ASMIATI, S.Pd

Guru pada sebuah Sekolah Menengah Pertama, ujung utara Pulau Riau. Didaerah perbatasan aku mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Laut, gelombang dan air...

Selengkapnya
Navigasi Web

HUJAN DIHATI

Hujan. Memberikan suasana yang berbeda. Ada rasa yang berlebih jika hujan turun seperti ini. Rasa yang tak bisa diungkap dengan kata-kata. Aku sangat menyukai Saat hujan seperti ini aku.suara dan rintiknya menjadi sebuah irama yang menentramkan hati. Ku buka tirai jendela, kaca didepanku terlihat berembun buram. Jarum hujan terus saja menancapkan derainya kebumi. Dibalik jendela suasana hitam gelap diluar.tiada yang berani keluar,semua meringkuk dalam selimut atau dibalik perapian, menghangatkan diri. Pengabdian. Sudah berapa lamakah aku disini. Hampir 21tahun. Waktu yang sangat panjang untuk sebuah perpisahan dengan keluarga tercinta, dengan semua keluarga, dengan ibunda tercinta. Hidup disini, memberikan aku berbagai warna. Menorehkan bermacam suka dan duka. Semua tersimpan dihati. Kutimbun jauh-jauh dalam palung hati paling dalam. Aku tak ingin menampilkan sebuah luka dihadapan mereka.karena aku bukan peminta kasihani.

"Tidak tidur mei," sapaan lembut posisi gendang telingaku. Aku melihat bayangan Nin dibalik pintu kamar yang tertutup.

"Belum Nin, jawabku beringsut membukakan pintu. Nin melangkah masuk. Membawakan segelas teh hangat dan sepiring goreng ketela.

"Hmm ... terimakasih, makanan yang mengasyikkan dikala hujan seperti ini. Aku mengambil satu ketela bau gurih sekali.

"Dapat darimana Nin? Tanyaku sambil terus menggigit ketela yang masih hangat. Nin verifikasi sambil membuka acara yang baru selesai kubaca.

"Mei, aku pinjam ya! Nin menenteng ruang keluar kamar. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Nin teman satu kos selama tinggal dipengabdian ini selalu setia dan sahabat yang sangat peduli."

Aku kembali berdiri ditepi jendela. Jika sudah begini, aku suka berlama-lama menikmati irama hujan, hingga kantuk penyerangan rubah masih terus saja jatuh diluar.

Paginya aku terbangun, suasana masih dingin ada rasa malas untuk menyiram tubuh dengan udara, namun itu tidak mungkin. Jauh disana, disebuah sekolahan kecil aku ditunggu banyaknya anak. Aku tak mau terlambat. Upacara senin pagi yang terbiasa rutin kulakukan disekolah harus dilaksanakan. Kupacu sepeda kesayangan membelah dinginnya pagi, menyusuri jalanan yang sepi. Masih terlihat sisa genangan air hujan semalam.

Dijalanan aku bertemu anak-anakku. Mereka bermain mendahului laju sepedaku. Hal yang biasa yang akan kulakukan jika mereka telat mencapai adalah sebuah sanksi. Di mana mereka harus menyapu bersih sampah atau mengisi bak udara. Hal ini tentu akan terasa berat bagi mereka, jika dikerjakan sendirian.

Aku mendahului sebuah rombongan remaja putri. Putih biru pakaian mereka kelihatan manis sekali. Begitu tau dan sadar mereka didahului, spontan semua bergerak cepat, aku hanya tersenyum, berhasil mencandai siswa-siswiku ini.

"Hayo, siapa yang terlambat, ibu ga main-main" seruku. Mereka mempercepat langkah. Dihati aku tersenyum melihat mereka berlarian mendekati gerbang sekolah.aku ingin menerapkan disiplin yang baik untuk mereka. .bahasa saat ini yang selalu kulakulan. Sampai para remaja ini tidak berani macam-macam. Mereka tahu apa yang terjadi dengan kesalahan yang dilakukan. Ini adalah kulakukan agar mereka bisa lebih baik.

Lonceng sudah dibunyikan. Anak-anak berbaris rapi. Upacara bendera kali ini disunting oleh siswa paling tinggi kelasnya. Suasana terasa sangat hikmat. Setelah memberikan amanat biasa, upacara pun selesai. Aku duduk dikantor melepas lelah sejenak. Sebelum masuk keruang kelas mereka.

Hari-hari yang kujasa seperti ini. Mengabdi disekolah dimana aku ďitugaska. Sisanya adalah dirumah menikmati hari dipengabdian. Dulu aku memiliki seseorang, yang tinggal jauh dikota lain. Dia yang selalu membuat aku penuh semangat. Dia yang selalu memberikan motivasi, anggota dalam kehidupan. Ketika itu hari-hari yang kujalani penuh keceriaan. Karena aku tahu dihatiku ada cinta dan dihatinya juga memiliki rasa yang sama. Tapi semua impian dan keceriaan hidup itu harus berakhir. Cintaku Kembali terbentur dalam pusaran luka. Aku menelan ludah pahit. Aku berusaha menerima ini dengan hati ikhlas. Dia bukan yang terbaik untukku. Dia bukan jodoh yang diantarkan Allah. Karena akhirnya kami menemukan terpisah oleh hal yang tak bisa dimengerti.

Setelah kepergiannya, sebagian orang-orang muda telah mengetuk sentuhan cinta dihatiku. Mencoba menarik simpatiku. Masih bisa menemukan yang bisa membuatku bangkit dari kecewa dan dukaku. Perlahan mereka mundur dan menghilang. Dan hingga kini aku masih saja sendiri. Aku tak mengerti, siapa yang ku tunggu. Yang kutahu aku belum bisa menerima uluran cinta dari mereka. Aku masih belum mampu untuk itu. Kesendirian ini masih betah menemani diriku entah untuk berapa lama.

"Bu guru," suara yang begitu bening maksimal aku. Didepanku seorang gadis kecil alih santun. Ditangannya tergenggam sesuatu. Aku menatap wajah lembut "ada apa nak," tanyaku.

"Ini untuk ibu guru," rutin mengangsurkan sesuatu yang masuk dimejaku. Kulihat beberapa buah khas yang sering kutemukan disepanjang jalan menuju tempatku mengajar. Anak jni memberi buah segar itu padaku. "Terimakasih, ucapku. Gadis kecil itu mengangguk sambil sambil membungkukkan tubuh keluar dari pintu menuju kelasnya.

Siang itu aku dan teman-teman menikmati buah yang terasa seger dan manis. Sambil bercerita kesana kemari, menunggu lonceng masuk. Jika sudah begini hatiku sangat terhibur. Semua masalah yang kuhadapi terasa menjauh. Orang akan bergerak lagi menunggui ruang hati.

Yah, begitulah aku. Entah warna lama lagi harus begini. Akan kita yang Maha Pemberi benar-benar telah mempersiapkan untuk cinta yang lebih yang bisa mengobati luka dan duka. Yang bisa menghapus semua airmata yang berceceran dihatiku ......... ( 1 )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bahasanya mengalir enak dikunyah lanjut ya Bu saya bisa minta nomer Wa/ ini WA saya 089692593804 Salam literasi dan berkarya ya

29 Mar
Balas

Assallamu'allaikum... Alhamdulillah.. maaff bunda baru bisa dibuka. Sinyal ditempat saya lemot. Makasiih silaturahmi na buun.. salam literasi

30 Mar
Balas



search

New Post