Musyawarah Guru Jurusan SMK merupakan salah satu ajuan pendapat yang digulirkan sejalan dengan ruh dan jiwa revitalisasi SMK untuk meningkatkan SMK menuju hasil yang diharapkan sejalan dengan apa yang dicita-citakan masayarakat, praktisi pendidikan dan pemerintah selama ini.

Selama ini, guru dan praktisi pendidikan mengenal apa yang dinamakan dengan MGMP yang merupakan salah satu amanat undang-undang terutama Undang-Undang Guru dan Dosen yang menuntut guru untuk mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan.

Khusus untuk SMK, menurut penulis perlu ada pengembangan program MGMP yaitu Musyawarah Guru Jurusan yang bertujuan untuk menghimpun semua guru-guru dalam satu jurusan untuk berdiskusi saling mengaitkan kebutuhan mata pelajaran produktif dengan mata pelajaran adapatif dan normatif sehingga semua mata pelajaran mengarah dan bermuara kepada mata pelajaran produktif jurusan.

Menurut penulis, Musyawarah Guru Mata Pelajaran belum cukup untuk memenuhi semua karakteristik kebutuhan jurusan karena Musyawarah Guru Mata Pelajaran hanya mendiskusikan dan membahas mata pelajarannya masing-masing saja dengan kurang memperhatikan keterkaitan mata pelajaran yang diampunya dengan kebutuhan mata pelajaran produktif.

Dalam Musyawarah Guru Jurusan, guru yang hadir akan selalu mengaitkan kebutuhan mata pelajaran produktif dengan mata pelajaran yang diampunya. Contohnya, mata pelajaran bahasa Inggris akan mengembangkan apa yang disebut dengan English for Specific Purposes (ESP) atau bahasa Inggris untuk tujuan khusus. Hal ini juga sejalan dengan tes internasional bahasa Inggris TOEIC yang memuat soal-soal terkait pekerjaan yang akan dan sedang ditekuni. bagi mata pelajaran lainnya juga sama mengikuti contoh mata pelajaran di atas, yaitu selalu mengaitkan kebutuhan mata pelajaran produktif yang bisa dipenuhi mata pelajaran normatif dan adaptif.

Sejalan dengan Musyawarah Guru Jurusan itu juga pada akhirnya nanti akan dicari tujuan pembelajaran bagaimana yang bisa diharapkan para peserta didik terserap pasar kerja, materi pembelajaran yang sesuai dengan jurusan, metode pembelajaran dan media pembelajaran yang cocok untuk jurusan dan penilaian pembelajaran yang sesuai dengan jurusan, misalnya dengan mengambil penilaian berbasis patokan yang sesuai dengan ketuntasan kompetensi. Dalam pembuatan soal juga sama mengikuti materi jurusan di tiap-tiap mapel jurusan. Menurut penulis, istilah soal teknik dan non teknik belum terlalu bisa mengakomodir kebutuhan tiap jurusan, karena pada kenyataannya soal teknik bisa terdiri dari banyak jurusan, begitu juga soal non teknik bisa terdiri dari banyak jurusan, padahal sebetulnya lebih bisa menukik lebih tajam pada tiap-tiap jurusan.

Dengan Musyawarah Guru Jurusan, maka diharapkan SMK lebih bisa mendorong para peserta didiknya siap bekerja dan terserap di pasar kerja.

Semoga.