Aslin nuraini, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Diguyur Cinta

Diguyur Cinta

Oleh : Aslin Nuraini, S.Pd

Penulis adalah alumni SAGUSABU 1 Pasuruan

Juned adalah siswa paling badung di kelasku. Saking badungnya sampai kuberi level gokil! Dia tak pernah bisa diam anteng mengikuti pelajaran, setiap hari ada saja ulahnya yang membuat pusing. Sebagai wali kelas tentu aku sangat kerepotan dibuatnya. Pernah suatu kali aku sampai menangis karena sudah mentok, tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menangani Juned. Aku sadar, sebagai guru dilarang keras memarahi atau menghukum siswa secara fisik, tapi hari itu ulahnya sudah sangat terlalu, hingga tanpa pikir panjang aku lancarkan aksi ngambek, ku sampaikan pada seluruh siswa bahwa mulai hari itu aku tidak akan mengajar lagi di kelas itu.

Dua hari kumohon ijin tidak masuk, bukan karena mogok, tetapi karena saat itu giliranku mengantar dan menjaga ibu yang sedang menjalani kemotherapy di sebuah rumah sakit di Surabaya. Karena kondisi ibu saat itu sangat lemah (HB darah sangat rendah), dokter menyarankan ibu agar tinggal sehari lebih lama dari jadwal opname sebelumnya, jadilah tiga hari aku tidak masuk kerja.

Hari keempat aku pulang dan langsung masuk sekolah, seluruh siswa kelas 6 berlari kencang menyambutku, “Buuu... saya kira ibu benar benar berhenti mengajar kami... kami sekelas memohon maaf bu, jangan tinggalkan kami lagi...” bergantian mereka menyalami dan mencium tanganku, ada yang bergelayut manja, ada yang menangis bahagia....

Tetiba sebaris syair melintas di benakku

sebersit haru meleleh di hatiku...

kala cinta membuncah ... rindu memburu...

terasa hidup ini berarti lagi...

hilang sudah lelah penatku...

terbasuh tatapan rindu murid muridku...

ikatan ini telah menjeratku...

memang tak nampak..namun erat membelenggu...

ya.. aku baru sadar... jika kalian begitu menyayangiku...

(olalaaa.... macam seorang penyair saja awak ini)

Tiba tiba tatapanku tertumbuk pada sosok Juned, yang sedari tadi mematung di sudut kelas, diam membisu. Tatapan matanya berkaca kaca.. tapi mulutnya terkatub rapat. Naluri keibuanku berbicara, dia ingin meminta maaf namun tak sanggup. Perlahan kudekati Juned, kurang tiga langkah, dia berlari menubruk tubuhku “ Maaf bu guru... saya janji tak akan mengulangi lagi... saya memang nakal.. tapi jangan pergi lagi bu!” Jangan pergi!” Juned menangis meraung raung sambil memeluk kakiku. “ Iya sudah sudah..tidak biasanya kamu cengeng Jun, selorohku. Ayo berhenti sinetronnya! Kubangunkan Juned dan kupapah ke bangkunya. Ayo .. kembali ke bangku masing masing, aku mulai menguasai keadaan. Namun hati tertawa geli melihat ulah mereka yang lebay.

Pelajaran dimulai dengan serius, dan aku tak pernah menyinggung masalah itu lagi. Belakangan kuperhatikan ada perubahan besar dalam perilaku semua siswaku, khusunya Juned, masih badung sih, tetapi lebih berhati hati sekarang. Alhamdulillah, dia mulai belajar disiplin.

Hari berganti bulan, terasa waktu begitu cepat berlalu. Juned yang dulu paling badung, kini makin disiplin dan mulai nampak kemajuannya dalam pelajaran, aku sendiri tak tahu apa yang memotivasinya hingga berkembang sepesat ini.

Hari itu ulang tahunku, seluruh siswa memberiku kejutan, mereka menghias kelas mulai subuh, dan memberiku kenangan tak terlupakan. Juned secara khusus membawa jaring ikan milik ayahnya untuk dipasang diatas pintu kelas, jaring itu diisi penuh dengan guntingan kertas merah berbentuk hati. Dan ketika aku masuk, juned berteriak memberi aba aba “ Hujan cintaaa” seorang siswa memotong tali pada jaring ikan, dan... akupun diguyur dengan ratusan hati merah buatan anak anak.

Ya benar!.. aku diguyur cinta ! cinta yang tulus dari siswa siswiku. “ Selamat milad bu guru, semoga panjang usia, selalu sehat dan bahagia” serempak mereka memelukku. air mata mengalir deras dipipiku... terimakasih anak anakku.. terimakasih...

Belakangan aku tahu, jika perubahan sikap siswa siswiku karena mereka tahu masalah yang sedang kuhadapi, bahwa aku harus merawat ibuku yang sedang berjuang melawan kanker. Dan Juned, adalah anak piatu yang ibunya juga meninggal akibat kanker...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trims bu eni

28 Aug
Balas

Bagus bu teruskan

27 Aug
Balas



search

New Post