Arwis yuliana

Mengajar di SDN. 04 Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota. Sebelumnya pernah mengajar di SDN. 03 Koto Lamo, Kec. Kapur IX dan &nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

Secercah Harapan Naura II

BAGIAN TIGA

Hari itu langit begitu mendung. Naura duduk di pendopo rumah neneknya. Sekali-kali ia memandang ke arah jalan. Wajahnya seakan memperlihatkan kecemasan.

Nau, kamu kok kelihatan cemas begitu?. Tanya paman Naura dari belakang.

Eh...mmm. jawab Naura kebingungan. Kamu cemas ya, kalau Bapak dan Ibumu kagak jadi datang?. Sudah kepengen betul tinggal sama mereka ya?. Tanya paman Naura lagi.

Naura menganggukkan kepalanya. Tidak lama kemudian, dari jauh terlihatlah bapak sama ibu Naura. Nau, ayo lihat sana siapa yang datang!. Kata Paman Naura lagi sambil menggendong Naura. Naurapun memandang ke arah yang ditunjuk oleh pamannya.

Bapaak...Ibu..., panggil Naura sambil meminta turun dalam gendongan pamannya. Akhirnya iapun berlari menghampiri orang tuanya. Ayo, Nau. Kita temui nenek. Kata ibu Naura. Naura dan orang tuanya kemudian memasuki rumah neneknya.

Kamu tidak jualan hari ini Rif?. Sapa Bapak Naura pada Arif adiknya. Hari ini aku nggak jualan. Berat rasanya berpisah sama Naura. biasanya Naura tinggal sama kami. Namun sekarang, dia akan kembali tinggal bersama kalian. Padahal aku sudah meganggapnya sebagai anak kandungku sendiri. Kata Arif dengan mata berkaca-kaca.

Ya, Arif adalah adik laki satu-satunya pak Amir. Ia masih bujangan, selama ini ia berjualan di samping rumahnya. Ia benar-benar sayang pada Naura. ia sering mengajar Naura menulis dan membaca. Kalau ia pergi ke pasar, ia selalu membelikan Naura buah apel kesukaan Naura. Hari ini gadis kecil yang disayanginya itu akan kembali kepangkuan orang tua kandungnya. Sangat berat rasa hatinya untuk melepas gadis kecil itu. namun melihat gadis kecil yang disayanginya itu sangat senang. Iapun dengan berat hati melepaskan kepergian Naura.

Nek, Naura sangat sayang sama nenek. Tapi Naura tidak ingin jauh dari bapak dan ibu lagi. nenek tinggal bersama kami saja ya, kata Naura sambil memeluk neneknya.

Naura sayang, nenek juga sayang sama Naura. Namun nenek tidak bisa meninggalkan rumah ini. Nanti kalau Naura ataupun nenek kangen. Kita kan bisa ketemuan. Naura datang ke rumah nenek. Atau bisa juga nenek yang datang kerumah Naura. Kata nenek. Naura dan nenekpun berpelukkan. Tak terasa ada butiran bening yang mengalir di mata nenek. Nenekpun menghapus air matanya supaya tidak diketahui oleh gadis kecil yang biasanya ia manja.

Kalau begitu mak, Naura kami bawa pulang. Dan saya sangat berterima kasih sama emak dan kamu Rif, yang sudah menjaga Naura selama ini. Kami akan sering-sering datang kesini, walaupun Naura sudah kami bawa pulang.

Ya, kalian hati-hati. Jaga Naura baik-baik. Kata nenek pada pak Amir. Kemudian pak Amir, berpamitan untuk pergi. Naura memandang sekeliling rumah nenek. Seakan-akan ia tidak akan pernah datang lagi ke rumah ini. Ada sedikit kesedihan dalam hatinya. Terbayang dalam pikirannya ia berlarian bersama keponakan bapaknya mengelilingi rumah.

Terbayang ia dikejar-kejar oleh pamannya lalu digendong. Terbayang dalam pikirannya ia sembunyi di kolong tempat tidur ketika nenek mencarinya. Semua kenangan itu hadir dipikirannya ketika ia akan keluar dari rumah nenek. Tanpa sadar, Naurapun menangis. Ia sangat sayang sama nenek. Ia tidak tega meninggalkan nenek. Kemudian ia memandang neneknya. Nenekpun tersenyum pada Naura. untuk mengobati kesedihan Naura.

Hati-hati di jalan ya Nau, jangan nakal. Kata nenek pada Naura. Jadilah anak yang berbakti. Bantu bapak dan ibumu nanti di rumah. Jangan Cuma bermain saja. Kata nenek lagi. Naura mengannggukkan kepala. Kemudian ia bersama kedua orang tuanya meninggalkan rumah nenek dengan perasaan yang tak menentu. Sedih karena meninggalkan nenek. Namun juga ada perasaan senang karena bisa kumpul lagi dengan bapak, ibu dan adiknya,

Tiba di rumah, ternyata di rumah sudah ada oma Naura dan Diana yang menunggunya di pintu rumah.

Kakak Naura, sekarang tinggal disini ya oma?. tanya Diana pada oma.

Iya, mulai sekarang, kakakmu akan tinggal disini. Jawab oma pada Diana. Sekarang kalian bisa bermain bersama. Sambungnya lagi.

