Asih Aryani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KUNJUNGAN LAPANGAN SMP PGRI KLAPANUNGGAL

KUNJUNGAN LAPANGAN SMP PGRI KLAPANUNGGAL

Salah satu agenda pada kegiatan pendampingan Sekolah Penggerak adalah kunjungan lapangan. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun hubungan (building rapport) yang harmonis, melakukan konfirmasi terhadap hasil diskusi pada forum Pokja Manajemen Operasional (PMO) level sekolah, serta melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran di sekolah tersebut (BBGP, 2022).

Kegiatan berlangsung pada hari Senin, 31 Oktober 2022. Pelaksanaan dimulai dengan pertemuan antara FSP Bersama Kepala Sekolah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum dan guru-guru terutama yang mengajar di Kelas VII. Diskusi berlangsung hangat dan akrab, sangat berbeda dengan kondisi pada saat pertemuan daring, yang dirasakan oleh peserta pada saat pertemuan daring adalah ketegangan, takut tidak bisa mengerjakan tugas, sinyal internet yang terkadang kurang bersahabat dan lain sebagainya.

Penulis sedikit memberikan pengarahan pada guru-guru yang rata-rata masih muda, energik dan semangat untuk berkolaborasi sangat besar, kesempatan ini digunakan untuk memberikan support pada guru-guru milenial ini, bahwa rambu-rambu (ketentuan) untuk menjadi seorang guru yang professional tidaklah sulit, sepanjang semua ketentuan yang diberikan pemerintah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Rambu-rambu tersebut adalah:

1. Guru harus memiliki tekad untuk siap mengembangkan diri secara mandiri (self develover) sepanjang perjalanan ke-guruannya, menimba ilmu pada setiap kegiatan, baik yang sifatnya formal (misalnya melalui pelatihan-pelatihan dan aktifitas pada MGMP), maupun informal (belajar mandiri dari berbagai sumber, internet atau seminar-seminar online dan platform merdeka belajar)

2. Guru harus memiliki tekad untuk menjadikan dirinya sebagai jaminan (self certification), jaminan kepada Sekolah ataupun Yayasan yang menaunginya, bahwa dirinya siap menjadi guru yang bertanggung jawab, memiliki ilmu yang dipersyaratkan sebagai seorang guru, siap mendampingi peserta didik sepanjang menjadi tanggung jawabnya.

3. Guru harus selalu mengadakan evaluasi bagi dirinya sendiri (self supervisor) secara terus menerus, tidak menunggu pimpinan untuk menegurnya bila terlanjur melakukan hal yang kurang pada tempatnya.

4. Guru harus memiliki sifat integritas (self integration), yaitu sikap yang sesuai antara perkataan dan perbuatan. Tidak hanya menginstruksikan tepat waktu hadir di sekolah pada peserta didik sementara dirinya sering kesiangan.

5. Guru harus memiliki tujuan yang pasti dan jelas dalam profesinya (self mission), misalnya berkomitmen menjadi guru yang disenangi siswanya, teman-teman sejawatnya, menjadi orang tua kedua bagi peserta didik setelah ayah bundanya.

Kegiatan diselingi dengan diskusi bagaimana mengatasi anak yang special di kelas, agar temen-teman lainnya tidak terganggu dalam pembelajarannya serta anak yang special tersebut juga tidak menjadi bahan olok-olokan teman-temannya. Pada kesempatan ini ditekankan kembali kepada guru-guru bahwa proses pembelajaran peserta didik harusnya disusun berdasarkan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik (Teaching at the Right Level), serta pendekatan pembelajaran yang digunakan tidak mengacu pada tingkatan kelas, tetapi dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan atau tingkat kemampuan peserta didik. Semua hal yang harus diketahui dari tiap anak pun juga beragam, tidak hanya terkait dengan gaya belajarnya saja, melainkan semua hal yang sifatnya non-kognitif (sosial-emosional), seperti perasaan, kesejahteraan psikologi, rasa aman, dan lain sebagainya (BBGP, 2022). Selama perjalanan proses pembelajaran di kelas, guru-guru ternyata sudah bisa mengatasi masalah tersbut, hanya saja masih merasa ragu apakah hal-hal yang sudah dilakukan tersebut sudah tepatkah atau masih perlu disempurnakan.

Kegiatan terakhir adalah kunjungan ke kelas pembelajaran Kelas VII. Kebetulan Kelas VII ini dibagi 2 (dua) shift, 3 (tiga) rombel pagi dan sisanya (tiga rombel) berikutnya belajar siang. Hal ini terjadi karena kapasitas gedung masih belum mencukupi untuk kebutuhan seluruh peserta didik dalam satu waktu. Dari tiga kelas yang diamati, guru-guru sudah mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, komunikasi terjadi multi arah (guru ke peserta didik, peserta didik ke peserta didik dalam kelompoknya, serta peserta didik antar kelompok). Untuk realisasi Penguatan Project Profil Pelajar Pancasila (P5) SMP PGRI Klapanunggal sudah menyelesaikan satu tema, sudah pula digelar karyanya bersama komite pembelajaran (bisa dilihat pada link: https://youtu.be/5nU1Iw59v1U ) dan sedang merencanakan untuk Project dengan teme ke-2.

Aktifitas kunjungan diakhiri dengan foto bersama. Terima kasih Bapak Kepala Sekolah bersama tim yang sudah memberi warna pada kegiatan kunjungan lapangan ini, sehingga bukan hanya guru yang dituntut untuk menyelenggarakan pembelajaran berdiferensiasi, tapi FSP juga melaksanakan kegiatan pendampingan yang serupa. Bravo Sekolah Penggerak!!!!

Sumber: BBGP. 2022. Pedoman Kegiatan Pendampingan Sekolah Penggerak

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Bunda. Salam literasi

01 Nov
Balas

Terima kasih Pak Dede, salam Literasi kembali....

01 Nov
Balas



search

New Post