ARY ARIEQ

Membaca adalah Hobby ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apakah MENGAJAR itu Lebih Sulit daripada BELAJAR (Bagaimana dengan Rapor UKG kita)

Apakah MENGAJAR itu Lebih Sulit daripada BELAJAR (Bagaimana dengan Rapor UKG kita)

Masih ingatkah bagaimana guru-guru kita dari TK sampai SMA kemudian Dosen kita mengajar pada saat kuliah. Terbayang nggak cara mengajar beliau. Bermacam-macam karakter pernah kita amati dan rasakan dampaknya pada kita sebagai murid atau mahasiswa di kala itu.

Ada guru-guru kita yang dengan mudah diserap ilmunya, apa yang diajarkan selalu kita ingat dan kita pahami. Sementara itu ada pula guru-guru yang mengajarnya sangat rumit, sulit dipahami dan membuat nilai ulangan kita pas-pasan, bahkan mungkin sampai naik kelas pun kita masih juga tidak paham. Terutama di perguruan tinggi, kita akan ketemu dengan profesor yang mengajar diluar topik. Bahan ujian justru kita cari sendiri di perpustakaan, jarang masuk kelas lagi. (haha.... curhatnya baru sekarang setelah jadi guru)

Pada dasarnya Belajar dan Mengajar itu memang berbeda. Belajar adalah kemampuan seseorang menyerap ilmu pengetahuan dan membuatnya menjadi memahami dan mempunyai kemampuan di bidangnya. Mengajar adalah mentransfer ilmu yang yang ia kuasai kepada banyak orang agar mereka menjadi paham dan memiliki kemampuan tersebut.

Ternyata Kemampuan mengajar inilah yang banyak dipengaruhi oleh Pengalaman Belajar dan jam terbang mengajar. (Paham ya...?) Begini maksud saya. Guru yang lulusan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) yang sudah berpengalaman mengajar sepuluh tahun lebih. Akan berbeda cara mengajarnya dengan yang S2 baru beberapa bulan mengajar.

Gampangnya, kemampuan guru S2 yang baru lulus dengan guru tamatan SPG yang sudah puluhan tahun mengajar,bukan tidak mungkin lebih luar biasa si guru tamatan SPG ini. Jam terbang mengajar guru tidak akan tergantikan dengan yang namanya kuliah. Mengajar itu juga belajar, ketika bertahun-tahun guru mengajar di sana ada pembelajaran karena guru juga menemukan kesulitan-kesulitan baik di materi yang diajarkan, penyampaian materi, evaluasi, daya serap siswa dan sebagainya, tentunya kalau guru mau berkembang. Mengajar itu sulit, karenanya guru yang pandai belajar belum tentu hebat mengajar.

Guru yang hebat mengajar adalah guru yang pandai belajar, sekaligus dapat mentransfer ilmunya kepada murid-muridnya dengan baik. Sedangkan guru-guru yang pandai mengajar, ternyata justru dari kalangan yang biasa-biasa saja prestasi belajarnya. Mengajar itu seni, mengajar dengan hati akan memudahkan seorang guru menemukan cara-cara mengajar yang dapat dengan mudah diserap oleh murid-murid. Ada banyak komponen mengajar yang juga harus dikuasai guru selain menguasai materi pelajaran.

Tetapi apabila guru yang tamatan SPG tadi tetap mengajar dengan ilmu yang diperoleh pada jaman sekolahnya dulu dan tidak mau belajar dengan ilmu-ilmu baru serta tidak mau merefleksi tentang apa yang sudah dikerjakan dalam tugasnya mengajar ya tetap saja sama dengan guru yang baru mulai mengajar. (eh bahasanya kok semakin bikin pusing ya?)

Bagaimana dengan nilai UKG kita?

Harapan dari Kemendikbud setelah mengikuti UKG kemampuan mengajarnya akan lebih baik daripada sebelumnya. Kesejahteraan guru juga meningkat dibandingkan dengan sebelumnya. Memang sudah sepantasnya guru mendapatkan tunjangan yang layak atas hasil kerjanya.

Kalau toh hasil raport UKG kita banyak yang merah, sewajarnya kita menambah semangat untuk belajar lagi tentang teori-teori yang mungkin sedikit lupa. Jangan menjadikan sebuah beban yang berat untuk memperbaiki diri.

Tetapi apakah minat dan kemampuan masing-masing guru untuk belajar dapat timbul dengan kesadaran dirinya. Belajar untuk memperbaiki diri dari kekurangan dalam mengajar atau untuk menambah wawasan. Meskipun sedikit bersusah payah mengorbankan waktu, tenaga dan biaya. Bukankah itu untuk kepentingan diri sendiri agar menjadi guru yang hebat dan luar biasa bagi muridnya. Wallahu alam.

Cikeas Hilir 10092017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih bu Arnie

10 Sep
Balas

Luar biasa

10 Sep
Balas

Terima kasih sdh mampir baca

10 Sep

I do agree. Ide yg brilliant..sederhana tp mak jlep..langsung menggigit.

10 Sep
Balas

Betul sekali ibu... Pengalaman adalah guru yang terbaik.

10 Sep
Balas

Yup betul bu Dian

10 Sep



search

New Post