AYUM HAYATI. S.Pd

Guru SMP Negeri 7 Banjar mengajar mata pelajaran IPA. moto hidup belajar tiada henti, berbagi dapat pahala...

Selengkapnya
Navigasi Web

Semanis Olahan Ubi (bagian ke 8)

Tertawa lepas seolah melepaskan beban kehidupan yang amat berat , bagi Mak Tiah dan Tika hal seperti ini jarang terjadi karena sibuk dengan urusan ekonomi. Biasanya pulang dari ladang langsung membersihkan ubi, terus mengolahnya di dapur sendirian. Tapi kali ini Putra mau berbasah-basahan membersihkan ubi, bahkan sampai menggoreng ubi pun mau membantu. Demi pacar, gitu kali ya.

Tika sampai tidak tega melihat Putra keringatan seperti itu, diambilnya lap tangan yang masih bersih, diusapkannya pada kening Putra sampai kering, tersenyum manis Putra pada Tika sambil membalas membersihkan noda jelaga di wajah Tika. Menyaksikan dua remaja yang sedang dimabuk cinta membuat Mak Tiah tersenyum-senyum sendiri, tidak berani mengganggu bukan berarti membiarkan mereka begitu saja, tapi cukup memperhatikan dan mengingatkan mereka agar tidak kebablasan.

“Tik, udah sore kak Putra pulang dulu ya, besok pagi aku jemput kamu, jangan nolak.”

“Ya kak, tapi ga usah jemput , ga enak saya.”

“Ga enak sama siapa? Lagian yang mau jemput kan kak Putra bukan kemauan Tika, ya ngga?”

“Iya sih, oke deh , Tika tunggu besok pagi.”

“Nah, gitu dong bidadariku.”

“Gombal lagi.”

“Tapi suka kan digombalin sama kakak kelas yang ganteng ini.”

“Iya suka, pangeranku.”

Tangan Putra tamasya lagi colek hidung Tika. Setelah pamit pada Mak Tiah Putra pun pulang dengan hati yang berbunga-bunga,. Sepeninggal Putra, Tika selalu senyum-senyum sendiri, mengerjakan olahan ubi dengan riang lelah yang sedari tadi mendera hilang tak berbekas diganti dengan semangat membara menatap masa depan penuh harapan.

Suasana pagi disekolah begitu riuh. Hampir semua siswa berkerumun di mading. Ada apa? Pertanyaan itu ada di benak Putra dan Tika yang baru saja sampai di sekolah. Menggamit lengan Tika membawanya menuju majalah dinding.

“Hai bro.” kaget Danang melihat Putra menggandeng lengan Tika. “Kalian?”

“Heh napa bengong, iya kita udah jadian. Puas lo.”

“Ha ha,Tik lo mau sama cowok brengsek ini?”seloroh Danang.

“Sialan lo,.heh ada apa ini ko ribut begini?”

“Itu hasil ujian minggu kemarin sudah keluar, dan kalian berdua di peringkat satu dan dua,gue tersisih di ke empat ke tiganya si Ayu tuh sohib nya Tika.”

“Yang bener bro, ayo kita lihat.” Tangan Tika di tarik Putra mendekat ke mading. Dengan seksama mengamati kebenaran kata-kata Danang. Terbukti . Refleks mereka loncat kegirangan. Tos. Dua tangan beradu. Putra memeluk erat Tika yang berusaha melepaskan diri karena malu di tonton orang.

“Kak Putra lepasin Tika, ih malu ditonton orang.”

“Sorry...sorry Tik, oh ya Selamat ya Tika.” membunuh rasa malunya Putra mengucapkan selamat pada Tika atas keberhasilannya mengalahkan dirinya di peringkat teratas sekolah.

“Mengalah tuh demi pacarnyaaaa.” riuh rendah anak-anak sampai muka mereka seperti udang rebus, merah.

Keluar dari kerumunan dengan susah payah karena terhalang siswa yang lain, duduk di bangku taman sekolah, menghela nafas, bertatapan, dan......tertawa bersama mengabaikan orang-orang disekitar, dan tentunya mengabaikan Jesi yang sedari tadi memperhatikan dengan hati yang hancur sehancur-hancurnya.

(tamat)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Cerita yang keren Bun. Salam literasi.

20 Jan
Balas

Salam literasi, terima kasih sudah membaca

20 Jan
Balas

Salam literasi, terima kasih sudah membaca

20 Jan
Balas



search

New Post