Fabel Buah Kesabaran
BUAH KESABARAN
Butiran embun pagi memantulkan sinar sang Surya berkilau bagai berlian di atas hijaunya dedaunan. Kicauan burung menambah damainya dunia Rahmad Tuhan, burung parkit kecil menyapa sang Surya dengan suara merdunya bersiul, melompat dari dahan satu ke dahan yang lain, mengepakkan sayapnya.
“Na.. na... na... na... na… na" Lihat, lihatlah sayapku indah sekali" “Lihat lihatlah sayapku indah sekali, na… na... na..." sayapku indah sekali" seru si Kikit burung Parkit dalam lagu siulannya dengan gembira
“Halo… warga Flamboyan, siapapun ada di sini ayo lihatlah sayapku, indah sekali” seru Kikit “Apakah pohon ini tidak berpenghuni, ?, halooo… Pagi ini sepertinya burung Parkit sedang gembira, bulu-bulu di tubuhnya sudah mulai panjang dan warnanya sudah jelas kelihatan, hijau kekuningan dengan sedikit hiasan bintik hitam di sayapnya, kalau sayapnya dibuka, burung mungil itu akan semakin mengemaskan.
Kegaduhan burung Parkit ternyata membangunkan seekor ulat hijau yang berbadan embul, dari balik daun si Uut ulat mengosok ngosokkan tangannya ke matanya, sambil menguap Uut ulat berguman kesal, " hhmmm, berisik bener ni... Siapa sih, ?. ”Aku kan masih ngantuk ni”, tambahnya Si ulat mengintip dari balik selimutnya.
Samar-samar terlihat seekor burung berlenggak lengok berputar sambil mengibas ngibaskan sayapnya yang indah, dengan sombongnya.
"Hai, Kit kenapa berisik amat sih," bentak Uut si ulat sambil memicingkan matanya, silau karena sinar matahari pagi, "sudah, sudah, menganggung aja, aku masih ngantuk ni," tambah Uut kesel. “E, ada Uut ni, wah… Uut pengin juga ya bulunya bagus seperti saya ?” kata burung Parkit. “Lihat sayapku, indahkan,” tambah burung Parkit
Begitulah setiap ketemu binatang, burung parkit selalu pamer dengan bulunya yang lembut nan indah.
Burung Parkit tengok ke kanan dan ke kiri, diperiksanya dahan satu persatu sepertinya mencari sesuatu. “Kemana Uut ya” bisik kikit
Ternyata yang di cari tidak diketemukan, hanya ada kepompong yang mengantung di dahan, Kikitpun menghampiri kepompong. Kikit mengetuk kepompong dengan paruhnya, “to…tok…tok, permisi pak kepompong apakah melihat Uut ?, tanya Kikit Tapi sang kepompong tidak menjawab pertanyaan Kikit, kikitpun mebgetuk berulang ulang tapi tetep tidak ada jawaban dari balik kepompong. “Kemana si Uut ya ?, guman Kikit, sambil mengepakkan sayap dan terbang. Begitulah yang dilakukan oleh Kikit, hampir setiap hari mencari Uut si ulat, hingga pada suatu hari pada kunjungan Kikit yang kesekian kalinnya, Kikit kaget karena kepompong yang sering ditanyai juga menghilang, Sambil menunggu kepompong datang, Kikitpun duduk santai sambil membersihkan bulunya. Tiba-tiba Kikit dikagetkan oleh datangnya seekor kupu-kupu yang melintas di hadapannya dengan sayap yang indah berwarna warni. Kikitp kagum dan terpesona melihat cantiknya kupu-kupu tersebut. “Hai kupu-kupu, kenapa sayapmu indah sekali, ? tanya Kikit kagum “Kupu-kupu apakah kamu melihat Uut dan kepompong, ? tambah kikit. Kupu-kupu menjawab dengan senyuman dan terbang.
Keesok paginya, dengan nyanyian dan tarian khasnya, Kikit menyambut sang Mentari dengan bulu sayapnya yang semakin indah. Tiba-tiba, “Kikit, sudah diam, berisik sekali si kamu,” terdengan suara Uut berteriak. Burung Parkit menoleh kesana kemari mencari sumber suara, “Uut kamu di mamna” tanya Kikit “ Aku di sini Kit’ jawab Uut, “aku jadi kupu-kupu sekarang” tambah Uut “Kenapa kamu bisa berubah menjadi kupu-kupu, dan kenapa sayapmu indah sekali,? tanya Kikit “iya kit ini aku Uut, aku bisa merubah menjadi kupu-kupu karena aku mengalamai metamorfosis” jelas Uut “Apa itu metamorpfosis Ut, apakah badanmu tidak sakit,? Tanya Kikit “sama sekLI tidak sakit kit, aku sangat senang sekali bisa mengalami perubahan,” jelas uut “Matamorfosisi adalah proses berubahku dari ulat mnejadi kepompong lalu mnejadi kupu-kupu yang cantik”, jelas Uut “Jadi kepompong itu kamu ya, Ut ,? Tanya kikit, “Tapi kenapa sayap kamu indah sekali, ? tanya Kikit Parkit “Itulan buah kesabaranku Kit, aku sudah menunggu dan mengalamami beberapa fase untuk mencapai keinndahan,” jelas uut “Dan lihatlah sayapku, tidak kalah indanya dengan bulu sayap mu kan”? tanya Uut “Dan kamu kit, janganlah kamu sombong jika ada kelebihan pada diri kamu,” nasehat Uut
Dari cerita di atas banyak hikmah yang bisa kita petik, antara lain bahwa kita tidak boleh pamer dan sombong dengan apa yang kita miliki, seperti burung Parkit yang selalu memamerkan bulu sayapnya, yang kedua dalam hidup untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan perlu proses, usaha dan kesabaran yang harus kita lalui, Uut si ulat untuk mencapai keindahan dia mengalami banyak fase yang luar biasa dari telur, ulat, kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu, itu adalah buah kesabaran seekor ulat.
Jangan pernah puas dan berhenti untuk berproses
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar