Ayo Sugiryo

Guru di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto. Sedang belajar menulis dan Buku Perdana yang sudah diterbitkan: "From Home With Love" Tahun 2016, Buku ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Winner (#2_Pak Jon Kalap)

Ruang berukuran 7x8 meter itu sesak dengan keluar masuknya beberapa siswa yang terlihat hilir mudik di ruang guru dengan berbagai keperluan. Ada yang mengantar buku-buku tugas ke meja guru, ada yang pinjam telepon, ada juga yang sekedar tanya PR halaman berapa. Ada juga yang sedang mendapatkan wejangan gara-gara ketahuan meminjamkan lembar jawab saat ulangan.

Dari arah pintu tiba-tiba Pak Jon masuk dengan muka masam dan segera mengusir anak-anak yang sedang berkepentingan itu.

“Anak-anak, kalian keluar dulu. Bapak Ibu guru mau ada rapat sebentar.” Pak Jon menginstruksikan dengan suara keras. Sontak semua anak yang ada di dalam ruang guru langsung beringsut dan berlari-lari kecil. Guru-guru di ruang itu pun dibuat bingung. Sejak kapan ada informasi rapat? Pak Jon ini ada-ada saja.

“Memang anak satu ini keterlaluan! Sudah telatan, bikin ulah lagi di kelas. Pokoknya kali ini sudah ga ada ampun lagi deh.” Pak Jon langsung nyerocos begitu ruang guru steril dari anak-anak. Guru-guru paham dengan siapa Pak Jon mengumpat.

“Sabar Pak Jon. Pak Jon lagi ngomongin siapa? Memang ada apa di kelas?” Pak Tom menengahi.

“Biasa itu, siapa lagi kalau bukan si Winner.” Pak Jon masih kalap dan berjalan mondar-mandir. “Coba bayangkan, saya lagi suruh anak-anak baca buku, dia malah baca novel. Nih, novelnya saya sita.” Pak Jon masih belum mau duduk dan mengacungkan sebuah novel. Novel berbahasa Inggris. Di SMA ini yang membaca novel berbahasa Iggris cuma satu anak, yaitu Winner. “Namanya saja Winner, tapi kelakuannya, loser!” Pak Jon menambahkan umpatannya, geram.

“Ih, Pak Jon. Kok sama siswa sendiri ngomongnya begitu sih! Bagaimanapun juga dia itu berapa persen hasil didikan kita lho. Kalau gitu, kita loser juga dong.” Bu Lazy menimpali. Guru lain diam sambil senyum-senyum. Pak Mikel, yang katanya lahir pada hari Minggu Keliwon itu hanya berdehem. Nama lengkapnya Mikel Legowo. Dia guru bahasa Inggris di sekolah itu yang terkenal bijak.

“Coba saya lihat Pak. Kelihatannya novel bahasa Inggris.” Pak Mikel bangkit dari duduknya dan mendekati Pak Jon.

Pak Jon menyodorkan novel ke Pak Mikel.

“Wah, novel bagus, ini. John Grisham. Theodore Boone. The Abduction,” Gumam Pak Mikel yang dikenal anak-anak dengan Mr. Mike. ”Ini malah nama pengarangnya Pak John. Pak Jon harusnya bangga bukunya dibaca Winner.” Mr. Mike menambahkan dengan maksud memecah ketegangan.

“Eh, Mr. Mike. Bapak jangan bercanda. Saya lagi serius ini. Pokoknya saya ga peduli itu novel apaan. Bahasa Inggris, bahasa India, saya gak peduli. Yang jelas, anak ini sudah tidak menghargai gurunya di kelas. Tolong Bu Lazy! Kasih pelajaran dia.” Pak Jon melempar kasus ke Bu Lazy.

“Maaf ya Mr. Jon.” Bu Lazy memanggilnya Mr. Jon ketika sudah tidak nyaman dengan perlakuannya. “Saya kan tugasnya membimbing siswa bukan memberi hukuman Pak. Bukannya kejadiannya di kelas Pak Jon. Bapak punya hak untuk memberikan sanksi. Silahkan saja pak Jon kasih sanksi yang pantas buat dia. Tapi ingat lho Pak. Memberi hukuman itu juga tetap harus bersifat mendidik. Jangan seenaknya.” Bu Lazy bangkit dan berbicara cukup lantang.

Pak Jon diam dan merebut novel yang ada di tangan Pak Mikel. Ruang guru tampak lebih tenang kembali setelah Pak Jon diam. Mungkin dia merenungkan kata-kata Bu Lazy yang tajam dan pedas.

Bel istirahat ketiga berdenting. Seluruh siswa berhamburan keluar dan biasanya kantin menjadi sasaran utamanya. Yang lainnya hanya duduk-duduk di bangku panjang yang ada di depan kelas. Pak Mikel keliling koridor kelas sambil mengamati anak-anak yang sedang bersantai melepas penat. Pandangannya mengembara seperti sedang mencari seseorang. Sudah dua putaran dia tidak menemukan sasarannya. Ah, itu dia. Dia berhenti di depan pintu kelas XI IPS. Sambil menyapa kiri kanan siswa yang sedang berlalu lalang, Pak Mikel kelihatan melongok ke dalam ruangan dan, itu dia. Dia menemukan buruannya.

