Ayo Sugiryo

Guru di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto. Sedang belajar menulis dan Buku Perdana yang sudah diterbitkan: "From Home With Love" Tahun 2016, Buku ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dan Pak Guru Itu Adalah Aku (40_Ada Cemburu Menyelinap)

Ada pepatah mengatakan, sejauh apapun pergi, keluarga adalah tempat pulang. Uang dan popularitas tak mampu membayar kebersamaan dengan keluarga. Sungguh kebahagiaan yang tak ternilai manakala berkumpul kembali bersatu membangun keluarga. Semua tak ada bandingannya. Perjalanan keluargaku sudah digariskan dengan berbagai likunya. Tuhan menghendaki keluargaku harus mengalami bagaimana rasanya perjuangan dan perperpisahan. Buah kerinduan yang mengkristal telah mencair kembali. Ternyata, dua tahun itu waktu yang singkat. Karena perjalanan ini masih panjang untuk dilalui bersama dengan berbagai ujian lain.

Aktifitasku bekerja dan kuliah kadang membuatku tak bisa mengendalikan waktu. Banyak tugas-tugas kuliah yang harus aku selesaikan tidak sesuai jadwal kuliah. Sebagai kepala rumah tangga aku juga mesti pandai mengatur waktu agar semua mendapatkan perhatianku semestinya.

Sepulang dari Rantau, istri masih memfokuskan diri untuk mengasuh si kecil. Setelah lama ditinggal dia butuh penyesuaian dalam beberapa hal terutama kebiasaan-kebiasaan yang dianggap kurang sesuai hasil asuhan neneknya selama hampir dua tahun. Di sini, rupanya cukup menyita waktu dan pikiran untuk mengedukasi kembali si kecil. Tidak bisa dipungkiri bahwa mengurus anak bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak hal yang mesti dibenahi. Hingga kadang menguras emosi sang ibu.

Karena kesibukan kami masing-masing, aku kuliah dan kerja, istri sibuk mengurus anak, bukan tidak mungkin kami sering mengalami cross and crash. Hal ini tak bisa dihindarkan lagi di dalam sebuah rumah tangga.

Suatu hari aku banyak disibukan dengan tugas presentasi kelompok yang harus diselesaikan segera. Sementara jadwal kuliah hari itu lumayan padat. Di sela-sela jam kosongku kadang aku memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk urusan tugas. Kebetulan hari itu jadwal mengajar kosong. Aku berpikir bisa memanfaatkan sisa waktu selesai kuliah untuk menyelesaikan tugas itu. Aku pulang telat. Istriku diam tak mau diajak bicara. Aku paham. Aku salah. Tapi harus bagaimana lagi. Semua harus bisa diselesaikan. Istriku seperti tak percaya. Sebenarnya bukan tak percaya tapi mungkin dia kesal menunggu kepulanganku yang terlambat. Aku berusaha ramah dan mengajak bicara dan meminta maaf. Tapi tak semudah itu istriku memaafkanku. Lalu aku ambil sikap. Aku ikut diam. Semakin aku diam dia semakin marah. Ngajak bicara salah, diam pun salah. Aku tak tahu harus berbukt apa. Perlahan-lahan aku mulai mengerti betapa istriku butuh perhatianku. Mungkin semua wanita di dunia ini sama bahwa dia hanya butuh perhatian dari lelaki pasangannya.

Di hari yang lain, saat itu si kecil tiba-tiba badannya panas. Dia demam. Tampaknya radang tenggorokan. Kami berdua segera melarikan si kecil ke klinik. Hari ini aku tidak bisa berangkat kuliah. Aku harus membantu istri mengurus si kecil yang sakit. Aku tak tega melihat istriku sendirian mengurus si kecil. Aku tahu hari ini ada tugas presentasi kelompok yang harus diselesaikan dengan teman-teman.Tapi biarlah, aku hari ini harus off dan fokus buat keluargaku.

