikasi ciri khususnya.

Sisi kedua menurut Munif Chatib, kecerdasan majemuk seseorang dapat digunakan dalam profesi (pekerjaan). Pada fase anak menjalani sekolah menengah atas (SMA) dan perguruan tinggi. Pada usia SMA, anak sudah diarahkan kepada jurusan sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya.

Kisah seorang penyanyi yang bernama asli Teuku Adifitrian, yang kuliah di Universitas Indonesia pada jurusan kedokteran dan telah meraih gelar spesialis bedah plastik. Dari kedua profesi yang dijalaninya, profesi menyanyi yang paling mencolok sehingga membuatnya menjadi terkenal. Kecerdasan yang dimilikinya adalah kecerdasan linguistik, karena kecerdasan ini sudah tertanam dalam dirinya, ini yang membuat dia sangat menjiwai perannya sebagai seorang penyanyi. Pria ini dikenal dengan nama Tompi.

Di dalam diri anak ada BERLIAN. Tugas kita sebagai orang tua dan guru untuk menggali dan memolesnya menjadi sebuah perhiasan yang mewah dan bernilai tinggi. Temukan berlian itu, lihatlah kemilaunya menyinari kita dan dunia.

Pemangkat, 3 Desember 2017

Arnold Jacobus, M.Pd.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

salam kenal Saya juga pernah menulis buku parenting dan sangat sepaham dengan postingan bapak Selamat menulis.

03 Dec
Balas

Kembangkan potensi anak dengan kecerdasan yang mereka miliki . salam kenal

09 Dec
Balas

salam kenal jg bu...sangat kenal bisa kenal dengan ibu yang super...

03 Dec
Balas



search

New Post