Kegiatan akbar yang di selenggarakan oleh Mediaguru, selalu di nantikan oleh guru penulis. Setelah mengikuti TNGP 2018, saya mempunyai kerinduan dalam TNGP 2019 dari kelas Sagusabu Cilacap banyak yang ikut. Saat Link pendaftaran mulai di buka, langsung saya share ke 2 grup sagusabu Cilacap. Alhasil, TNGP 2019 ini kami bertiga berangkat, meski berbeda kereta pemberangkatan.

Hari pertama kegiatan TNGP 2019 di Gedung Balaikota Jakarta. Saat memasuki ruangan balaikota. Banyak peserta yang sudah datang. Antusiasme para peserta TNGP sangat teras. Dari berbagai daerah, berkumpul dalam satu ruangan. Satu kata yang terbesit, Ciamik. Mereka berani bayar harga, datang jauh-jauh hanya untuk kegiatan ini. Bahkan ada Walikota dan kepala dinas yang hadir. Beliau adalah tokoh yang peduli terhadap kegiatan Literasi. Sempat terbayang, andaikan Bapak Bupati Cilacap atau kepala Dinas hadir di sini, alangkah bahagianya kami bertiga.

Ibarat Gawai, kami merasa seperti baru di charger. Semangat Literasi kembali powerfull. Itulah kami memaknai kegiatan TNGP ini. Apalagi, melihat semangat peserta sasisabu dari Jawa Timur. Mereka saja semangat dan bangga membawa foto cover bukunya. Masa iya kita sebagai guru kalah sama mereka. Yang seharusnya memberikan contoh bagi siswa. Dari serangkaian acara yang berlangsung, di pandu oleh MC srikandinya Mediguru, Butet Wiwik dan Uni Yully. Menambah suasana semakin akrab. Dari sesi pemberian penghargaan tokoh literasi, talkshow, dan juga kejutan 2 kado spesial untuk Umrah. Semuanya sungguh menginspirasi. Tanpa terasa ikut mrebes mili.

Hari kedua, kegiatan berlangsung di gedung Kemdikbud Gedung F lantai 4. Namun, sebelumnya kami bersama-sama melakukan perjalanan naik MRT. Alat transportasi yang sedang booming di Ibukota. Sebagian dari kami masih ada yang belum pernah naik MRT. Start, kami berkumpul di stasiun MRT Lebak Bulus. Satu hal yang dapat menjadi pelajaran bagi kami. Yaitu budaya antri. Saat kami mau memasuki ruang tunggu MRT, meski berdesak-desakan. Namun, kita belajar untuk antri dan tidak menyerobot. Bahkan saat sedang menunggu MRT, kami belajar untuk membaca setiap petunjuk yang tertera di lantai. Ada kawasan untuk mengantri mau masuk, dan juga ada kawasan yang harus di kosongkan. Karena untuk memberikan jalan bagi penumpang yang akan keluar dari MRT. Tidak banyak bagi kami, yang melanggar garis batas yang ada.

Rencana awal, kami akan bersama-sama melakukan gerakan “nulis bareng di gurusiana” pada saat di dalam MRT. Namun, karena kondisi yang berdesak-desakan. Tidak memungkinkan kami untuk menulis. Sehingga, beberapa dari kami hanya bisa membaca buku. Sayapun demikian. Saat itu, buku yang hampir dibaca oleh kami adalah buku berjudul Selamat Datang Mas Menteri. Yang sedang viral saat itu.

Setelah sampai di stasiun MRT Senayan, kami bergegas keluar dan menuju Gedung Kemdikbud. Kesempatan itu, kami gunakan untuk berfoto-foto di halaman kantor tersebut. Kesempatan yang luar biasa, langsung saya gunakan. Saat itu, ada beberapa peserta TNGP yang berfoto dengan Pak CEO Mohamad Ihsan, khusus bagi yang Laki-laki. Saya langsung mengambil kesempatan untuk mengambil buku hasil karya. Supaya buku tersebut di pegang Beliau Pak CEO. Lumayan, meski ga bisa berfoto secara langsung, namun bukunya sudah berfoto bersama beliau. Anggap aja sebagai ajang promosi gratis. Lumayan dapat endors. Emejing kan? hihihi.

Kegiatan selama 2 hari benar-benar membuat nota sejarah bagi para guru penulis. Selain bersua dengan tokoh hebat, guru penulis yang keren, dan juga orang-orang Mediaguru yang Ciamik’e puool. Yang telah mengubah goresan guru menjadi sebuah karya yang luar biasa. Banyak Guru penulis yang sukses meraih penghargaan. Semuanya telah di hantarkan oleh Mediaguru. Statement sang CEO, terus kami ingat. Bahkan selalu terucap sebagai doa. Guru Penulis, Guru VIP. MG selalu di hati. TNGP 2019 CIE banget. Ciamik, Inspiring, Emejing.