Tak kusangka, serombongan anak-anak muda menggeruduk rumahku ketika aku dan istri sedang mengurus si kecil. Mereka ternyata teman-teman kuliahku. Mereka datang untuk mengambil file presentasi. Ada satu cowok dan dua cewek. Istriku menyambut ramah kedatangan mereka. Mereka juga banyak mengobrol dengan kami. Mereka sangat menyesal kasihan anakku sakit. Setelah cukup lama mengobrol, mereka berpamitan.

Tak lama setelah kepulangan mereka, istriku menarik tanganku dan mengajakku bicara.

“Mas Suryo, harusnya kamu hari ini berangkat. Kasihan teman-teman mas Suryo sampai datang ke rumah. Kenapa Mas Suryo nggak bilang?” Istriku menatapku tajam.

“Sudah nggak papa kok Hon. Biarkan saja mereka mengerjakan sendiri. Lagian aku juga sudah banyak menyiapkan materi untuk mereka.” Aku menenangkan.

“Engga Mas. Pokoknya Mas Suryo harus berangkat. Temui mereka, Mas. Kasihan. Aku ngga mau Mas Suryo tinggal di rumah hanya gara-gara Refo sakit. Aku bisa mengurusnya sendiri. Biasanya aku juga sendiri. Pokoknya Mas Suryo harus pergi.” Dia berlalu menuju kamar dan menutup pintu dan menguncinya.

Aku tak tahu apa yang dipikirakan istriku. Aku ragu dari kata-katanya. Aku dapat menangkap bahwa dia tidak benar-benar menyuruhku pergi. Aku tahu dia kecewa terhadap sesuatu atau dia hanyalah melampiaskan kekesalannya padaku. Sebelum kedatangan teman-temanku semua baik-baik saja. Tak ada hal yang perlu dimasalahkan. Kadang di sini, aku tak mengerti sebenarnya apa sih yang dipikirkan wanita. Apakah aku kurang peka? Apakah aku kurang perhatian? Pokoknya, aku tak mau menyakiti wanitaku ini. Aku tak mau membuat istriku resah dan gelisah karena ulahku.

Setelah beberapa kejadian itu, aku mulai bertindak hati-hati, maksudnya jangan sampai aku melakukan hal sekecil apapun yang membuatnya tidak bahagia walaupun tanpa disengaja. Tapi rupanya posisiku saat ini sering membuatnya uring-uringan.

Suatu pagi aku berpamitan hendak berangkat kuliah. Seperti biasa dia menyiapkan segala sesuatunya dan mengantarku untuk berangkat.

“Semangat ya, Mas. Habis kuliah ada ngajar ngga?” Ucapnya sambil menyalamiku.

“Insyaallah semangat terus. Nanti jam dua ada kelas di kursusan, hon,” jawabku mantap.

“Ya pastilah semangat. Kan mau ketemu teman-teman tuh, yang cantik-cantik, yang muda-muda. Aku kan sudah tua, mantan TKW lagi,” katanya sambil senyum menyindir. Aku tercekat dengan kata-katanya. Aku membalikan badan dan mengurungkan langkahku.

“Aku nggak jadi semangat, hon. Aku ga berangkat sajalah.” Sekarang aku mengerti kenapa dia sering uring-uringan. Rupanya ada cemburu yang menyelinap di hatinya.

“Lho, Mas. Kok gitu, sih. Udah ngga usah mikirin aku. Aku baik-baik saja. Memang kenyataannya aku mantan TKW, kan.”

“Tapi kan aku mau kuliah, bukan mau melakukan yang enggak-enggak.” Aku sedikit membela.

“Tapi, tetap mau ketemu teman-teman cantik itu, kan. Udah, berangkat sana!” Dia terus memaksa masih dengan kata-kata yang tak enak dirasa.

“Males. Mendingan aku nggak usah kuliah saja lah.” Itu kalimat emosiku.

Dalam beberapa kesempatan, kami sering mempermasalahkan hal kecil yang menyangkut perasaan. Sebenarnya tak ada sesuatupun yang terjadi dan menyimpang. Tapi kalau sudah urusan perasaan, ini menjadi hal penting buatku.

Perdebatan berlanjut sering terjadi, hingga akhirnya aku pun terpaksa berangkat dengan hati yang tidak tenteram.

