Asep Rudini Setiawan

Sahabat guru belajar. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Refleksi : WhatsApp, Telegram dan SMS

Refleksi : WhatsApp, Telegram dan SMS

Refleksi : WhatsApp, Telegram dan SMS

oleh Asep Rudini Setiawan

Pernahkah teman-teman merasa bosan dengan ketiga aplikasi obrol di atas? Jika Ya, mungkin kita sepaham. Bermula dari SMS, kita cukup berhamburan pulsa untuk mengabari kerabat, rekan kerja yang banyak. Akhirnya ada siasat istilah Jarkom (Jaringan Komunikasi). Saya masih ingat dalam rapat kerja, setiap personal mendapat amanah jarkom ke teman lainnya. Saya merasa hal ini cukup efektif dan jadi merasa ada kawan yang perhatian. Tapi bila system jarkom tidak berjalan, kacau juga.

WhatsApp atau kita kenal dengan nama WA. Kita seolah telah dihilangi beban yang namanya jarkom. Setiap orang dalam grup WA akan menadapatkan informasi yang sama dari pihak pembuat pesan. Saya merasa nyaman dengan ini.

Namun kini kurasa, WA menjadi sangat “GARANG”. Hal ini karena 2 alasan, pertama, aplikasi WA menjadi ajang mengucapkan salam/selamat yang hanya copy paste (copas) saja. Copy paste sesuai jumlah anggota grup dan yang diberi ucapan kadang membalasnya dengan mengabsen ucapan terima kasih. Kadang juga hanya baca sekilas dan cukup ucapkan syukur. Menurut saya, sangat bijak bila ucapan disampaikan melalui private message (japri) saja. Pesan yang dikirim melalui japri lebih special dan tak makan kuota sejumlah orang dalam grup. Jika kita kirim ucapan 1 dan dibaca oleh 60 orang misalnya, maka kita telah ambil per orang 60 satuan pulsa mereka. Tambah lagi orang kedua sampai ke-60, fantastis. Selain itu, konsep copas menyebabkan informasi penting jadi tertutup dan terhalangi. Gerakan tangan untuk scroll up juga melelahkan tangan. Alasan kedua,aplikasi WA itu makan banyak tempat di memori penyimpanan HP. Bertahap dan berkembang semoga WA menjadi aplikasi seperti Telegram yang tak makan tempat banyak (nanti dibahasnya ya…). Media berupa video, voice note, document cukup membuat tanda merah pada storage. Saya akan coba beri masukan ke pihak WA melalui komentar google play. Aplikasi WA sangat open sepertinya terhadap masukan. Terbukti saat kita kekurangan members anggota yang dulu dibatasi, sekarang mulai ditambah, dulu tidak bisa kirim document, sekarang bisa. Semoga WA lebih baik dari Telegram yang bisa meringankan memori penyimpanan HP. Sehingga kesan garang menjadi hilang satu alasan. Saran lain untuk WA, aturlah median WA jangan download otomatis untuk photo, video sehingga kita lebih hemat.

Telegram menjadi pusat perhatian. Banyak grup training dilakukan via Telegram. Telegram tak banyak makan tempat. Juga Telegram mampu mengembalikan chat-chat lama, walaupun kita sudah uninstall Telegram itu sendiri. Pada aplikasi WA, kita pun punya cara untuk ringankan beban memori, dengan cara clear chat, email chat, hapus, penyimpanan otomatis, namun masih belum terlalu praktis menurut saya. Saat ini Telegram OK. Selain ringankan memori pemyimpanan, Telegram pun punya layanan polling. Ini keren banget. Kita bisa buat polling dalam grup dan biarkan Telegram yang menghitungnya.

Semua aplikasi punya kelebihan kekurangan, kita harus bijak.

#HINDARICOPYPASTEPESANUCAPANTEMAN

#BOLEHCOPASASALDIJAPRIKAN

#JAPRIUCAPANLEBIHBIJAK

#PILIHSHAREINFO

#JANGAN SEMUAGRUPDISHARE

#KALAUINFODANTEMANNYASAMA

Kembali ke SMS, nyaman, yang mengabari kita hanya yang berkaitan dengan kita. Waktu tak banyak terbuang dengan tulisan-tulisan sama dari WA. Aplikasi WA termasuk seru sih sampai lupa sudah 2 jam baca-baca kabar,pesan, ajakan, bahkan jualan di WA. Bijak, semuanya baik, kita yang harus bisa memilih dan menentukan.

Wallahu ‘Alam

Dalam Rintikan Hujan di Luar Rumah TDP 5, Ciampea, Bogor, Indonesia

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post