“Hi, Win. What’re you doing here?” Pak Mikel selalu menyapa anak-anaknya dengan bahasa Inggris.

“Hello, Mr. Mike! Nothing. Lagi gabut ini Mr.” Jawabnya dengan bahasa campuran.

“Eh, Win. Kamu ternyata suka baca novel ya?” Pak Mikel membuka percakapan.

“Kok Mr. Mike tahu. Dari Pak Jon, ya? Iya tuh, novel saya disita. Padahal itu novel bagus lho Pak. Theodore Boone, detektif kesukaan saya.

“Mr. Mike tahu lah. Novel John Grisham memang keren-keren. Eh, di rumah kamu masih ada novel John Grisham ga?” Pak Mikel penasaran.

“Banyak Mr. Mr.Mike mau baca juga?” Winner memberikan tawarannya.

“Wah, mau banget Win.”

“Terus nasib novelku yang di Pak Jon gimana Mr? Pak Jon memang keterlaluan. Main sita saja.” Winner mengadu dan mengumpat.

“Tapi itu bukan salahnya Pak Jon lho. Kamu baca novelnya mestinya tidak di jam pelajaran. Ya pantas saja Pak Jon menyita novel kamu.” Pak Mikel menengahi.

“Habis, bosen banget pelajaran Pak Jon. Masa dari dia masuk kita suruh baca buku halaman 35 sampai 40. Terus habis itu suruh mengerjakan latihan. Mending sih baca novel,” keluhnya.

“Hey, Boy! Bagaimanapun juga kamu harus menghormati gurumu itu dengan tidak baca novel saat pelajaran. Siapapun gurunya tentu akan marah. Kalau memang kamu tak suka dengan cara mengajarnya, kamu bisa bicara langsung sama Pak Jon.”

“Ga mauj! Nanti sih saya suruh push up! Udah perutku gendut begini suruh push up, Mati saya Mr.”

“That’s Ok. You can tell it to Bu Lazy. Dia kan guru BK. Kamu boleh curhat sepuasnya.” Pak Mikel mengelus punggung Winner.

“Terus, urusan novel saya sama Pak John gimana, Sir?”

“Kamu temuilah Pak Jon besok saat Pak Jon sudah tidak emosi. Mintalah maaf baik-baik dan berjanji tidak akan mengulangi, Ok! Kamu pasti bisa because you’re the winner!”

Winner mengangguk dan melempar senyum ke Pak Mikel. Pak Mikel mengacungkan jempolnya. “Eh, jangan lupa bawakan novelnya ya!”Pak Mikel mengingatkan.

“Ok, Sir! Siap! Berapa?”

“Satu saja dulu.”Pak Mikel berlalu meninggalkan Winner sambil mengucap terimakasih.

Besoknya, Pak Jon mengadu ke Bu Lazy. Pagi ini Winner datang dan meminta maaf sama Pak Jon. Pak Jon heran dengan sikap Winner yang sangat berbeda dari biasanya. Dia begitu hormat dengan Pak Jon saat meminta maaf dan meminta novelnya kembali. Katanya, Winner berjanji akan mengikuti pelajaran dengan baik.

“Bapak tahu ngga? Kenapa Winner bersikap begitu, karena dia sudah mendapatkan seseorang yang mampu meluluhkan hatinya,” kata Bu Lazy dengan lembut.

“Emang siapa Bu? Bu Lazy?” Pak Jon penasaran.

“Tuh!” Bu Lazy mengarahkan pandangan mata ke arah Pak Mikel yang sedang asyik baca novel John Grisham.

Pak Jon terhenyak. “Rupanya, Pak Mikel ini pandai memanfaatkan siswa, ya!” celetuknya.

“Eh, Pak Jon jangan sembarangan ngomong ya! Pak Mikel itu punya cara terbaik untuk melakukan pendekatan ke siswa. Pak Mikel bukan hanya sekedar meminjam novel karena Pak Mikel tak mampu membelinya. Tapi lebih ke menghargai dan mensupport siswa yang punya hobi baca. Ambil sisi postitifnya dong Pak.” Pak Jon skak Mate! Diam seribu kata sambil melempar senyum sinisnya ke Bu Lazy dan berlalu meninggalkan ruang guru.

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerpen sudah jadi ya. Selamat dan sukses

13 Nov
Balas

Sudah Pak. Terimakasih supportnya!

15 Nov

Pak Mikel kereeeeen...I like him...lanjut Pak...semoga sehat n sukses slalu yaaa

11 Nov
Balas

Amiin. Terimakasih Ibu sudah menyempatkan baca kisah Winner.

11 Nov

Betul pak seorg guru, hrs bisa membuat suseanya merasa dekat dan nyaman. Sukses selalu dan barakallah

11 Nov
Balas

Terimakasih Ibu sudah sempat baca kisah ini. Maturnuwun doanya. Sukses buat kita semua.

11 Nov

Wow..Pak Minggu Keliwon yang fantastis...aku syuka..aku syuka...

11 Nov
Balas

Hehe... terimakasih Ibu atas kesetiaannya baca kisah Winner. Tunggu Lanjutannya.

11 Nov



search

New Post