Hasan al-Bashri mengatakan bahwa, "ketika Allah SWT menurunkan nabi Adam a.s beserta Siti Hawa, Iblispun turun dengan bahagianya karena apa yang telah menimpa mereka berdua." Iblispun berkata, "jika aku bisa mengelabuhi nenek moyang manusia, maka aku yakin keturunannya lebih lemah lagi dari keduanya."

Itulah persangkaan Iblis terhadap manusia. Sampai kiamat tiba, mereka akan terus mengelabuhi anak cucu Adam agar tergelincir dari jalan kebenaran. Dengan berbagai upaya mereka akan terus meyakinkan anak cucu Adam kabar kedustaan yang mereka bawa hingga kita mengikutinya. Kebahagiaan mereka adalah tatkala anak cucu Adam terjerembab dalam kubangan kenistaan dan kehancuran. Mendustakan ayat-ayat Allah SWT, meninggalkan amar ma'ruf dan menggaungkan kemaksiatan.

Akankah kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang disangka oleh Iblis? Lemah iman sehingga mudah saja bagi kita mengikuti bujuk rayu mereka dan ragu tentang kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya?

Allah SWT berfirman: "Dan sungguh, Iblis telah dapat meyakinkan terhadap mereka kebenaran sangkaannya, lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian dari orang-orang mukmin. Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanya agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya akhirat dan siapa yang ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu." ( Q.S Saba': 20-21)

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa akan banyak anak cucu Adam yang menikuti kemauan Iblis, dan hanya sedikit yang beriman kepada Allah SWT. Barangsiapa mampu mempertahankan keimanan tatkala bujuk rayu Iblis menghampiri, dialah yang selamat. Karena bukan Iblis yang memiliki kekuasaan membelokkan hati manusia, tetapi keimanan kitalah yang mampu mengalahkan bujuk rayu Iblis untuk menjerumuskan manusia. Terhadap orang-orang yang beriman, Allah akan memelihara dan menjaga mereka.