Artha Kristanti

Mengajar di SMPN 5 Yogyakarta, salah satu keberuntunganku. Ditengah tengah siswa cerdas, membuat aku tidak boleh berhenti belajar dan berinovasi. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nasehat Sang Pangeran

Nasehat Sang Pangeran

Sebuah keuntungan saat aku mengajar disebuah sekolah terbaik di kotaku. Siswaku adalah anak-anak yang cerdas. Mereka adalah kumpulan dari siswa terpintar seluruh SD di penjuru kota. Tidak hanya itu, sebagian besar siswaku adalah anak orang hebat. Mulai dari anak dosen PTN/PTS, anak pejabat daerah, anak anggota DPR, anak menteri, bahkan anak Adipati Penguasa Tertinggi di Puro Pakualaman. Di kotaku tidak ada kuota khusus untuk anak pejabat. Mereka yang diterima di sekolahku pasti anak yang pintar dengan nilai USBN sesuai kuota yang diterima. Dari mengajar anak-anak orang hebat ini lah banyak kisah yang aku alami, menegangkan, membanggakan bahkan mengharukan.

Salah satu kisahku adalah saat mengajar salah satu putra K.G.P.A.A. Paku Alam X. Seorang Adipati Penguasa di Puro Pakualam, sekaligus Wakil Gubernur D.I Yogyakarta. Mas Suryo namanya. Sekarang mendapat gelar B.P.H. Kusumo Bimantoro. Kehidupan bangsawan sebelumnya kubayangkan sangat kaku karena sarat tatakrama, membatasi diri dengan rakyat karena kesibukannya, dan mungkin sedikit angkuh saat bergaul. Tetapi ternyata dugaanku meleset. Saat mengenal Mas Suryo dan keluarganya tidak aku temukan kekakuan atau keangkuhan tersebut, bahkan sebaliknya. Mas Suryo disamping pintar dan cerdas dia juga ramah, baik hati dan sangat sopan. Jiwa pemimpinnya sudah tampak, bahkan karisma seorang pangeran dapat dirasakan disekelilingnya. Di kelas, dia seorang pemimpin yang disegani teman-temannya. Di kalangan guru dia adalah siswa yang menyenangkan karena dapat diandalkan.

Dengan mengajar Mas Suryo, aku jadi mengenal keluarganya, mulai kakek neneknya, ayah ibunya maupun adik satu-satunya B.P.H. Kusumo Kuntonugroho. Beberapa tahun kemudian adiknya tersebut juga menjadi salah satu siswaku. Keramahan dan kesopanan Mas Suryo jelas hasil didikan keluarga besarnya. Dalam urusan sekolah, aku selalu berhubungan dengan sang Ibu, G.K.B.R.Ay.A. Paku Alam X. Dari sosok Ibu ini, aku mendapat gambaran keagungan seorang Ratu. Sifatnya yang ramah, sopan, rendah hati dan suka membantu selalu tampak dalam setiap interaksi dengannya. Seperti layaknya ibu, dia sangat memperhatikan perkembangan prestasi putranya. Salah satunya dengan selalu berkonsultasi tentang permasalahan yang mungkin dialami Mas Suryo di kelas.

Keluarga besar Mas Suryo tidak pernah meminta pelayanan yang khusus karena kebangsawanannya . Semua peraturan yang diterapkan di sekolah berlaku juga untuk dia. Perlakukan kami sebagai guru juga tidak ada perbedaan. Jika melanggar disiplin kami pasti akan menghukumnya. Jika nilainya belum memenuhi kriteria, kami akan memberi remidial atau perbaikan. Semua kegiatan sekolah baik ekstrakurikuler, berkemah, atau studi tour diikutinya dengan baik. Ada cerita unik saat mendampingi siswa studi tour ke Bali. Salah satu siswanya adalah Mas Suryo. Pada saat berhenti di pusat oleh-oleh terbesar di Bali, Mas Suryo membeli banyak sekali oleh-oleh. Jauh lebih banyak dari teman-temannya. Kami guru-gurunya penasaran, mengingat adiknya hanya satu. Saat ditanya, ternyata semua oleh-olehnya akan di bagi untuk semua pembantunya di rumah. Kami kembali kagum, diusianya yang masih belia Mas Suryo sudah memperhatikan orang lain yang selalu melayaninya sehari-hari.

