Atjih Koerniasih

Guru di SMP Negeri 1 Cipanas. Sebagai guru mata pelajaran IPS. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rahma dan Puisinya

Rahma dan Puisinya

#TantanganGurusiana

WA grup kelas penuh diisi kiriman produk siswa. Mereka memang ditugaskan membuat produk yang sesuai dengan materi IPS yang sedsng dipelajari. Materinya adalah bentuk perlawanan terhadap kolonilialisne dengab tokoh pimpinanan perlaeanan yang kemudian menjadi pahlawan.

Sesuai dengan konteks kekinian serta agar tugasnya ada kebermamfaatan, maka saya memberikan tugas proyek membuat sesuatu untuk para garda terdepan dalam bencana COVID 19. Boleh dalam bentuk apapun sesuai

Potensi mereka.

Tidak menunggu dua hari (padahal saya memberi waktu dua Minggu, produk yang merela buat selesai dan dikirim lewat WA grup. Salah satu dari sekian produk, ada hasil yang berbeda sendiri. Yaitu sebuah foto yang di dalamnya ada puisi dengan latar belakang sebuah foto dari tenaga medis bencana COVID 19. Di bawahnya diletakan enam tangkai bunga mstahari berwarna kuning. Sebuah pekerjaan dengan segala penuh hati pikirku.

Aku lihat judul puisinya. Pahlawan Kemanusian. Aku lihat lagi penulisnya yang ditulis di bawah gambar. Rahma Siti N. Siswaku yang kesehariannya begitu pendiam. Namun cerdas. Sering aku motivasi dirinya untuk banyak bicara, tetapi karena memang sudah karakternya, Rahma tetap dengan kepribadiannya, lembut dan pemdiam.

Kubaca puisinya, puisi yang ditulis oleh tangannya sendiri.. Aku yakin ada hati bermain di sini. Ada hati dalam pembuatan produknya, walau IT nya hanya sebatas di foto, tetapi ini bagi saya sesuatu yang mahal harganya. Oleh karena itu, sebagai apresiasi saya jadikan ide tulisan saya kali ini. Saya berharap puisinya dibaca oleh banyak orang, syukur jika sampai ketenaga medis. Pahlawan kemanusian sebagaimana judul puisinya.

PAHLAWAN KEMANUSIAAN

Untukmu para pejuang di garda terdepan

Terima kasih untuk segala pengorbanan

Lelah, letih tak kau hiraukan

Demi nyawa yang terselamatkan

Hujan merintih dengan awan kelabu tak putuskan semangatmu

Panas terik matahari tak mempan membakar asamu

Pagi siang, petang malam lelahmu tak kenal waktu

Demi memberikan bakti pada negeriku

Tiada ucap yang dapat kulantunkan

Hanya doa yang dapat kupanjatkan

Semoga selalu dalam lindungan dan keberkahan

Untukmu wahai pahlalawan kemanusian

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Good mom. Selamat berkarya

03 Apr
Balas

Makasih Bu Karyani Selamat berkarya juga buat ibu

03 Apr

Puisi yang keren. Ungkapan perasaan seorang anak yang peka terhadap keadaan saat ini. Selamat, Bu Atjih. Bangga memiliki anak didik yang memiliki perasaan halus seperti dia.

02 Apr
Balas

Terima kasih ibu Yuli atas apresianya

03 Apr

Keren, Bu. Siapa gurunya?

03 Apr
Balas

Gurunya, hati anak itu sendiri bu. He he saya hanya menugaskan

03 Apr



search

New Post