Asih Lestari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Berbelanja Bersama Anak, Tipe Ibu Seperti Apakah Anda?

Berbelanja Bersama Anak, Tipe Ibu Seperti Apakah Anda?

Liburan bisa menjadi saat yang sangat berharga untuk kita, selain bisa lebih menambah intensitas quality time bersama keluarga, liburan juga bisa menjadi saat-saat emas untuk kita mempelajari hal-hal baru yang belum kita ketahui.

Untuk saya pribadi liburan kali ini saya isi dengan membantu menjaga toko alat tulis yang dikelola oleh suami. Dari pengamatan sehari-hari dalam melayani pembeli, saya belajar ternyata ada begitu banyak tipe atau gaya orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya, terutama kebutuhan alat tulis untuk sekolah. Saat mendekati tahun ajaran baru seperti ini, tentu sebagian anak-anak akan membutuhkan peralatan sekolah baru terutama buku.

Seperti apa gaya orang tua tersebut? Mari kita simak..

Pertama adalah tipe orang tua yang menuruti semua kemauan anak tanpa sedikitpun memberi pertimbangan. Apapun jenis alat tulis yang dipilih anak langsung di acc.

Anak : “ Ini, Ma.”

Mama : “ Iya”

Anak : “ Mau ini, Ma.”

Mama : “ Boleh."

Begitu seterusnya, sampai akhirnya..

Mama : “ Berapa semua, Mbak?

Saya : “ Semuanya jadi .... rupiah, Bu.”

Mama : “ Sini Dik, mana uang fitrahmu? Dibayar dulu“

Oh, pantas saja dari tadi ibunya hanya iya-iya saja, ternyata semua barang dibayar oleh si anak sendiri dari uang fitrah lebarannya... Biasa setelah lebaran seperti ini biasanya yang punya banyak uang adalah anak-anak. Kalau orang tuanya sudah habis-habisan untuk keperluan hari raya kemarin.

Tipe kedua adalah tipe orang tua yang otoriter, semua pilihan ditentukan oleh orang tua. Setiap anak memilih sesuatu, biasanya akan ditolak dan diganti dengan pilihannya.

Anak : “ Bukunya ini ya, Ma”

Mama : “ Gak usah, ini aja gambarnya lebih bagus!”

Anak : “ Tempat pensilnya ini ya, Ma.”

Mama : “ Ini aja. Murah tapi bagus. “

Seperti itu sampai selesai... Dan yang mengherankan, si anak Cuma manut-manut saja dengan pilihan mamanya, meskipun dengan raut wajah yang agak sendu. Mungkin anak tersebut sudah terbiasa dengan sikap seperti itu dari orang tuanya. Jadi si anak tidak berusaha untuk mempertahankan pilihanya. Karena ia tahu, akhirnya tetap keputusan mama lah yang berlaku. Kasian..

Nah, tipe yang ketiga ini yang menurut saya paling unik. Kalau dilihat dari sikapnya, saya sampai bingung membedakan mana yang orang tua , mana yang anak. Sama-sama ngeyel, sama-sama tidak mau mengalah.

Anak : “ Aku mau buku yang gambar ini, Ma”

Mama : “ Ini aja, Dik.”

Anak : “ Gak mau, aku mau yang gambar hijab warna hijau ini! ( Nada bicara mulai meninggi)

Mama : “ Gak boleh! Hijab warna pink lebih bagus. Itu hijaunya tua! ( Nada tak kalah tinggi )

Anak : “ Gak mau! “ ( Mulai merengek)

Mama : “ Ini aja!”

Anak : “ Gak mau!”

Mama : “ Ya udah, ayo pulang. Gak jadi Beli. Dibilangin orang tua gak mau dengar. Bla...bla...bla...”

Dan drama tersebut diakhiri dengan si Mama yang menarik tangan anaknya dengan kasar, dan tangisan anak yang membuat semua mata tertuju pada mereka berdua.

Yang keempat tipe orang tua yang gak bisa menahan diri ketika melihat diskon atau potongan harga. Kebetulan toko kami bersebelahan dengan toko sepatu, ketika saya sedang main di toko tersebut dan membantu melayani pembeli, ada seorang ibu muda yang ingin membelikan sepatu untuk anaknya , usianya sekitar 6 tahun, mau masuk TK.

Pilihannya jatuh pada salah satu merk sepatu, model bagus, warna pink, gambar menarik dan original. Dan yang lebih menggiurkan diskonya 50 %.

Pembeli : “ Ini bagus ya, Mbak.?? “

Saya : “ Iya mbak. Mumpung diskonnya besar, 50 %”

Pembeli : “Ini saja, Mbak, ukuran 30 ada?”

Saya : “ Waduh Mbak, yang paling kecil tinggal ukuran 32, yang 30 kosong.”

Pembeli : “ Ya... kok g ada.”

Wajah ibu tersebut terlihat muram, ia meletakkan sepatu tersebut. Dan melanjutkan melihat model yang lain. Saya kira ia tidak jadi membelinya.

Tetapi... ia kembali mengabil sepatu tersebut, membolak balik, mencobakan di kaki anaknya. Kebesaran. Diletakkan. Dicoba lagi. Seterusnya..

Sampai akhirnya...

Pembeli : “ Ya udah mbak, bungkus saja. Kebesaran gak papa, mumpung ada barang bagus, harga murah. Biar dipakai nanti kalau sudah pas.”

Saya : “ Oke Mbak”

Saya membungkus sepatu tersebut, dengan senyum yang terkulum. Sekuat tenaga menahan tawa agar pembeli tersebut tidak berubah pikiran.

Cukup itu dulu ya... Sebenarnya masih banyak tipe yang lainnya. Silahkan menambahkan sendiri....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kalau aku tipe yg mana ya????

12 Jul
Balas

Ayo bu Rita tipe yang mana? Hehehe..

12 Jul

Mantap Neng! Kadang saya otoriter.. Kadang gmn anak, kl belanja? Kaya gini gmn? ...inspiratif! Lanjut ah! Masih penasaran tipe yg lain tuh!

12 Jul
Balas

Iya, sesuai kondisi aja ya teh...

12 Jul

Urusan memilih belanja pasrah deh hee..

26 Jul
Balas

Mantap. Pembeli dan penjual sama-sama rela. Terima kasih sudah berbagi cerita bu.

12 Jul
Balas

Betul pak... sama sama ikhlas... Terimakasih...

12 Jul

pengalaman pribadi nih? menggelitik, inspiratif juga.... tinggal milih yang ideal buat kt.

13 Jul
Balas

Tulisan Ibu sangat menarik. Menambah wawasan saya. Terima kasih, Bu.

12 Jul
Balas

Terimakasih pak sungkowo...

12 Jul

Hmmm, saya masih menentukan ibu tipe mana.... Hehehe

12 Jul
Balas

Kayaknya saya tipe yang ketiga.... Hehehe..

12 Jul

Walau sebagai ayah tetap bisa diterapkan arahan ini. Sungguh informatif bu.

12 Jul
Balas

Terimakasih pak wiyono

12 Jul



search

New Post