Mas Suryo memiliki IQ yang fantastis, hampir 160. Sehingga otomatis dia harus masuk ke kelas Akslerasi. Kecepatan belajar di kelas Akselerasi sangat tinggi. Ibu Mas Suryo mulai kawatir jika putranya tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas . Oleh karena itu beliau meminta aku menemani belajar. Karena anakku masih bayi, dengan berat hati kutolak. Tidak mungkin ku tinggalkan anakku seusai kerja. Tetapi diluar dugaan beliau bersedia mengantar Mas Suryo kerumahku. Karakter ibu tidak hilang walau beliau seorang Istri Adipati penguasa tertinggi di Puro Pakualam. Seminggu sekali belaiu mengantar sendiri Mas Suryo ke rumahku. Kadang mau masuk kerumahku dan mengobrol dengan suami dan anak-anak. Bahkan saat suamiku sakit beliau dengan ditemani K.G.P.A.A Paku Alam X kerso menjenguknya. Ayem rasanya saat beliau rawuh dirumahku.

Senang rasanya saat menemani Mas Suryo belajar karena dia siswa pintar. Materi yang aku berikan dengan cepat ditangkap dan dipahaminya. Kadang aku sampai kehabisan soal karena Mas Suryo sangat cepat mengerjakannya. Setiap kali Mas Suryo datang aku selalu hidangkan makanan ringan dan teh hangat. Bahagianya apapun yang aku hidangkan Mas Surya mau menikmati. Karena kesederhanaanya kadang aku lupa kalau yang ada dihadapanku saat itu seorang Pangeran.

Suatu hari aku sedikit terlambat pulang. Belum sempat siap-siap Mas Suryo sudah datang. Dengan pakaian seadanya (daster) aku menemuainya dan mulai mengajar. Diluar dugaan, Mas Surya dengan sangat sopan meminta aku bergantai pakaian. Aku langsung lihat bajuku. Benar Mas Suryo, baju ini tidak pantas dipakai untuk menerima tamu. Aku langsung minta ijin berganti. Hari itu aku dapat nasehat dari seorang pangeran. Maturnuwun, Mas. Walaupun aku gurumu aku tetaplah rakyatmu, yang pantas diingatkan jika ada kesalahan.

Sejak saat itu, aku selalu berganti baju yang sopan( bukan daster atau babydoll) jika menerima tamu. Siapapun tamuku aku harus menghormatinya, karena sebenarnya pada saat itu aku juga sudah menghormati diriku sendiri. Sikap Mas Suryo sudah menunjukan bahwa dia memang calon Adipati penguasa Puro Pakualaman. yang siap memimpin rakyatnya, tak terkecuali aku gurunya.

Saat ini Mas Suryo sudah menyelesaikan studinya di Fakultas Arsitektur UGM. Isi skripsinya sangat dekat dengan perannya sebagi seorang pangeran. Sebuah karya besar untuk mengembangkan Puro Pakualaman sebagai pusat budaya. Bagian yang akan dikembangkan ada di sebelah utara Puro Pakualaman. Saat ini bagian tersebut masih dihuni oleh keturunan abdi dalem yang belum bersedia pindah. Akan membutuhkan waktu yang lama untuk merealisaikannya, tetapi proyek itu sudah dapat dijadikan sebagi landasan untuk membangun Puro Pakualaman di masa yang akan datang. Mas Suryo sekarang sedang magang di Kebun Binatang Gembira Loka. Sifat rendah hatinya kembali tampak karena bersedia magang sebagai seorang karyawan. Padahal sang kakek, K.G.P.A.A Paku Alam VIII adalah salah satu pendiri Kebon Binatang Gembira Loka. Kedepan Mas Suryo berkeinginan mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil, mengikuti jejak sang Ayah. Tekadnya tidak akan meminta bantuan siapun agar diterima sebagai pegawai negeri sipil. Pada saat bekerja di pemerintahan, Mas Suryo ingin mempersiapkan diri jika kelak harus menggantikan sang Ayah sebagai Wakil Gubernur DI Yogyakarta. Semoga sukses sebagai pemimpan untuk rakyat, Mas Suryo, doa aku panjatkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post