Sepulang kuliah dan kerja, istriku sudah menyambutku dengan senyuman tercantiknya. Dia pun memelukku erat-erat atas kejadian tadi pagi. Dia merasa bersalah telah memperlakukan aku sedemikian sensinya.

“Mas, aku minta maaf ya, yang tadi pagi. Mas Suryo sudah tahu aku kan? Mas Suryo harus kuat menghadapi aku,” tuturnya lembut.

“Emangnya ibu ini Power Ranger, hingga aku harus kuat menghadapi.” Jawabku asal.

Kami pun tertawa ngakak dan berpelukan semakin erat pertanda sudah saling melebur dan memaafkan.

Tapi aku harus paham bahwa perasaan wanita memang sedalam samudra yang kadang lelaki tidak mampu untuk menyelaminya. Aku hanya mengerti, ketika dia cemburu seperti itu, tandanya dia sayang padaku. Aku harus mulai belajar memahami itu.

Kehidupan dan permasalahn rumah tangga ternyata tidaklah hanya masalah ekonomi dan uang saja. Banyak ini dan itu yang harus dipahami. Permasalahan hati kadang menjadi permasalahan inti. Komunikasi menjadikan jembatan yang mampu menghubungkan kerenggangan ataupun perbedaan pandangan terhadap suatu masalah. Saling memahami perbedaan dan kekurangan masing-masing itu perlu dipelajari. Hingga perbedaan hormone yang dimiliki pun harus dipahami. Keseimbangan biologis pun kadang menentukan keharmonisan rumah tangga. Pernah dengar ahli mengatakan bahwa perempuan perlu memiliki sedikitnya hormone testoteron agar memiliki sedikit kuat seperti laki-laki. Hal ini penting bahwa perempuan juga tidak terlalu lembut dan selalu ditindas lelaki yang tidak peduli sama perempuan. Dan Laki-laki perlu sedikit perlu memiliki hormone progesterone agar sedikit memiliki kelembutan agar wanita juga bisa diperlakukan lembut oleh suaminya. Tapi itu cukup sedikit saja. Tak boleh kebanyakan. Kalau kebanyakan, akibatnya laki-laki bisa jadi banci dan perempuan bisa jadi perempuan super power yang bisa sewaktu-waktu menindas lelaki.

Permasalahan hati diantara kami menjadikan bahan pembelajaran kami setiap hari. Dia mengaku tidak mudah baginya untuk menghilangkan perasaan cemburu begitu saja terutama ketika aku berada diantara mereka. Ketika aku berada diantara teman-teman kuliahku yang cantik-cantik dan muda-muda itu. Tapi aku anggap ini sebagai pemicu semangatku untuk segera menyelesaikan kuliahku. Aku harus segera lulus. Aku tak boleh gagal hanya gara-gara permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan baik dan dengan segala kelembutan. Istriku hanya butuh perhatian tidak lebih. Rasa cemburu adalah wujud aplikasi perasaan sayang yang harus aku sikapi dengan bijak dan tenang. Saat istriku cemburu, aku harus pandai menahan diri dan tidak turut serta manaikan emosi. Pasti ada cara untuk meluluhkan hatinya, walaupun itu tak mudah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Top...mas. sukses

27 Oct
Balas

Maturnuwun Pak. Amiin.

27 Oct

Ada masalah lagi tapi alhamdullilah bisa diselesaikan dengan baik. Begitulah wanita pun dengan mba Dian. Salam buat mba Dian njih Pak?

27 Oct
Balas

Iya Bu. Selama masih ada kehidupan masalah itu akan selalu ada. Terimakasih selalu mengikuti kisah ini.

27 Oct

Wow so sweet pak, begitulah rasa wanita, sulit diterka. Barakallah

27 Oct
Balas

Hehe..begitu ya Bu.

27 Oct

Begitulah wanita... Terkadang susah dimengerti namun hatinya seluas samudera...

27 Oct
Balas

Oh begitu ya Bu. Hehe..Silahkan tunggu masih ada lanjutannya.

27 Oct



search

New Post