Ibuku, Perempuan Terhebat.
IBUKU , PEREMPUAN TERHEBAT
(Asyatur Hamni S.Pd, Guru Bhs.inggris MTSN 3 Limapuluh Kota)
‘’ kasih ibu, kepada beta, tak terhingga, sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia....”
Lagu klasik, simple tapi mewakili makna betapa besarnya kasih ibu yang tak bisa dilukiskan dan tak sanggup dirangkai dengan kata. Seperti para ibu ibu lain didunia, bagiku ibuku adalah The Hero Woman, perempuan terhebat, yang tak pernah menyerah dan selalu memberikan kasih yang berlimpah kepada kami anak anaknya. Berbekal kehidupan sederhana, dengan latar pendidikan yang hanya berijazah SD, ibuku mampu mengantarkan ke Lima orang anak beliau memperoleh gelar Sarjana, 4 orang menjadi guru dan 1 Bidan. Pengalaman hidup telah memotivasi ibu, kurangnya pendidikan yang dimiliki, telah membuka mata beliau bahwa dunia itu besar dan butuh orang orang hebat dan untuk bisa hidup yang lebih baik harus berbekal ilmu yang cukup, tanpa ilmu, tanpa pendidikan kita akan hilang ditelan kehidupan.
Memulai kehidupan berkeluarga, orangtuaku membuka usaha sebagai pedagang kecil dan membuka warung di rumah. Di situ pulalah kami, ke lima anak beliau dilahirkan dan dibesarkan. Lewat tangan Ibu lah Kami berproses dan beranjak dewasa, ku akui, ibuku wanita pintar, hanya karena faktor ekonomi dan situasi di tahun 50 an, beliau tidak bisa melanjutkan pendidikan. Kepintaran ibu terlihat dengan cara beliau membesarkan dan mendidik kami lima orang anak yang usianya masing masing hanya terpaut 2 tahun. Dari kecil kami di didik untuk saling mengasihi, saling berbagi dan yang paling utama dalam hal beribadah, dari lima orang kami, hanya satu yang putra, dan empat perempuan, dari kecil kami sudah di ajar untuk menutup aurat, hingga ibuku, jadi buah bibir di tengah masyarakat , dan sering jadi perbandingan bagi ibu ibu lain, dengan berkata ”andaikan kami bisa seperti Atis (nama kecil ibuku), punya empat anak gadis semuanya berjilab, alangkah bahagianya”. Di zaman itu jilbab masih dianggap sesuatu yang asing.
Demi anak anaknya ibuku akan melakukan apa saja, pantang menyerah, dan tidak pernah ada kata tidak bisa. Di tahun 80 an, saat diSekolah Dasar, ibu lah yang selalu antar jemput aku dan adik adikku ke sekolah, karena jarak sekolah yang cukup jauh dari rumah, kalo dibandingkan saat sekarang, mungkin rutinitas orang tua mengantar jemput anak adalah hal biasa, tapi di zaman itu, dikampungku , hanya kami yang diantar jemput ,begitulah besarnya perhatian dan sayang ibu kepada kami. Masih teringat perjuangan ibu mencarikan SPK ( Sekolah Perawat Kesehatan) untukku setamat dari MTSN, naik bus dari payakumbuh menuju SPK di Bukittinggi, SPK kota Padang, SPK kota Solok, berharap anaknya bisa menjadi tenaga kesehatan. Tapi gagal karena tinggi badan kurang dari persyaratan..
Doa ibuku yang tak putus untuk anaknya, setelah sebelumnya dua orang kakakku duduk di Perguruan Tinggi, giliranku mencoba lewat jalur PMDK (mahasiswa undangan saat itu), dengan berlinang air mata ucapan syukur dari mulut ibu ketika aku diterima di IKIP Padang. Tapi kesabaran dan sayang ibu kembai di uji, saat memasuki semester 6, aku jatuh sakit dan harus dioperasi disebabkan penyumbatan diusus besar, entah bagimana perasaan ibuku waktu itu, menjemput ku kekos dan membawa pulang dengan taxi, karena kondisiku yang sudah tak sanggup lagi untuk berdiri. Ibu terlihat tegar, dengan sesekali membelai rambutku dan terus menghiburku yang mengerang kesakitan, sempat terlihat air mata dipipi tapi ibu berusaha menyembunyikannya. 10 hari menjalani perawatan, dengan penuh kasih ibu selalu menemaniku di rumah sakit, bisa dibayangkan rasa kantuk, lelah dan kecemasan yang beliau rasakan, tapi senyum yang selalu hadir diperlihatkan kepadaku. Sampai hari ini, di usia senjanya, walaupun kami sudah berumah tangga , kasih ibu selalu tercurah pada kami. Always love you ibu, doa kami selalu untukmu.
Ibuku perempuan terhebat, kesuksesan seseorang sejatinya adalah bukti dari kesuksesan sang ibu mendidiknya.
Profil penulis
Asyatur Hamni S.Pd, lahir di Guguak, Limapuluh kota, 30 desember 1978. adalah anak ke tiga dari Lima bersaudara pasangan H. Taher dan Hj.Tisnawati. menyelesaikan pendidikan di SD th 1991, MTsN Dangung dangung th 1994, MAN 1 payakumbuh th 1997 dan alumni S.1 Universitas Negeri Padang, jurusan pend. Bahasa Inggris th 2002. Mengawali karir sebagai penyiar radio Harau Fm dan MC acara nikah dan pesta, dan pada januari 2005 diangkat sebagi PNS kemenag dan ditempatkan di MTsN 3 Limapuluh kota sampai sekarang. Buku yang telah terbit “KARENA CINTA ALISA” sebuah novelet th 2019, dan “BAHAN AJAR SISWA BAHASA INGGRIS UNTUK SMP/MTS KELAS IX, 2019. Istri dari Herman Tasnu dan Ibu dengan tiga orang anak ini bisa dihub di No . 082286825420. Atau email [email protected]

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Mantab tulisannya bu. Semoga lolos. Salam sukses selalu