Kabut di Hutan Kamojang
Kabut turun perlahan di pelataran hutan Kamojang, membelit pinggang pohonan, melepas pakaian kehangatan, menawarkan dingin yang sepi bersama angin yang terus merajuk minta bertemu Kabut yang jernih dan ramah datang diam-diam, sebagian mengendap melahirkan titik air yang jatuh perlahan di ujung daun yang runduk, pada cemara yang tegak, kabut berbisik sepoi berdesis lirih, Serupa alam yang berbicara pada dirinya sendiri. Tak ada kata-kata, sebaris sajak pun tidak, sebab semuanya hanya bergejolak pada rongga dada, isyarat dari jutaan makna yang tak menemukan kata yang tepat. Adalah kabut tipis yang tersisa pada penghujung senja, adalah dingin dan lengang yang telah mengikat kuat perasaan kita berdua, kerinduan adalah lumut menahun di tubuh pohon, ikhlas pada jerit serangga senja, sabar dan setia pada kebisuan abadi yang lekat pada pokok kayu di hutan Kamojang @salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Syahdu sekali hutan kamojang, tenang dalam diam, membisu tanpa kata. Dingin membeku, tak ada pancaran kehangatan antara dua hati yang jauh melenggang. Indah sekali tulisannya, Pak Asep. Terimakasih, Bapak.
Alhamdulillah, terima kasih saya ucapkan atas komentar Bu Sri yang sangat indah dan inspiratif.
Inspiratif sekali, Pak Asep.....
Alhamdulillah. Terima kasih atas komentar yang membanggakan ini
Mantaapp pa
Alhamdulillah. Barokallahu fik
Segera bukukan, saya mau beli
Insya Allah. Semoga tidak ada halangan