Asnul Fitria, S.Si

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

Saya Asnul Fitria, S.Si, calon guru penggerak angkatan 10 Kab. Solok Sumatera Barat

Fasilitator : Bapak Hendra Tanidjaya

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan jurnal refleksi dwimingguan modul 1.4, saya menggunakan model 4F / 4P yaitu Facts/Peristiwa, Feelings / Perasaan, Findings / Pembelajaran, Future / Penerapan. Penjelasannya sebagai berikut:

1. Peristiwa (Facts)

Kegiatan modul 1.4 ini dimulai pada tanggal 14 Mei 2024 yaitu Mulai dari diri, di sini saya diminta membuat catatan dan pertanyaan tentang kasus atau persoalan yang diberikan dalam LMS, dilanjutkan dengan eksplorasi konsep secara mandiri pada tanggal 15-16 Mei 2024. Materinya ada 6 tema yaitu Disiplin positif dan Nilai-nilai kebajikan universal; Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi; Keyakinan Kelas; Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas; Restitusi - 5 Posisi Kontrol; Restitusi - Segitiga Restitusi, dimana setiap tema memiliki sub tema yang banyak dimulai dari tujuan pembelajaran, materi-materi, tugas-tugas, kegaitan mandiri dan penutup. Kemudian pada tanggal 17-20 Mei 2024 masuk pada kegiatan eksplorasi konsep pada forum diskusi. Pada kegiatan ini CGP memahami konsep budaya positif dan saling berdiskusi dengan CGP lain secara asinkronus. Pada tanggal 20 Mei 2024 bersama fasilitator di ruang kolaborasi Vicon Sesi 1.

Fasilitator membimbing dan mendampingi kami untuk diskusi dalam kelompok kecil. Saling memberi masukan dan penguatan serta saling menanggapi. Kami dalam 1 kelompok berjumlah 3 orang dimana selama 90 menit kami mendiskusikan 4 kasus yang ada di LMS, kemudian saat kami diskusi dipantau selalu oleh Bapak Hendra sebagai Fasilitator. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 21 Mei 2024 dilaksanakan kegiatan kolaborasi ruang diskusi ruang -- Vicon Sesi 2 dengan agenda presentasi hasil tugas kelompok.

Di sini masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya kemudian kelompok lain menanggapi dan memberikan masukan terhadap tugas kelompok lainnya. Setelah presentasi tugas kelompok, hasil tugas kelompok kami lebih sempurna untuk diunggah ke LMS pada sesi unggah tugas ruang kolaborasi. Selanjutnya pada tanggal 27 – 28 Mei 2024 jadwal untuk Demonstrasi Kontekstual, yang saya lakukan disini, saya diminta mempraktikkan segitiga restitusi untuk masalah atau kasus yang dilakukan siswa di sekolah saya, dimana praktiknya saya diminta membuat skenario singkat dan memerankan kasus tersebut bersama siswa. Saya membuat skenario singkat untuk 2 kasus yang pernah terjadi pada siswa di kelas saya yaitu kelas biologi 1. Saat itu saya merestitusi siswa yang terlambat hadir ke sekolah dan siswa yang mencontek saat ujian tengah semester, saya menyelesaikan kasus itu dengan segitiga restitusi.

Pada tanggal 29 – 30 Mei 2024 adalah jadwal kegiatan Elaborasi pemahaman, yang dilkukan tatap muka secara daring pada tanggal 30 Mei 2024 bersama instruktur Ibu Anastasia Ang di google meeting. Instruktur menjelaskan secara jelas materi budaya positif sehingga materi itu makin dipahami oleh CGP. Setelah itu saya sebagai CGP diminta menjelaskan hubungan budaya positif dengan materi 1.1, 1.2.dan 1.3 pada sesi Koneksi Antar Materi. Saya membuat koneksi antar materi ini di canva dan saya download bentuk pdf dan video, yang pdf saya sematkan ke LMS, sedangkan yang video saya upload di chanel youtube saya. Selain itu kami juga diminta untuk membuat rancangan tindakan aksi nyata dengan format yang telah disediakan dan dikumpulkan juga di LMS. Selanjutnya kegiatan terakhir dari modul 1.4 ini adalah aksi nyata. CGP diberi waktu hingga tanggal 14 Juni 2024.

