Ayo Sugiryo

Mengajar di SMA Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto. Saya selalu teringat pada apa yang dikatakan penulis besar Pramoedya Ananta Toer bahwa : &ldqu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Terus Berimajinasi, Kapan Belajarnya?

Anak Terus Berimajinasi, Kapan Belajarnya?

Dunia imajinasi anak memang tanpa batas. Apa saja yang dilihatnya akan menjadikan inspirasinya. Seandainya bisa, mereka ingin menjadi seperti idolanya. Normalnya, anak-anak akan berperilaku seperti apapun yang dilihatnya. Children see children do, kata pepatah populer.

Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa setiap orang tua akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Bahkan tidak sedikit orang tua yang mengikuti trend anaknya yang sedang bertumbuh itu. Mereka rela untuk mengeluarkan kocek cukup banyak untuk keperluan ini. Kalau bukan mereka ingin membuat anaknya bertumbuh kembang sesuai usianya, bisa jadi karena di masa kecilnya dulu, keinginan mereka tidak terpenuhi, dan berjanji ketika mampu suatu saat nanti akan memenuhi semua kebutuhan anaknya. Namun tidak sedikit juga yang merasa khawatir terhadap perkembangan anaknya ketika melihat kesehariannya hanya berimajinasi dan sulit untuk mulai belajar.

Menurut sebuah tulisan yang pernah saya baca, ternyata kita tidak perlu khawatir dengan imajinasi anak-anak yang kadang tampak berlebihan. Imagination is the capability to create in one's own mind what does not exist. The imagination comes first and is necessary for creativity but not the other way around. Menurutnya, bahkan sumber kreatifitas anak berasal dari imajinasinya. Sehingga, saya tidak terlalu mengkhawatirkan si kecil untuk berekspresi dalam imajinasinya selama itu tidak membahayakan dirinya dan mungkin juga teman-teman di sekitarnya.

Saya membiarkan anak-anak bermain secara total. Anak-anak perlu menghabiskan masa kanak-kanaknya dengan tuntas. Saya tidak mau terlalu dini mengajarkan hal-hal yang rumit seperti hitungan, hafalan, maupun kemampuan-kemampuan lain terlalu dini. Karena saya meyakini, ketika dia sudah puas dengan masa kanak-kanaknya dan sesuai porsinya, maka pada saatnya, dia akan mendapatkan yang dia butuhkan, termasuk menentukan cita-citanya sendiri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasan dan pencerahannya. Sukses selalu

07 Apr
Balas

Terimakasih banyak Pak. Salam literasi dari Purwokerto

07 Apr

Setuju... inspiratif

07 Apr
Balas

Terimakasih Ibu

07 Apr

Mantap banget, sukses selalu untuk Bapak

07 Apr
Balas

Terimakasih Pak. Salam sukses juga buat Bapak

07 Apr

Mantap ulasannya, sangat mencerahkan.

07 Apr
Balas

Terimakasih Pak Rochadi. Salam kenal dari Purwokerto

07 Apr

Seep ulasannya. Anak belajar sesuai perkembangannya. Salam bahagia.

07 Apr
Balas

Betul Ibu, terimakasih sudah berkenan membaca

07 Apr

Tulisan yang bernas. Terima kasih pencerahannya Pak. Ijin follow. Sukses selalu.

07 Apr
Balas

Terimakasih banyak Ibu atas supportnya

07 Apr

Mantap

07 Apr
Balas

Terimakasih supportnya Pak.

07 Apr

Sama sama

07 Apr



search

New Post