Horeee, aku sekarang bisa bermain sama kak Naura. Kata Diana sambil melompat-lompat kegirangan. Kemudian Diana berlari ke arah kakaknya. Naura yang melihat adiknyapun sangat senang sekali. Iapun berlari menghampiri adiknya. Merekapun saling berpelukkan.

Aku sangat senaaang sekali kakak disini. Akhirnya aku ada kakak yang bisa melindungiku nanti. Kata Diana. Kakak juga senang. Jawab Naura. kemudian ia menggandeng tangan adiknya menghampiri oma.

Oma, sapa Naura sambil menyalami wanita tua yang ia panggil oma. Selamat datang kembali di rumahmu Naura. kata Oma sambil mengelus kepala Naura. Naura bersama adiknya dan omapun memasuki rumahnya. Sedangkan Bapak dan ibu Naura membawa tas yang berisi pakaian Naura dari belakang.

Naura memperhatikan sekeliling ruangan yang ada di dalam rumahya. Rumah yang sudah lama tidak ditempatinya. Ternyata rumah itu tidak jauh berbeda. Cuma sekarang sudah ada warung yang langsung menuju ruangan dapur. Warung itu dibuat dari bambu yang di anyam. Disitulah sekarang ibu Naura berjualan untuk membantu bapaknya mencari nafkah.

Disudut dapur ada sebuah dipan kecil yang pernah ditiduri Naura dulu. Kak, kakak dulu tidur disini ya?. Tanya Diana membuyarkan lamunan Naura. Ia dek, kakak dulu tidur disini. Sekarang kakak mau tidur disini lagi. jawab Naura sambil duduk di atas dipan yang jadi pembicaraan mereka.

Nah, Naura. sekarang kamu tidur disini lagi ya. Kamu tidur bersama oma. Kata ibu Naura. Iya bu, Naura senang tidur bersama oma kok. Kalau di rumah nenek kemarin. Naura juga tidur sama nenek. Jawab Naura pada ibunya.

Pakaianmu ibu simpan dalam lemari ini. Termasuk pakaian sekolahmu. Lemari ini khusus buatmu. Kata ibu Naura sambil memasukkan pakaian-pakaian kedalam lemari. Nah, besok pagi kamu pergi sekolah sama kakak sepupumu. Ibu sudah bilang pada mereka tadi. Kata ibu Naura lagi. Ia bu, Naura akan senang pergi sekolah bersama mereka. Jawab Naura dengan sopan.

Assalammualaikum, bi Wati. Saya mau beli gorengan. Terdengar suara seorang anak laki-laki di depan warung. Waalaikum salam, tunggu sebentar, Jawab ibu Naura sambil bergegas ke warung meninggalkan Naura.

Naura kemudian mengikuti ibunya dari belakang. Ternyata yang mau berbelanja itu adalah sepupunya Zainal. Eh, Nau. Kapan kamu datang?. Sapa Zainal pada Naura. Sekitar setengah jam yang lalu Nal. Kamu apa kabar?. Jawab Naura sambil balik bertanya pada Zainal. Alhamdulillah baik. Jadi besok kita bareng kesekolah ya?. Kita kan satu kelas. Dan kamu bisa dong, ajarin aku PR. Habis PR kemarin belum aku kerjakan. Soalnya aku tidak mengerti, hehehe. Kata Zainal pada Naura. Ya, tidak apa-apa. Nanti kamu datang lagi kesini. Kita bikin PR di rumahku aja. Jawab Naura.

Nal, gorengannya berapa?. Tanya ibu Naura pada Zainal yang lagi asyik mengobrol dengan Naura. Oh, iya. Aku jadi lupa bik. Gorengannya Rp. 5000,-. Jawab Zainal sambil menghampiri ibu Naura. Kamu antar dulu gorengannya ke rumah. Nanti kalau lama-lama, kamu bisa kena marah sama ibumu Nal. Kata ibu Naura lagi sambil membungkuskan gorengan yang dipesan Zainal.

Ia, terima kasih bik. Kalau begitu saya antar gorengan dulu. Nih bik uangnya. Kata Zainal sambil menyodorkan uang pas lima ribuan. Nau, sebentar lagi aku kemari ya. Ajarin aku PR. Kamu kan jagonya. Kata Zainal pada Naura. Naura Cuma menganngguk pada Zainal.

Naura duduk dibangku-bangku warung sambil melihat jualan ibunya. Ada jualan yang dibuat langsung oleh ibunya, dan ada pula makanan yang instan. Tidak lama kemudian Zainal datang sambil menyandang tas.

Gimana Nau. Kita buat PR sekarang?. Tanya Zainal sambil mengeluarkan bukunya.Naurapun mengambil bukunya yang ada dalam lemari. Kemudian Naura dan Zainal mengerjakan PR bersama. Sekali-kali terlihat Naura menjelaskan cara mengerjakan soal pada Zainal

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, cerita yang asyik untuk dibaca. Sukses selalu dan barakallahu fiik

12 Feb
Balas

Trmksh ya bunda, aamiin..

12 Feb
Balas

Mantap. Lanjutkan

12 Feb
Balas



search

New Post