ASMIATI, S.Pd

Guru pada sebuah Sekolah Menengah Pertama, ujung utara Pulau Riau. Didaerah perbatasan aku mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Laut, gelombang dan air...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku dan Angin

Aku dan Angin

Beralas air beratap langit.Dibumi seribu parit akhirnya aku ditugaskan.Perpisahan dengan emak dan bapak tadi pagi,kembali membuat mataku berkabut.Hati ini meminta jika saja aku bisa mengabdi disisi emak dan bapak,dikampung sana tentu aku tak akan pernah sampai disini.Kapal yang kutumpangi telah merapat kebibir dermaga. Ini tahun kedua aku berada disini.Aku mulai bisa beradabtasi.Air laut yang asin serta cuaca yang tak menentu sudah menjadi makanan ku setiap hari.terayun diatas gelombang dengan hantaman teriknya matahari itu pun sudah menjadi kawan dalam pengabdianku.Hari-hariku hampir tersita selurunya oleh rutinitas.walau disini hanya sebuah kota kecamatan dan sekolah tempatku bertugas juga sebuah sekolah kecil didesa perbatasan,namun aku selalu memposisikan jam kerjaku melebihi jadwal biasanya.Sebagai guru dan memegang tugas tambahan menjadi pembina kesiswaan,aku melakukan kegiatan dan latihan sore disekolahan bersama anak-anak didikku. Kakiku melangkah menuruni tangga kapal.dengan sebuah koper dan tas punggug aku berjalan pulang menuju kontrakan.masa liburan sudah kulewatkan dengan emak dan bapak dikampung.Tiba saatnya aku kembali ketempat tugas "Sumi, kapan datang!" Kuhentikàn langkah begitu mendengar suara berat menyapa dari arah samping kapal yang baru ku tinggalkan.aku tahu persis panggilan ini hanya dipakai dilingkungan masa kecilku, keluargaku dan famili dekat dikampung. Sosok laki-laki berpakaian seragam petugas perairan mendekatiku pasti. Wajahnya begitu asing dalam ruang ingatku. "Ya baru pulang liburan, hm..siapa kah ?" Laki-laki yang kumaksud mengulurkan tangan,aku menyambut dengan perasaan bingung. "Kamu masih ingat teman yang sering main layangan bareng kamu dilapangan desa?" Aku menatap wajah ini lama,tak terlihat wajah yang ada dalam memori masa kecilku,tak ada wajah sahabat kecilku disana. "Maaf,saya benar-benar lupa," ucapku. Dia tersenyum kearahku.waktu 20tahun itu bukan sebentar.selepas dari sekolah menengah atas aku melanjutkan keperguruan tinggi dikota lain,dan usai menamatkan kuliah aku langsung bekerja dikota ini.waktuku untuk kembali kekampung halaman kadang tidak ada.jadi wajar saja aku lupa dengan wajah-wajah yang pernah kukenal pada masa kecilku.laki-laki didepanku tertawa berat. "Saya Antoni,apa sudah ingat?" Aku tersentak kaget Antoni bukankah dia cucu dari almarhum bapak,anak yang pergi dari kampung ketika kami masih dikelas dua Sekolah Dasar. "Kamu Toni? Aku memandang laki-laki ini tak percaya dia mengangguk,Ya Allah bukan kah dia juga keluargaku yang pergi dari kampung merubah kehidupan mereka yang kurang beruntung, aku ingat dengan Toni, waktu kecil kami sering main layangan dan berkejaran dipematang sawah. "Lalu disini kamu ngapain?" tanyaku "aku bekerja dikapal ini, waktu kamu naik dikota kabupaten tadi pagi aku sudah tahu itu kamu,tapi aku masih ragu,makanya aku sebut nama masa kecilmu karena aku yakin jika dengan nama itu pikiranmu pasti akan tertuju kekampung kita." Dia tertawa lepas kami akhirnya melanjutkan obrolan dikaki tangga dipinggir dermaga,lama berbincang tentang kampung halaman akhirnya aku pamitan pulang.Toni melanjutkan tugasnya dikapal yang masih bersandar didermaga.Sampai dirumah aku masih ingat dengan Toni dia bekerja dikapal penumpang sebagai abk dan melalang buana keberbagai daerah, kehidupan yang susah dan tak berkecukupan telah mengantar langkahnya seperti ini. Sama dengan kondisiku sekarang nasib dan takdir telah membawaku kepulau kecil ini menjadi seorang tenaga pengajar pada sebuah sekolah menengah pertama. Awal aku memasuki daerah ini begitu berat dan sulit, aku harus membiasakan diri untuk mandiri, menyelesaikan segala masalah sendiri, jauh dari keluarga dan sanak famili di pulau Sumatra sana. Kuletakkan tas punggung dan barang yang kubawa. Tubuhku terkulai lelah, perjalanan sehari semalam dari kampung halaman membuat tubuh ini terasa remuk. Sejenak aku jatuh dalam kantuk dan baru terjaga oleh suara azdan mahgrib. Bergegas mandi lalu menunaikan kewajiban yang datang memanggil. Tanpa terasa malam telah jauh merangkak sepi, usai mengabari emak dikampung akupun tertidur. Kembali siang ini aku terayun-ayun diatas gelombang,terik matahari diatas kepala bagai hilang tersiram dipercikan air yang dihantam badan kapal. Diatas langit terbentang membiru. Aku dan teman-teman baru saja menyelesaikan tugas dan kembali pulang kerumah. Medan yang ditempuh setiap hari seperti ini. Menyeberangi sebuah teluk yang terhubung dengan laut lepas disebelah sana, sebagai daerah yang terletak dibibir laut, kadang pasang kadang surut harus kuhadapi. Dengan perahu kecil ini aku berangkat pulang dan pergi menuju pengabdian. Ketika gelombang pasang meninggi,aku harus rela berbasah-basah menempuh jalanan yang direndam air. Jika pasang surut juga harus siap menuruni anak tangga dermaga yang licin untuk sampai dibadan perahu yang akan dinaiki. Hidup disini mengajarkan aku sesuatu. Sesuatu yang tak pernah kualami sebelumnya. Aku harus berani bertarung dengan kehidupan yang berat dan harus bisa bersahabat dengan alam yang tak pernah kupelajari dikehidupan sebelumnya. Pengabdian ini mengajarkan aku sebuah arti kehidupan. Tidak ada yang mudah dalam hidup ini tapi kesulitan itu juga tak selamanya pahit dan ketir, jika kita bisa menghargai dan mau bersahabat dengan alam, justru akan menjadi sesuatu yang nikmat yang mampu menawarkan segala kepahitan. Telah ku pelajari hidup disini dengan segala pahit manisnya. Telaj kunikmati semua yang ketir disini dengan rasa manis yang memabukkan.yah, ini aku sianak daratan yang harus berani bertemankan lautan. Bukankah ini sesuatu yang membahagiakan...? ( 3 )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post