AsriPujihastuti, S.Pd.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jangan Takut dibilang Keminggris

Sekolah kami kedatangan seorang gadis bernama Maria Isawel. Isa, nama panggilannya. Dia adalah seorang mahasiswi yang sedang mengikuti program ETA dari AMINEF untuk mengajar Bahasa Inggris di Indonesia. Gadis ini berasal dari Puerto Rico, sebuah negara persemakmuran bagian dari Amerika Serikat. Bahasa Spanyol adalah bahasa utamanya, dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Suatu malam saya mengantarkannya makan di suatu cafe dan banyak topik kami perbincangkan. Saya termasuk salah satu guru di sekolah saya yang akrab ngobrol dengan Isa. Ini sebenarnya bukan karena saya jago bahasa Inggris, tapi karena saya punya cukup banyak keberanian untuk berbicara dalam bahasa Inggris tanpa memikirkan kesalahan yang akan saya buat dalam kalimat saya. Kebetulan kami selalu punya topik untuk dibahas dalam sebuah diskusi sehingga kami selalu menikmati perbincangan kami. Dalam komunikasi, yang terpenting adalah antara komunikator dan komunikan saling memahami apa yang mereka perbincangkan.

Saat ini kalau kita lihat seorang tukang becak atau penjual suvenir ditempat wisata lebih mahir berbahasa Inggris dan lancar ketika ngobrol dengan bule dibandingkan pelajar dan mahasiswa yang ironisnya mendapatkan pendidikan atau mata pelajaran Bahasa Inggris secara formal di sekolahnya. Kenapa? Kembali lagi, bahwa yang bisa membuat kita bisa berkomunikasi dalam bahasa lain adalah keberanian kita untuk berbicara. Selama kita masih merasa insecure ya kita tidak akan maju. Sedih rasanya menemukan banyak siswa yang sangat takut dengan pelajaran bahasa Inggris sampai tidak mau masuk sekolah saat ada pelajaran bahasa Inggris. Apalagi siswa tersebut berasal dari kompetensi keahlian pariwisata yang tentunya sangat membutuhkan skill bahasa Inggris yang baik dalam pekerjaannya nanti.

Sekarang seharusnya kita mengubah mindset kita terlebih dahulu, jangan takut dibully dan dibilang "sok keminggris". Membuat kesalahan dalam grammar maupun tenses dalam percakapan bahasa Inggris bukan pelanggaran apalagi dosa, wong orang sana saja santai dan tidak terlalu memikirkan hal itu. Sekali lagi yang penting adalah antara kita dan lawan bicara paham apa yang dimaksud dalam pembicaraan. So, jangan takut dan ragu, ayo sama-sama belajar.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waow, kosa kata baru rupanya "kemringgis." Bagus Bu. Itulah masalah pendidikan kita, kalau para tukang becak dan penjual souvenir belajar bahasa Inggris untuk mencari makan. Kalau kita belajar untuk mencari nilai. Nggak nyambung kan? Salam literasi!

10 Sep
Balas

Salam Literasi pak Agus!

10 Sep



search

New Post