Arysepthanauly Pohan

PESERTA PELATIHAN SAGUSABU (SATU GURU SATU BUKU) DKI JAKARTA ANGKATAN VIII (2 - 3 NOVEMBER 2019)...

Selengkapnya
Navigasi Web
                Berilah Aku Selalu Kekuatan Untuk Bersabar dan Ikhlas, Ya Allah
TANTANGAN 30 HARI MENULIS (HARI KE 15)

Berilah Aku Selalu Kekuatan Untuk Bersabar dan Ikhlas, Ya Allah

"Berilah aku selalu kekuatan untuk bersabar dan ikhlas, Ya Allah", berulang - ulang aku ucapkan kalimat itu dalam doaku. Doa yang aku ucapkan dalam suasana yang hening, dengan uraian air mata, membuatku menyatu dalam doaku. Aku lelah.. lelah batin, tapi aku harus kuat demi anak - anakku. Bersyukur aku selalu ingat untuk berwudhu ketika hati ini sudah gelisah. Salat tahajud dilanjutkan salat subuh aku jalani saat aku terbangun malam. Doa - doa yang aku ucapkan selesai salatku membuat hatiku tenang dengan masalah yang sedang aku hadapi.

Masih dalam dudukku di atas sajadah, masih dalam zikirku.. tiba - tiba hentakan keras pintu dibuka membuat aku kaget. Berdiri di sampingku, laki - laki yang selama ini mendampingi aku. Sambil berkata keras berulang - ulang, "Siapa foto laki - laki di hp ini, kamu sudah nyeleweng", ia langsung menendangi aku bertubi - tubi. Wajah, perut, kaki aku menjadi sasaran tendangannya. Aku berbaring di lantai, masih dengan mukena yang aku kenakan, berusaha melindungi kepala dan wajahku dari tendangannya yang sangat keras. Jeritanku yang pelan menahan sakit, tidak ia hiraukan. "Ya Allah, kalau ini jalanku untuk menghadap Mu, terimalah aku dalam keadaan husnul khotimah, tapi aku memohon pada Mu, berilah aku kekuatan untuk bertahan agar aku masih bisa menjaga anak - anakku", doa yang aku ucapkan berulang - ulang dalam hati disaat sakit yang aku terima dari tendangan kakinya.

Anak - anakku yang masih kecil dan bibi yang mengasuh mereka, semuanya terbangun mendengar kegaduhan yang terjadi. Mereka semua menyaksikan aku ditendangi ayahnya. Dalam keadaan lemas, aku sayup - sayup mendengar anakku yang perempuan berteriak; "Tendangi terus bunda ayah, tendangi terus, biar bunda mati, biar ayah puas liat bunda mati". Setelah teriakan anakku, tendangan - tendangan itu berhenti. Seolah - olah dia baru tersadar, bahwa yang dia tendangi adalah perempuan yang selama ini mendampingi dia. Dia kemudian berusaha memeluk aku yang terbaring lemas di lantai, berusaha menyeka darah yang keluar dari wajah dan bibirku. Aku langsung menepis tangannya, aku tidak mau disentuh tangannya itu.

Anak -anakku dan bibi yang kemudian membantuku duduk. Sambil bersandar di tembok, aku berkata," Cukup sudah kamu siksa aku. Biar pengadilan yang bicara. Pergilah kamu dengan perempuan yang sudah kamu hamili. Siapa yang nyeleweng, akan dibuktikan dengan siapa yang menikah duluan. Jangan kamu ganggu aku dan anak - anakku lagi". Aku merasakan sakit di seluruh badanku, wajahku dan kepalaku. Tapi aku harus berusaha tegar dan kuat di depan anak - anak yang menangis melihat kondisiku. Aku berkata lirih kepada mereka, " Bunda tidak apa - apa sayang. Jangan nangis ya. Sekarang, kalian siap - siap mandi, sudah hampir pagi. Nanti bunda antar kalian ke sekolah". Akhirnya kami ke belakang, untuk siap - siap mandi, meninggalkan dia yang sedang duduk menangisi perbuatannya tadi.

Setelah kami mandi, aku mengeluarkan motorku, dan menyuruh anak - anakku salam pada ayahnya. Aku diam saja melihat pandangan matanya yang memelas memohon maaf dariku. Aku cuma berkata."Saya berangkat, sambil antar anak - anak". Kemudian aku dan anak - anakku berangkat. Sesampainya di sekolah, dengan bibirku yang bengkak dan luka, menjadi perhatian teman - teman dan murid - muridku. Aku bilang ke mereka kalau aku kebentur pintu. Walaupun dengan pandangan tidak percaya, mereka terdiam dan menerima omongan aku. Biarlah hanya aku yang tahu apa yang aku rasakan tadi. Aku bersyukur, disaat aku sudah tidak berdaya, Allah masih mengabulkan doaku untuk tetap bertahan agar aku bisa menjaga anak - anakku. Aku yakin, Allah akan berikan yang terbaik untukku dan tidak akan memberikan ujian diluar kesanggupanku.

"Berilah aku selalu kekuatan untuk bersabar dan ikhlas, Ya Allah" doa itulah yang akan terus menemani aku menyelesaikan masalahku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ya Allah merinding aku membaca tulisannya bun, semoga Allah memberikan kekuatan dan keselamatan. Alangkah sakitnya perempuan itu disiksa sang suami.

22 Feb
Balas

Aamiin. Alhamdulillah doa bunda dikabulkan Allah. Perempuan itu kini yang membalas tulisan bunda ini.

23 Feb



search

New Post