Hal baik yang saya alami dalam pembelajaran modul 1.4, saya memahami materi tentang budaya positif dan saya langsung menerapkan segitiga restitusi dalam menangani kasus siswa. Hambatan yang saya temui masih sama seperti di jurnal sebelumnya, yaitu waktu yang belum mendukung dan beban kerja yang menunpuk, namun meski begitu saya berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas dan mengumpulkannya tepat waktu, walaupun kadang hanya beberapa waktu saja sebelum due date nya.

Penyampaian Materi dan diskusi pada rukol 1 oleh instruktur

Ruang Diskusi pada Rukol 2

Penyampaian materi dan koneksi antar materi oleh Instruktur dalam sesi Elaborasi pemahaman

2. Perasaan (Feelings)

Selama pembelajaran berlangsung, saya merasa senang dan tertarik karena materinya sangat bagus dan dekat sekali dengan tugas saya sebagai seorang guru. dan dengan berdiskusi kelompok, saya juga semakin paham mengenai materi budaya positif. Sebelumnya saya tidak atau belum membuat keyakinan kelas tapi baru dalam bentuk aturan atau kesepakatan dalam mata pelajaran saya tetapi setelah belajar budaya positif saya mulai membuat keyakinan kelas bersama dengan siswa dan menempelkannya dikelas. Saya dan siswa merasa senang karena kami berkolaborasi membuat keyakinan kelas untuk kebaikan bersama.

Saya sangat bersyukur bisa mengikuti Pelatihan Guru Penggerak ini karena dengan demikian saya tahu tentang berbagai praktik baik, baik yang ada di modul 1.1, 1.2, 1.3, 1.4 budaya positif ini. Ilmu yang sangat berharga bagi saya untuk modal saya dalam mendidik siswa di sekolah dan juga mendidik anak-anak saya di rumah dan dengan mengikuti pendidikan guru penggerak, saya banyak belajar dari Instruktur, Fasilitator, Pengajar Praktik, dan rekan Bapak Ibu calon Guru Penggerak yang hebat dengan berbagi pengalaman dan praktik baik.

3. Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang dapat saya petik dari kegiatan pada modul 1.4 ini adalah saya mengetahui bahwa untuk menciptakan budaya positif di sekolah sangat dituntut kerja sama dan kekompakan serta keselarasan dari semua pihak di sekolah yakni Kepala sekolah, rekan sejawat, petugas sekolah, siswa, dan orang tua. Budaya Positif tidak bisa diciptakan oleh satu orang saja. Harus ada kerjasama dan kolaborasi dari semua pihak di sekolah termasuk orang tua siswa dan masyarakat. Kerja sama yang baik dari semua unsur akan memudahkan terciptanya budaya positif dan juga terbentuknya Profil Pelajar Pancasila di kalangan murid. Penerapan posisi kontrol juga menjadi perhatian bagi saya, sedangkan dulu saya memposisikan diri pada posisi kontrol sebagai pembuat merasa bersalah dan pemantau sekarang saya belajar agar berada di posisi kontrol manager dalam penyelesaian permasalahan siswa dengan menerapkan segitiga restitusi, yakni dengan melakukan 3 langkah:

Menstabilkan identitas/stabilize the identity. Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Validasi tindakan yang salah/validate the Misbeh. Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar. Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menanyakan keyakinan /Seek the Belief. Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi (langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan

4. Penerapan. (Future)

Saya akan menerapkan ilmu budaya positif ini di sekolah. dan supaya lebih tercapainya keinginan saya ini, materi ini harus saya diseminasikan kepada teman sejawat di sekolah karena untuk mewujudkan budaya positif ini tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja. Diseminasi ini sangat penting agar tercipta kerjasama yang baik dengan seluruh warga sekolah yang tentunya lebih memudahkan saya sebagai calon guru penggerak dalam menerapkan budaya positif ini di sekolah. Semoga dalam penerapannya selalu diberi kemudahan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Perubahan yang saya rasakan adalah saya merasa harus tergerak, bergerak dan menggerakkan orang-orang yang ada di sekitar saya untuk segera mengetahui materi yang saya dapatkan ini. Hal yang akan saya lakukan untuk melakukan perubahan yang positif dengan lebih memperhatikan kebutuhan siswa, menggunakan posisi kontrol sebagai manager dalam menangani kasus siswa, menerapkan segitiga restitusi dan selalu menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif di sekolah dengan berkolaborasi bersama warga sekolah dan pemangku kepentingan, meskipun hal tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar karena melakukan perubahan yang sudah menjadi kebiasaan tidaklah mudah namun kita harus bergerak menuju perubahan yang lebih baik.

Salam dan bahagia Bapak Ibu Guru Penggerak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post