AYUM HAYATI. S.Pd

Guru SMP Negeri 7 Banjar mengajar mata pelajaran IPA. moto hidup belajar tiada henti, berbagi dapat pahala...

Selengkapnya
Navigasi Web

Semanis Olahan Ubi (Bagian ke 2)

Usaha Tika dibantu Ayu membuat olahan ubi berbagai rasa rupanya diminati teman-temannya di sekolah, terbukti setiap hari Tika dan Ayu kebanjiran orderan. Paling laris olahan ubi pedas dan original. Tanpa kenal lelah ke dua remaja ini membuat olahan ubi, kini dibantu Mak Tiah dan seorang tetangganya. Mak Tiah tidak tega melihat cucu kesayangannya kerepotan makanya meminta salah satu tetangganya untuk membantu.

Setiap hari Tika membawa keranjang berisi dagangan ke sekolah, tanpa disadari setiap hari itu pula sepasang bola mata memperhatikannya. Sikap riang dan ringan melangkah ke sekolah selalu mencuri perhatian seseorang. Selalu membeli dagangannya bahkan kadang memborong dan dibagikan pada temannya. Dia tidak menyadari hal itu sebab baginya dagangan habis berarti ada untung yang dibawa kerumah dan diberikan pada neneknya. Sungguh anak yang berbakti.

Suatu ketika seperti biasa Tika datang ke sekolah lebih pagi untuk menitipkan dagangan di kantin. Tetiba ada yang menyapanya hingga konsentrasinya sedikit buyar kakinya terantuk batu ketika menoleh pada si empunya suara.

“Tika.”

Refleks Tika menoleh tanpa sadar dekat kakinya ada batu mengganjal. Bruk....dagangannya jatuh berhamburan dengan segera si penegur membantu dan meminta maaf.

“Maaf....maaf....aduh kakimu kesandung ya...maaf ya Tik...ngga maksud untuk membuatmu kaget.” ternyata Putra kakak kelas Tika yang setiap hari selalu memperhatikannya.

“Kak Putra, aduh maaf ya kak jadi merepotkan.”

“Ga apa-apa saya yang salah maaf ya Tik.....sekali lagi maafkan saya Tik.....”Putra terus-terusan minta maaf karena merasa bersalah telah membuat Tika kaget dan terjatuh.P

Putra membantu memunguti dagangan Tika yang berserakan, dibimbingnya Tika dan didudukan diteras kantin. Putra pun membantu menitipkan dagangannya ke penjaga kantin.

“Tika, kamu pucat kamu sakit....aduh gimana ini.....?” Bu minta teh anget sepertinya Tika sakit,” Teriak Putra ke penjaga kantin . Meminumkan teh hangat ke Tika dengan perasaan tak menentu membuat tangannya bergetar. Belum sempat Tika minum sudah keburu ambruk. Pingsan. Semakin tak karuan perasaan Putra, bingung, kaget.....Panik.

“Bawa ke UKS saja Put......”salah seorang teman Putra berteriak dan membantunya.

Tanpa diperintah dua kali Putra membopong Tika dibantu temannya ke UKS. Di hirupkan kayu putih ke hidung Tika,

“Petugas UKS mana?” Teriak Putra

“Gue Put.....ini gua lagi bikin kompres buat Tika.” Danang yang sedari tadi sibuk menolong menjawab.

“Nang....cepet tangani!” perintah Putra

“Oke bos.....” Danang sambil melakukan sikap menghormat.

“Halah lu malah bercanda....”

“Tenang Put......kita petugas UKS siaga.”

Putra selalu ada disamping Tika, terus memanggil nama Tika agar segera siuman. Pipinya ditepuk-tepuk lembut sambil sesekali membolak balik kompres. Setelah beberapa lama Tika siuman .

“Alhamdulillah Tikaaa.....kamu akhirnya sadar , maafkan saya Tik....maafkan.....” Putra meminta maaf merasa bersalah dan mengakibatkan Tika pingsan.

“Kak Putra ko saya di sini.......”

“Kamu tadi pingsan Tik...” Danang menimpali

“Tik ...maaf yaaa, ”Putra berkali-kali minta maaf bahkan sampai mencium tangan Tika.

“Tika ngga apa-apa ko kak Putra, bukan salah kakak juga, Tikanya yang ngga hati-hati.”

“Tik .....kamu pucat sekali tadi, kamu sakit?” Putra mencoba mencairkan suasana hatinya.

“Sebenarnya iya kak, kemarin sore hujan-hujanan sepulang dari ladang mengambil ubi, kata Mak , jangan sekolah tapi Tika maksa.”

“Tikaaaaaa.......” tiba-tiba Ayu berteriak memeluk Tika. “Kamu ga apa-apa Tik, kan dari kemaren gue bilang lo jangan sekolah , lo demam , maksa, bandel kamu mah Tik, kalo udah begini gimana coba.”

“Tika Ngga apa-apa Yu..... tadi ditolong kak Putra......”

“Makasih kak Putra udah nolongin Tika, nih anak kemaren hujan maksa ngambil ubi ke ladang saya dan Mak udah larang tapi ya gitu si Tika mah bandel.”

“Udah Yu jangan dimarahin , ntar Tika nya ngga sembuh-sembuh.” Putra membela Tika.

Selang beberapa waktu Tika pun sudah bisa masuk ke kelas, tapi diantar Putra dan Danang, Putra takut Tika pigsan lagi. Tetiba tangan Putra ada yang menarik kasar dan diseret ke sudut ruangan.

(bersambung)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post