Asih Lestari

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis, Meninggalkan Jejak Untuk Peradaban

Menulis, Meninggalkan Jejak Untuk Peradaban

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan pesan melalui aplikasi Whatapp dari salah satu sahabat. Pesan tersebut berisi :

Manusia hidup diibaratkan sedang berada di antara dua tanda kurung. Tanda kurung pertama adalah kelahiranmu.

Tanda kurung yang kedua adalah kematianmu.

Maka letakkanlah diantara tanda kurung tersebut sesuatu yang bermanfaat bagimu dan bagi orang lain

Begitu menyentuh kalbu, membawa saya untuk kembali merenungi perjalanan hidup saya. Perjalanan selama 29 tahun. Sudahkah saya memberi manfaat untuk orang lain yang kelak akan memperberat timbangan amal kebaikan di hari akhir kelak?

Berangkat dari perenungan tersebut, timbulah rasa ingin berbagi kepada sesama. Rasa ingin berbagi itulah yang menjadi motivasi utama bagi saya untuk memulai menulis. Menuliskan apa yang saya tahu. Menuliskan apa yang saya rasakan. Sambil berharap tulisan-tulisan tersebut dapat memberikan inspirasi dan pelajaran kepada para pembaca. Inspirasi untuk selalu melakukan kebaikan. Pelajaran agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan.

Imam Syafi’i berkata:

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang

Kemudian kamu biarkan lepas begitu saja

Dalam untaian hikmah diatas, kita diibaratkan sebagai pemburu. Selayaknya seorang pemburu tentu ia akan berusaha untuk menangkap buruannya dengan segala usaha. Begitupun kita, dalam menuntut ilmu harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Mengorbankan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit. Betapa banyak diantara kita yang harus berderai air mata untuk mendapatkannya. Tak terhitung pula mereka yang harus berdarah-darah untuk mendulang ilmu.

Lalu apakah kita rela melepaskan ilmu begitu saja?

Dan cara untuk mengikat dan abadi adalah dengan menuliskannya. Sekuat apapun ingatan sesorang, suatu saat ia akan lupa karena termakan usia. Berbeda jika kita menuliskannya, tulisan tersebut akan terus abadi meskipun penulisnya telah tiada. Imu yang dimiliki akan tetap bermanfaat tanpa terbatas oleh waktu. Seseorang yang telah meninggal bisa terus dicintai karena membaca tulisannya.

Dua alasan di ataslah yang menjadi alasan bagi saya untuk terus menulis. Mari kita mulai menuliskan setiap jengkal ilmu yang kita miliki mulai dari sekarang. Tinggalkanlah jejak untuk peradaban. Niatkanlah semua untuk beribadah kepada Allah, agar niat kita tetap bersih, tidak ternoda dengan sifat riya’ ataupun jumawa.

Karena pada hakekatnya segala sesuatu yang kita lakukan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Penggenggam Kehidupan

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan pesan melalui aplikasi Whatapp dari salah satu sahabat. Pesan tersebut berisi :

Manusia hidup diibaratkan sedang berada di antara dua tanda kurung. Tanda kurung pertama adalah kelahiranmu.

Tanda kurung yang kedua adalah kematianmu.

Maka letakkanlah diantara tanda kurung tersebut sesuatu yang bermanfaat bagimu dan bagi orang lain

Begitu menyentuh kalbu, membawa saya untuk kembali merenungi perjalanan hidup saya. Perjalanan selama 29 tahun. Sudahkah saya memberi manfaat untuk orang lain yang kelak akan memperberat timbangan amal kebaikan di hari akhir kelak?

Berangkat dari perenungan tersebut, timbulah rasa ingin berbagi kepada sesama. Rasa ingin berbagi itulah yang menjadi motivasi utama bagi saya untuk memulai menulis. Menuliskan apa yang saya tahu. Menuliskan apa yang saya rasakan. Sambil berharap tulisan-tulisan tersebut dapat memberikan inspirasi dan pelajaran kepada para pembaca. Inspirasi untuk selalu melakukan kebaikan. Pelajaran agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan.

Imam Syafi’i berkata:

Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya

Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang

Kemudian kamu biarkan lepas begitu saja

Dalam untaian hikmah diatas, kita diibaratkan sebagai pemburu. Selayaknya seorang pemburu tentu ia akan berusaha untuk menangkap buruannya dengan segala usaha. Begitupun kita, dalam menuntut ilmu harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Mengorbankan waktu, tenaga dan materi yang tidak sedikit. Betapa banyak diantara kita yang harus berderai air mata untuk mendapatkannya. Tak terhitung pula mereka yang harus berdarah-darah untuk mendulang ilmu.

Lalu apakah kita rela melepaskan ilmu begitu saja?

Dan cara untuk mengikat dan abadi adalah dengan menuliskannya. Sekuat apapun ingatan sesorang, suatu saat ia akan lupa karena termakan usia. Berbeda jika kita menuliskannya, tulisan tersebut akan terus abadi meskipun penulisnya telah tiada. Imu yang dimiliki akan tetap bermanfaat tanpa terbatas oleh waktu. Seseorang yang telah meninggal bisa terus dicintai karena membaca tulisannya.

Dua alasan di ataslah yang menjadi alasan bagi saya untuk terus menulis. Mari kita mulai menuliskan setiap jengkal ilmu yang kita miliki mulai dari sekarang. Tinggalkanlah jejak untuk peradaban. Niatkanlah semua untuk beribadah kepada Allah, agar niat kita tetap bersih, tidak ternoda dengan sifat riya’ ataupun jumawa.

Karena pada hakekatnya segala sesuatu yang kita lakukan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Sang Penggenggam Kehidupan

# Sagusabu Sukoharjo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif luar biasa.....

23 Oct
Balas

Inspiratif luar biasa.....

23 Oct
Balas

Wow keren hebat sangat menginsipirasi

23 Oct
Balas

Menyentuh

23 Oct
Balas

Menyentuh

23 Oct
Balas

Menyentuh

23 Oct
Balas

Menyentuh

23 Oct
Balas

Menyentuh

23 Oct
Balas



search

New Post