SINOPSIS

Buku ini menceritakan impian seorang ibu rumah tangga. Yang kehidupannya berubah 180 derajat dari cita-citanya. Setelah menikah ia harus rela mengubur keinginannya. Akan tetapi, dunia masih berpihak kepadanya. Setelah melahirkan ia diberi kesempatan ‘tuk melanjutkan studynya. Meskipun beda haluan dari apa yang di cita-citakanya. Ia tetap berantusias dan bersemangat. Sampai akhirnya ia dapat menjadi pribadi yang dibanggakan. Bagi suami, anak dan keluarga besarnya.

Garam dan terang mempunyai fungsi yang sejalan. Pengalaman ini berawal dari seorang anak perempuan yang bercita-cita menjadi Dokter. Dengan semangatnya ia menyelesaikan sekolah di SMU jurusan IPA. Dengan harapan setelah lulus dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Akan tetapi, kenyataan berbanding terbalik dengan keinginan. Dari dokter berubah menjadi guru. Tak terbesit sama sekali untuk menjadi seorang guru. Itulah rencana Tuhan berbeda dengan keinginan manusia. Perumpamaan garam meskipun banyak dianggap sepele. Namun mempunyai banyak manfaat. Dan dapat membuat rasa. Sedangkan terang identik dengan cahaya. Penulis ingin terangnya bercahaya didepan orang. Supaya dapat menginspirasi orang yang melihatnya.

Cerita pengalaman ini dapat dijadikan contoh. Apapun keadaan dan situasi yang terjadi. Tetaplah semangat dan berpikirlah positif. Teruslah melangkah dan keluar dari zona nyaman. Masa depan kita yang menentukan bukan orang lain. Meskipun keadaan tidak mendukung kita. Asal kita mau tetap berusaha. Tuhan pasti buka jalan. Jadilah garam, yang selalu digunakan orang lain. Meski setitik, semua orang membutuhkannya. Jadilah terang, yang terus bersinar. Walaupun dalam kegelapan. Selalu ada secercah kerlip sinar. Jangan menyerah. Ciayooo

*) Peserta SaguSabu Banjarnegara