Ketika anak sudah memasuki usia remaja, atau menjelang dewasa, pertemanan menjadi hal yang penting bahkan krusial. Tidak semua anak pandai mencari teman. Untuk bisa menjadi seorang teman baik tidaklah cukup hanya pandai berbicara dan punya materi, tetapi teman yang bisa saling mengerti, saling mengisi dan saling membantu.

Keadaan inilah yang sering menjadi masalah bagi beberapa anak untuk menjalin pertemanan di usia remaja. Kalau anak kita tidak pandai bergaul, setidaknya dia memiliki sesuatu yang memungkinkan bisa menjadi modal dalam pertemanan.

Kadang ada yang mengukur perteman dengan apa yang bisa mereka berikan. Saya kadang khawatir ketika melihat anak yang sepertinya memiliki banyak kemampuan dan bakat, baik di bidang akademik maupun dalam pergaulan. Hingga dia memiliki banyak teman dan sering mendapat pengakuan kalau dia itu bisa ini, bisa itu. Masuk ke organisasi ini, organisasi itu di sekolahnya. Bahkan jadi ketua ini, ketua itu. Ketika suatu ketika dia berkisah tentang 'kelebihannya' menurut pengakuan temannya, selain merasa bangga, sebagai orang tua, saya juga merasa khawatir kalau-kalau dia menjadi angkuh dan tinggi hati. Memang kadang jadi orang tua serba salah. Selalu saja merasa khawatir dengan anak-anaknya. Takut anak-anaknya tidak memiliki kemampuan bersikap baik terhadap orang lain ketika sedang di atas angin. Mudah-mudahan ini hanya perasaan yang wajar saja dan mungkin bisa jadi filter agar anak-anak tidak kebablasan.

Sedikit pesan buat anak saya ketika perasaan khawatir itu muncul, ‘Nak, jika kamu punya sedikit kemampuan, jangan hanya kamu tunjukan, tetapi ajarkan yang sedikit itu pada temanmu. Dan kamu akan lebih berarti buat mereka.’

**************

You can’t live a perfect day without doing something for someone who will never be able to repay you.

~John Wooden