Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Bagian ke Tiga

Malam itu di rumah orang tuaku. Setelah kami sampai di rumah.

“Umi, ini rumah umi ya”. Tanya Kenzhi. “Iya, ini rumah Umi, mama Kenzhi dan juga oma sama atuk”. Jawabku.

“Loh, kok begitu umi. Katanya rumah ini rumah Kenji. Kok dibilangnya rumah umi?”. Tanyanya kembali. Kami semua tersenyum mendengar perkataannya.

“Iya sayaang, kalau rumah ini milik umi dan mama Kenzhi. Itu berarti rumah kenzhi juga”. Jawabku kembali. “Umi, kemaren umi telfon Kenzhi. Terus dibelakang umi ada sapi. Mana sapinya umi?. Ayok kita lihat, Kenji mau lihat sapi umi”. Kata kenzhi sambil menarik tanganku.

Aku langsung menggendongnya, namum ia menggeliat seakan tidak ingin kugendong. “Uni, mana mau anakku digendong. Kalau bukan mamanya yang gendong pasti Kenzhi nggak mau digendong”. Kata Olvi adikku. Akhirnya akupun lansung menurunkan Kenzhi dari gendonganku.

“Ayolah, umi”. Katanya sambil menarik-narik tanganku. “Kenzhi sayaang, hari ini Kenzhi baru nyampai di rumah dari tempat papa. Pasti Kenzhi capek kan?”. Kataku padanya.

“Enggak kok umi, Kenji nggak capek, nih lihat kenji masih bisa lompat” Jawabnya lagi

“Baiklah sayang, kalau Kenzhi mau lihat sapi. Bukan sekarang waktunya nak. Karena hari sudah larut malam. jadi besok kita lihat sapi ya sayang ya”. Jawabku. Namun Kenzhi malah merengek seakan ia tidak mau menunggu esok pagi.

“Kenzhi, Kenzhi dengar mama ya”. Kata adikku. “Malam ini sapi itu bobok. Nanti kalau Kenzhi pergi melihatnya. ia tidak akan bangun. Terus bagaimana caranya main sama sapi?”. Katanya lagi meyakinkan Kenzhi.

“Ah, mama bohong. Mana ada sapi bobok?. Mama bohongkan umi?, Mama bohonkan Oma?. Tanya Kenzhi sambil memandang ke arahku dan emak. Seakan-akan ia meminta jawaban dari kami kalau ucapan mamanya bohong.

“Benar nak, mama Kenzhi nggak bohong. Sapinya sekarang lagi tidur. Kasihan dia kalau kita ganggu. Dia nggak bisa tidur lagi”. Jawabku sambil membelai rambutnya. Akhirnya dengan perasaan sedih. Ia duduk sambil memandang mamanya.

“Huk..huk, ayo kita pulang ke Jati Luhur mama”. Katanya seakan kecewa dengan keinginannya yang belum kesampaian. Kemudian Olvi menggendong Kenzhi dan membawanya ke kamar.

Akupun mengikuti mereka ke kamar. Kemudian olvi menidurkan Kenzhi yang masih merengek. Tak berapa lama Kenzhi dan kamipun tertidur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post