Asep Saefur

Menulis adalah berkomunikasi dengan rasa. Menulis adalah ungkapan rasa tak bertepi. Tak ada batas ruang. Tak ada batas waktu. Menulis adalah berkomunikasi a...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jangan Pernah Berpikir Untuk Menulis

Jangan Pernah Berpikir Untuk Menulis

Adalah Idris Apandi yang terus memotivasi kami anggota IGI KBB melalui postingan-postingannya di berbagai media online melalui grup WA. Kami merasa salut dengan kepiawaiannya, setiap ada peristiwa selalu menjadi tulisan. Betapa mudahnya mencari bahan tulisan.

Terpacu oleh keproduktifan Bapak Idris Apandi yang juga adalah Widiaiswara di LPMP Jawa Barat ini, keinginan untuk menulis itu demikian menggebu. Saya harus menulis. Saya pasti bisa. Inspirasi itu bisa datang dari manapun. Bissmillah saya akan mulai menulis.

Hari terus berganti satu tulisanpun tak jua muncul. Semangat demikian menggebu, keyakinan padati hati dengan segudang harapan, namun ternyata tak sanggup lahirkan satu karyapun.

Jangan pernah ingin menulis karena ketika satu tulisanpun tak jua mampu terwujudkan hati ini kian ciut. Muncul rasa prustasi. Dan predikat Aku tak berbakat menulis-pun akhirnya menggantikan semangat juang yang kemarin penuhi jiwa.

Nurul Hidayat, sahabat kita di IGI KBB menulis di gurusiana.id dengan judul "Nulis Apa?". Ungkapan pengalaman yang nyaris sama walau dengan nuansa berbeda. Teh Nurul terus berjibaku dengan upayanya, ikut pelatihan ini dan itu. Saya, mungkin kami, boleh jadi kita, hanya berdiam dan sibuk menebalkan keyakinan "saya tak berbakat menulis".

Teh Nurul dalam tulisannya itu mengatakan "Nulis apa? Apa saja. Bukankah pertanyaan tersebut nyatanya bisa juga menjadi ide sebuah tulisan?". Ini ide cemerlang yang sekaligus menggugah, menghidupkan kembali semangat menulis yang nyaris padam.

Jangan pernah ingin menulis. Kalimat ini akhirnya saya lengkapi dengan kalimat baru dari sebuah semangat yang baru. "Jangan pernah ingin menulis, tetapi tulislah apa yang kamu inginkan. Tulislah apa yang ada dalam pikiran. Tulislah apa yang kita lihat, tulislah apa yang kita rasakan. Tulislah apapun itu.

Ya kata kuncinya mulailah menulis, bukan mulailah berpikir untuk menulis.

Apakah tulisan kita nantinya akan bagus? Temanya bernas? Tata bahasanya? Setting ceritanya? Komposisinya? Layout-nya? dan lain-lain, dan lain-lain. Itulah pertanyaan-pertanyaan yang membelenggu kreatifitas kita. Buang semua pertanyaan itu, mulailah menulis tanpa harus terbebani apapun.

Ketika saya menulis pengalaman hari pertama pelaksanaan simulasi 2 UNBK, saya awali kegiatan menulis ini dengan satu pikiran "saya ingin menceritakan pengalaman ini sebagai tulisan". Dan luar biasa, di tengah-tengah saya menulis ada sesuatu yang menarik. sesuatu yang menggelitik hati dan pikiran. Betapa media sosial telah menjadi jembatan penghubung dan pemersatu sekolah-sekolah penyelenggara simulasi. Betapa kebersamaan para proktor dan teknisi untuk berbagi ilmu menyelesaikan berbagai kendala teknis di lapangan menjadi salah satu penentu suksesnya pelaksanaan simulasi. Dan itu sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Ide sebuah tulisan itu bisa datang dari manapun kapanpun. Ide itu boleh jadi baru datang justru ketika kita tengah menulis.

Maka jangan pernah berpikir untuk menulis, tulislah apa yang kamu pikirkan.

tautan tertulis dalam tulisan ini:

http://www.gurusiana.id/nurulhidayah/article/nulis-apa-1989918

http://www.gurusiana.id/asepsaefurrohmandeni/article/simulasi-2-unbk-sebuah-pengalaman-1693965

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post