ASMIATI, S.Pd

Guru pada sebuah Sekolah Menengah Pertama, ujung utara Pulau Riau. Didaerah perbatasan aku mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Laut, gelombang dan air...

Selengkapnya
Navigasi Web
MATEMATIKA KU LIMA

MATEMATIKA KU LIMA

Akhirnya aku sampai disekolah. Keringat membasahi seragam yang kupakai,maklum aku berjalan kaki dengan jarak tempuh cukup jauh. Sebagai sekolah menengah atas satu-satunya dikota kecamatan tempatku tinggal. Buru-buru ku taruh tas kesayangan dilaci lalu kembali keluar,mengambil perlengkapan kelas dikantor.hari ini aku piket kelas. Setelah merapikan meja dan menaruh kapur dikotak yang telah disediakan, akupun kembali kemejaku. Kemaren aku mengerjakan PR matematika masih ada yang membuatku ragu. Mungkin pagi ini aku masih bisa memperbaiki sebelum lonceng masuk dibunyikan. Sekolahku termasuk salah satu sekolah yang paling top dan disiplin tinggi. Salah satunya tidak dibenarkan membuat PR disekolah, tapi karena aku takut dengan mata pelajaran yang satu ini, makanya aku sangat hati-hati sekali, aku harus lebih sering melihat dan membukanya meskipun aku sangat tidak suka. Jika sudah berhubungan dengan matematika, nafasku jadi terasa mengap-mengap, dadaku berdebar-debar. Perasaan malas, letih,lezu,lunglai,lungsai pun bermunculan, bagai orang terkena darah rendah, menggigil tak karuan. Sebagai murid yang berada dalam kelompok 10 besar akupun memperoleh kelas yang diisi oleh anak-anak yang pintar-pintar. Kelas 10 satu, merupakan kelas yang sudah difilter. Aku benar-benar harus hati-hati sekali. Aku terkadang jadi malu mengapa aku begini ketakutan dengan itung-itungan kaya gini. Aneh . Selesai memeriksa kembali PR matematika, aku sudah merasa yakin dengan jawabanku, tinggal menyerahkan kekantor nanti. Lonceng terdengar dipukul 3x, tanda masuk. Suasana kelasku yang istimewa dengan anak-anak pilihan terlihat tertib,siap menunggu guru yang akan masuk pada jam pertama hari ini. Bunyi langkah mendekati pintu kelas,lalu tak lama dari pintu muncul wajah guru geografi. Aku dan teman-teman telah bersiap. Ketua kelas memberi aba-aba seluruh kelas duduk tertib dimeja masing-masing memberi salam pada ibu guru dan melanjutkan dengan membaca doa sebelum pelajaran dimulai. Ibu Yelni, ibu guru geografiku termasuk guru yang keras dalam mengantarkan pelajaran, tak ada diantara siswa yang berani bersuara bila telah berhadapan dengan mata pelajaran yang diantarkannya. Semua diam,bahkan untuk bertanya sekalipun kami semua sangat ketàkutan.kharisma yang dipancarkan beliau membuat seluruh siswa sangat segan. Usai pelajaran geografi, dilanjutkan dengan pelajaran berikutnya sebelum istirahat pertama tiba. Kali ini kami belajar Sosiologi, ini pelajaran paling kacau sepanjang yang aku tahu selama ini. Bapak guruku ini termasuk sangat santai dan hanya mencatat dipapan tulis,tanpa pernah menegur yang ribut dan tak pernah menghukum yang punya kesalahan. Namun yang kusalutkan, justru walaupun bapak Sosiologi termasuk sangat santai, tapi kami berusaha mengontrol diri masing-masing. Inilah istimewanya sekolahku. Santun dan bertatakrama tinggi. Jarang sekali terdengar anak-anak yang berkasus dan jarang sekali ada perkelahian. Semua siswa sangat patuh dan taat dalam disiplin. Guru-guru senior yang sudah berusia senja sangat keras dalam disiplin. Ini yang menjadi benteng keunggulan sekolahku,pagar betis yang kokoh dan solit,tatacara mereka sangat ampuh menaklukkan anak-anak yang nakal dan mencoba nakal, sanksi yang ditaruh tak main-main yaitu angkat atribut lalu pulang kerumah alias berhenti. Sanksi terakhir ini yang paling menakutkan, jadi mereka yang berkeinginan untuk nakal serta berniat berbuat macam-macam harus membaca berulang-ulang dulu peraturan terakhir ini dan harus pikir dua kali jika mau melanggarnya.pelajaran usai juga, lonceng dipukul keras oleh guru yang bertugas piket hari ini, istirahat pertama aku dan teman-teman menyerbu sebuah