A S R I L, S.Sos.I

Guru PAI Pada SD Negeri 12 Tanah Gsram Kota Solok Sumatera Barat. Disamping sebagai seorang guru juga seorang Da'i/Muballigh yang mengajak umat ke jalan yang be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Surat Yang Terlupakan
Gambar bersumber dari Google.com

Surat Yang Terlupakan

#TantanganGuruSiana

#Tantangan365 Hari Yang Ke- 382

Sebelum zaman digital seperti sekarang ini, dahulu sekitar tahun 80-an sampai dengan tahun 90-an alat komunikasi yang terjangkau adalah dengan menggunakan surat. Surat ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan kerabat yang jauh dari kampung halaman.

Selain surat, alat komunikasi yang ada ketika itu adalah telepon. Telepon ini tidak banyak orang yang memilikinya dan masih bersifat terbatas. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki telepon ini. Kalaupun ada telepon umum atau wartel tapi itu tak cukup memuaskan. Apalagi kalau dipakai bicara untuk waktu yang lama tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membayarnya.

Sementara surat tidak membutuhkan biaya yang banyak. Hanya bermodalkan perangko Rp. 3000,-, kita sudah bisa bercerita tentang segala hal dengan menggunakan berlembar-lembar surat. Tetapi menggunakan surat untuk berkomunikasi ini membutuhkan waktu yang lama untuk menerima surat yang dikirim oleh pengirim. Agar surat yang dikirim tidak terlalu lama sampainya maka kita bisa mengirimnya dengan menggunakan kilat khusus.

Surat tidak hanya dipergunakan untuk menanyakan kabar karib kerabat yang ada diperantauan. Tetapi surat ini bisa juga digunakan untuk surat cinta. Sekitar tahun 80-an keatas surat cinta merupakan alat komunikasi yang paling romantis bagi dua insan yang sedang dilanda cinta. Insan yang sedang dilanda cinta ini bisa menulis belembar-lembar kalimat romantis. Sayangnya ketika dua insan ini bertemu mereka diam saja. Mereka hanya saling tatap, tersenyum dan tersipu malu. Begitulah tipikal remaja tahun 80-an dan 90-an.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, surat tidak lagi digunakan. Surat hanya tinggal kenangan untuk dikenang. Orang sudah beralih menggunakan media digital yang lebih cepat dan praktis serta tidak ribet. Begitulah yang ada di dunia ini. Semuanya tidak ada yang abadi. Datang dan pergi silih berganti. Termasuk dengan kehidupan kita.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

Solok, 04 Maret 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya penggemar surat menyurat di zamannya. Sayang masanya sudah berlalu digilas kemajuan. Keren tulisannya Pak

05 Mar
Balas

Yang ini saya banget, hehe.... Mereka hanya saling tatap, tersenyum dan tersipu malu. Begitulah tipikal remaja tahun 80-an dan 90-an.

05 Mar
Balas

Benar sekali Abangda, surat menyurat pada saat ini sudah mulai memudar tergerus oleh teknologi. Sukses selalu dan salam literasi

05 Mar
Balas



search

New Post