Sebanyak 30 orang guru madrasah di lingkungan kerja Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pangandaran, sejak tanggal 16 Mei 2022, mengikuti Pelatihan di Wilayah Kerja (PDWK) Lesson Study bagi Guru Madrasah Angkatan VI. Kegiatan pelatihan ini rutin dilaksanakan oleh Balai Diklat Keagamaan Bandung selaku penanggung jawab pelatihan, pada wilayah kerja seluruh kota/kabupaten di Jawa Barat, dengan jenis pelatihan sesuai dengan kebutuhan di masing-masing daerah yang diinventarisir melalui kegiatan Analisis Kebutuhan Pelatihan (AKP) yang telah dilaksanakan sebelum tahun berjalan.

Kegiatan pada Pelatihan Lesson Study ini mencakup 3 tahapan, yaitu: Plan, Do dan See.

Kegiatan Plan dilaksanakan sehari sebelum peserta terjun ke kelas-kelas percobaan, pada kesempatan ini didiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta perlengkapan lainnya yang akan digunakan di kelas nanti. Setelah melalui diskusi yang begitu menarik dengan berbagai masukan dari guru-guru lainnya, disepakatilah 3 RPP yang akan dijadikan sebagai rujukan untuk Open Class (Do). RPP pertama dari kelompok MIPA dengan model pembelajaran yang akan digunakan adalah Project Based Learning (PBL). RPP kedua dari kelompok PAI, dengan menggunakan model Quantum Teaching, dan RPP ketiga dari kelompok IPS dengan model yang sama dengan kelompok MIPA yaitu Project Based Learning (PBL).

Kegiatan Do (Open Clas) dilaksanakan di MTsN 1 Pangandaran yang dipimpin oleh Bapak Drs. H. Ismail Ridwan, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah. Peserta didik kelas VII/A/B/C yang akan menjadi peserta pada open class ini sudah siap sejak pukul 7.00 WIB. Mereka menyambut kami dengan antusias dan siap mengikuti pembelajaran yang akan diberikan oleh guru model.

Pelaksanaan pembelajaran dengan guru model kelompok IPA, Ibu Siti Sopiah dari MTsN 4 Pangandaran, Kelompok PAI, Ibu Sulastri dari MTsN 1 Pangandaran dan Kelompok IPS, Bapak Asep Rohmat dari MTsN 3 Pangandaran berlangsung dengan tertib dan lancar. Guru model ini disaksikan dengan 9 – 10 orang rekan sejawatnya selaku observer.

Selesai kegiatan Open Class (Do), dilanjutkan dengan kegiatan See (Refleksi). Pada kegiatan ini dikemukakan kesan-kesan yang baru saja diperoleh dari ketiga guru model, kemudian berbagai temuan yang berhasil diamati oleh para observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan di kelas relative sama, yaitu: a) persoalan pembagian kelompok, ada beberapa kelompok yang jumlah anggotanya kurang berimbang (mis perempuan 3 dan laki-laki satu atau sebaliknya) cenderung yang menjadi minoritas lebih pasif dalam pembelajaran, hal ini dimungkinkan rasa canggung yang terjadi pada dirinya, b) persoalan kenyamanan, beberapa siswa mungkin merasa risih ketika pembelajarannya diamati banyak guru dari luar madrasahnya yang belum dikenal, ada yang mengekpresikannya dengan memainkan ballpoint dan sebagainya, c) mencari perhatian, beberapa siswa yang langsung pasang muka antusias ketika guru model mengungkapkan akan memberikan reward pada siswa yang aktif, hal ini terungkap dari guru model yang kebetulan dari madrasah yang bersangkutan, sehingga karakteristik siswa tersebut sudah dikenal betul. Kesimpulan dari kegiatan refleksi ini adalah berbagai hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran, mulai dari persiapan pembelajaran sampai pada penilaian akan bisa teratasi dengan saling membantu dan menguatkan antar guru melalui Forum Group Discussion (FGD) pada MGMP atau kegiatan –kegiatan lain yang mengusung kolaboratif kolegial seperti yang ingin dicapai pada kegiatan Lesson Study ini.

Diakhir kegiatan, peserta pelatihan ini mendapatkan penguatan dari Kepala Kanmenag Kabupaten Pangandaran, Bapak Dr. H. Supriana, M.Pd. Beliau memberikan support pada guru-guru khususnya yang menjadi peserta pelatihan, agar senantiasa membuka diri untuk setiap perubahan kurikulum yang berorientasi pada kemajuan siswa agar sesuai pada zamannya.