warung makanan yang terletak dibelakang sekolah. Warung kecil satu-satunya yang ada disini. Bangku masih tersisa untuk 2 orang, aku dan Meri langsung duduk disana, kami memesan sepiring lontong sayur yang sangat nikmat. Dengan segelas air putih hangat. Aku sudah menghabiskan sepiring penuh makanan favorit ku ini, didepanku piring Meri pun sudah ludes. Perut terasa nyaman kembali, setelah daripagi disuguhi nutrisi didalam kelas, terasa ada yang menuntut untuk diisi, mungkin karena waktu belajar, semua energi diperas tuntas. Setelah membayar kami melangkah menuju kelas. Siap-siap menerima pelajaran selanjutnya. Pada jam ketiga dan keempat masuk guru matematika. Pelajaran ini kurang kuminati, pelajaran yang memberiku kelelahan, memberiku rasa takut, dan seperti yang kukatakan aku seperti diserang penyakit cacingan bila berhadapan dengan mata pelajaran ini lemah letih lesu lunlai lungsaiku pun muncul seketika karena aku tak begitu bisa dengan matematika. Kadang aku bingung sendiri dengan itung-itungannya. Aku sudah sering jujur mengakui aku sangat lemah dengan ilmu ini. Yang kugemari adalah pelajaran ekonomi dan bahasa indonesia.apalagi bahasa indonesia, jika sudah disuruh atau diberi tugas mengarang atau menulis puisi aku sangat bersemangat. Seperti bunga disiram air langsung segar dan menari nari ditiup angin, seolah-olah begitu. Sekolahku ini sebuah sekolah yang sangat mendukung bakat dan menampung kreatifitas yang dihasilkan oleh siswanya. Termasuk sekolah yang sangat peduli dengan perkembangan siswa. Dari sini telah lahir anak-anak yang sukses dengan ilmu yang mereka pelajari. Banyak sekali yang sudah berhasil. Menjadi abdi dan pelayan masyarakat. Aku sebagai siswa disini juga ingin sukses seperti kakak kelas yang telah lebih dulu berhasil. Aku bercita-cita jadi seorang guru. Setamat dari sini nanti aku ingin melanjutkan ke fakultas keguruan. Mira menyikut lenganku sambil memberi isyarat bahwa ibu matematika mendekati meja kami. Kontan aku bersikap fokus kesoal yang diberi.pura-pura tak terjadi apa-apa. Namun guru memang manusia supranatural, manusia yang memilimi mata dipunggungnya tak gampang ditipu.kenapa kukatakan begitu, karena meskipun mereka menulis dipapan tulis membelakangi kami, tapi mereka akan tahu siapa yang nakal dan siapa yang tengah iseng dibelakang punggungnya, disini aku merasa sangat takjub dan kagum, kenapa mereka seperti itu, ilmu apa yang mereka pakai hingga selalu tepat dan bisa tahu siapa yang berbuat jahat.aku masih termangu menatapi soal yang kukerjakan ketika ibu guru yang mendekati mejaku tiba-tiba menyentuh halus pundakku, aku terkejut dan menatap wajah yang berdiri disisi meja belajarku, nanar bagai tak berdosa. "Coba kamu selesaikan soal nomer tiga kedepan." Tangannya meletakkan sebatang kapur tulis dimejaku, darahku bagai berhenti mengalir, dadaku berdebar duakali lebih kencang aku benar-benar bingung aku belum mengerti soal ini dan aku tengah berusaha mengutak-atiknya.Mira memandangku dengan wajah kasihan campur geli memberi isyarat padaku untuk tetap maju. Dengan kaki gemetar aku menuju papan tulis dan mulai menuliskan soal disana. Lama aku terpaku diam dengan kapur ditangan mengambang diudara bagaimana caraku untuk menyelesaikan soal ini. Aku bingung. Ibu guru ini mengerti kebingunganku. Dia sengaja memberiku hukuman karena aku memang tidak fokus ketika beliau menerangkan tadi. Dan aku harus berani mengakui serta siap menerima hukuman beliau. "Ibu, saya tak bisa, saya tak mengerti caranya bu." Aku tertunduk didepan meja beliau kakiku gemetar lamat-lamat kudengar suaranya yang lembut. "Rani, kamu ibu hukum, kamu harus menyiapkan latihan satu dan dua, besok pagi kamu sudah harus menyerahkan kekantor taruh dimeja ibu." Aku mengangguk pasrah. Beliau mempersilakan aku kembali kekursi. Mira menyambutku dengan senyum macam-macam dalam penglihatanku ada rasa kasihan, ada rasa geli, ada rasa lucu dansebagainya. Mira tahu aku