Asep S Solikhin

Pernah menghabiskan masa kecil di daerah Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Ciamis. Kini tinggal bersama keluarga kecil dengan 2 putri di salah satu sudut K...

Selengkapnya
Navigasi Web

Ideologi yang Terganti

Sejarah mencatat bahwa kerajaan super power Romawi dan Persia saat itu ternyata bisa ditaklukkan oleh bangsa Arab yang konon bukanlah bangsa yang cerdas. Namun bangsa Arab saat itu adalah Bangsa yang memiliki ideologi baru yakni ideologi Tauhid.

Ideologi inilah yang teguh dipegang bangsa Arab saat itu sehingga menjadi senjata batin yang ampuh dan mampu mengalahkan kekuatan super power dua kerajaan dengan persenjataan lengkap dan lebih canggih dari mereka.

Akan tetapi, beratus tahun kemudian peperangan hebat terjadi antara Islam Arab dengan Yahudi, dan dimenangkan oleh Yahudi dengan zionisnya. Bangsa Arab yang (dulunya) kuat dan jumlah pengikutnya banyak ternyata tak mampu menghadapi gempuran zionis Yahudi yang telah lama dibawah kekuasaannya, sehingga kemenangan Yahudi itu berbuah dengan berdirinya negara Israel.

Hamka mencatatkan dalam tafsirnya "Al-Azhar", Gamal Abdel Nasser, Presiden Republik Persatuan Arab saat itu mengatakan bahwa "yang menjadi penyebab kekalahan kami adalah karena kami pecah menjadi tujuh sedangkan mereka (Israel) hanya satu". Bahkan tak lama setelah kekalahan itu Islam tidak hanya tujuh tetapi pecah menjadi tiga belas. Ketika diserang lagi dengan serangan besar-besaran oleh Israel, kekuatan Islam Arab lumpuh, hancur segenap kekuatannya hanya dalam waktu kurang dari satu minggu.

Berbagai analisis berhamburan, ada yang mengatakan bahwa persenjataan Israel lebih lengkap dan canggih. Bantuan Barat terlalu besar kepada Israel dan masih banyak lagi analisis yang menguatkan kemenangan Israel dan melemahkan Islam Arab saat itu.

Semua analisis itu sah-sah saja, akan tetapi sebagai umat Islam, ada baiknya kita introspeksi diri. Melihat kelemahan diri sebelum mencari kambing hitam atas kekalahan ini. Buya Hamka menjelaskan bahwa penyebab utama kekalahan Islam Arab saat itu bukanlah kuatnya Israel dengan zionisnya, akan tetapi yang jelas adalah karena umat Islam pada umumnya telah lama meninggalkan senjata batin yang menjadi sumber kekuatannya selama ini. Umar Islam yang berusaha menangkis serangan Israel itu tidak lagi menyebut-nyebut Islam. Ideologi Islam telah mereka tukar dengan ideologi nasionalisme jahiliyah atau sosialisme ilmiah saat itu.

Masih menurut Hamka, para cendekiawan muslim telah sampai pada satu kesimpulan bahwa Islam, khususnya baitul maqdis di Palestina tidak akan dapat diambil kembali dari rampasan zionis Yahudi sebelum umat Islam di seluruh dunia mengembalikan pangkalan pemikirannya kepada Ideologi Islam.

#Tantangan365 #Tantanganke 14

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sangat detail pengetahuan kesejarahannya

22 Jun
Balas

masih belajar bu Diandra

23 Jun

Sependapat pak..kekalahan ummat Islam bukan terletak pada senjata..tetapi ummat Islam kalah karean telah meninggalkan agama sebagai sendi kehidupan..

22 Jun
Balas

semoga dengan mengenal sejarah kita lebih bisa muhasabah

23 Jun



search

New Post