paling lemah mata pelajaran ini,kutendang kakinya dari bawah meja dia meringis berusaha menahan tawa. Jam pelajaranpun usai aku bagai terlepas dari himpitan yang seolah-olah menindihku ribuan kilo. Tersandar letih dipunggung kursi dengan wajah mengkerut, teman-teman tertawa .melihat kondisiku yang lemas bagai kurang air mereka semua sudah tahu kelemahanku ini. Mira menepuk-nepuk bahuku menenangkan bathinku yang kusut tak karuan, "Kamu pasti bisa Rani, kamu pasti dapat kok jika sudah tahu caranya kamu pasti akan menikmati mata pelajaran ini," Mira mengangkat jempolnya tinggi-tinggi didepan hidungku aku meringis mengeleng pasrah akhirnya Mira kembali membantuku dia menunjukkan rumus dan jalan yang harus dilakukan untuk memecahkan soal ini. Terasa rumit diotakku, kusut bagai rambut yang tak pernah disisir. Aku tak menemukan jalan penyelesain dari tugas yang diberikan ibu matematika tadi Mira geleng-geleng kepala. "Sampai kapan kamu seperti ini kamu harus bisa matematika juga donk jangan hànya bahasa dan ekonomi yang kamu istimewakan, Kamu harus bisa." Mira menyemangati aku hingga pulangnya aku masih memikirkan mata pelajaran ini mengapa aku begitu sulit memahami matematika dan bahkan sangat doyan dengan pelajaran ekonomi dan bahasa Indonesia. Ini yang selalu menjadi fikiranku esok harinya disekolah aku mengumpulkan tugas yang diberikan padaku. Pagi-pagi sekali aku sudah berdiri didepan kantor menunggu ibu guru matematikaku. Begitu beliau muncul didepan pintu aku langsung menyerahkan tugas ini padanya beliau menerimanya lalu menatapku dengan pandangan lembut. "Ayo ceritalah." Beliau menatapku sekali lagi kalimatnya lugas dan spontan, seolah tahu semua yang terjadi aku kaget aku benar-benar bingung dan dengan suara gemetar aku menerangkan bagaimana aku menyelesaikan soal-soal itu padanya. "Bukan saya yang mengerjakannya bu, saya dibantu Mira ucapku jujur." Beliau tersenyum lalu berdiri didekatiku memeluk pundakku penuh kasih sayang. "Ibu salut dengan kejujuranmu bukannya ibu mau mengujimu dengan cara begini tapi ibu yakin kamu pasti akan menceritakan darimana kamu dapat jawabannya." "Tolong jangan marahin Mira bu saya yang bersalah saya yang memaksa Mira,bu." Dia menepuk pundakku derai tawanya yang halus amat menyiksaku apakah ibu guru mau memaafkan Mira, kasihan Mira telah terlibat dalam masalahku.Perlahan sekali beliau berbisik ditelingaku, "Ibu gak akan menghukum Mira tapi dengan satu syarat kamu harus menyukai pelajaran Matematika." "Saya akan mencobanya bu." Aku menjawab dengan nada sangat lemah dia mengusap bahu ku lagi. "Oke ibu tunggu janjimu," aku mengangguk setelah mencium tangan beliau aku berlalu keluar kantor keringat dingin membasahi bajuku Mira tertawa sambil memukul tanganku gemas. Dia tahu aku memang tak bisa belajar Matematika walau aku sudah belajar semalaman tapi tetap saja gagal. Sempai aku menyelesaikan Sekolah Menengah Atas lalu diterima disalah satu Perguruan Tinggi Fakultas keguruan matematika ku tak berubah tetap menduduki posisi diangka lima. Bukannya aku tak belajar tapi aku tak pernah mengerti cara menaklukkannya sekarang aku memilih ilmu ekonomi kembali bertemu dengan ilmu matematika. Matematika ekonomi aku terhenyak namun tekatku sudah bulat aku garus bisa melumpuhkannya aku boleh kalah di matematika biasa tapi aku tak boleh menyerah di matematika ekonomi karena ini sudah menjadi pilihanku. Aku harus berkawan dan bersahabat erat dengannya hanya itu salah satu jalan agar aku tak kembali ambruk diserang rumus-rumus rumit itu. Aku harus memakai kuda-kuda pengaman yaitu belajar melumpuhkannya duluan.....( 4 )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagus ceritanya. .saya guru matematika. ..tapi ga ada siswa yang takut dengan saya ya?

03 Apr
Balas

Assallamuallaikum ibu guru yg saya takuti bidang studi nya, hehe salam Literasi dan persahabatan bu...makasiihh suport na bu cynk..selamat sore

03 Apr
Balas



search

New Post