Aziza Sri Wahyuni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1. Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi.

Oleh: AZIZA SRI WAHYUNI, S.Pd., Gr.

CGP Angkatan 7 Kabupaten OKU

Fasilitator: JURNIATI, S.Pd.,M.Pd.

Pengajar Praktik: UUM GATOT KARYANTO, S.Pd., M.Pd.

Dalam Koneksi antar materi Modul 2.1. saya sebagai Calon Guru Penggerak harus melakukan refleksi secara individu terhadap perjalanan pembelajaran. Adapun refleksi individu adalah sebagai berikut :

Pembelajaran Berdiferensiasi Menurut Tomlinson (2001: 45), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.

Pembelajaran Berdiferensiasi juga dapat diartikan sebagai serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.

Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut sebagai seorang guru tentunya kita paham bahwa di dalam kelas yang kita ajar sejatinya murid kita memiliki keberagaman dan keunikan masing-masing

Dengan Keunikan tersebut guru harus mampu memfasilitasi agar murid dapat memproses ide atau informasi yang di peroleh agar mampu mengembangkan suatu produk sesuai dengan kemampuan murid. Untuk itu, dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas di perlukan persiapan yaitu melakukan pemetaan kebutuhan murid. Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:

Kesiapan Belajar Murid

Sebelum mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Ada juga murid yang mungkin masih perlu mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.

Minat Belajar Murid

Hal lain yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.

Profil Belajar Murid

Pemetaan kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka pada proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media berupa gambar-gambar, tampilan slide power point, grafik dan sebagainya yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi menggunakan atau diiringi dengan musik.

kemudian menentukan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang akan di gunakan diferensiasi konten, diferensiasi proses, diferensiasi produk.

Diferensiasi Konten

Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat murid dan aspek profil belajar murid atau kombinasi dari ketiganya.

Diferensiasi Proses

Dalam kegiatan ini guru perlu memahami apakah murid akan belajar secara berkelompok atau mandiri. Guru menetapkan jumlah bantuan yang akan diberikan pada murid-murid. Siapa sajakah murid yang membutuhkan bantuan dan siapa sajakah murid yang membutuhkan pertanyaan pemandu yang selanjutnya dapat belajar secara mandiri. Semua hal tersebut harus dipertimbangkan dalam skenario pembelajaran yang akan dirancang.

Diferensiasi Produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya.

Dengan melakukan persiapan diatas maka guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran berdiferensiasi dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu mengakomodir segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar dan apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid yang berbeda tersebut.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi sebagai berikut:

Berpusat pada siswa (student-centered learning)

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajarn yang berpusat pada siswa. Artinya, pembelajaran direncanakan dengan cermat dan strategis dengan berdasar pada upaya memahami siswa secara utuh, serta menempatkan gaya, intelegensi, kemampuan awal, dan berbagai cara belajar siswa sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran (Gregory dan Chapman, 2002: 35).

Berpusat pada kurikulum (curriculum-centered learning)

Pembelajaran berdiferensiasi tidak mengubah konsep dan tujuan kurikulum. Pembelajaran ini lebih menekankan kreativitas dalam menyelaraskan perangkat pembelajaran.

Diferensiasi materi pembelajaran (diferrenciated-content)

Diferensiasi materi pembelajaran berarti materi pembelajaran yang diberikan tidak bersifat sama rata untuk semua siswa. Oleh sebab itu, guru harus mampu menyeleksi materi pembelajaran sesuai dengan minat, pengetahuan awal, dan gaya belajar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif dari pada kuantitatif.

Pembelajaran berdiferensiasi lebih mengarahkan proses pembelajaran dimana dalam pembelajaran ini bagaimana potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik dapat berkembang dengan baik.

Pembelajaran berdiferensiasi yang ada di modul 2.1 Guru Penggerak memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya yaitu filosopi pendidikan KHD, Peran dan Nilai Guru Penggerak, Visi Guru Penggerak dan Budaya Positip. Dalam filosopi pendidikan KHD, beliau menyatakan bahwa pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini berkaitan erat dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pembelajaran kepada anak dengan cara memetakan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid.

Sejalan Dengan pernyataan diatas Untuk itu guru harus memiliki nilai nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid sebagai modal dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpihak kepada murid di sekolah. Disamping itu Guru penggerak memiliki yang peran yang mendukung penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Adapun peran yang dimaksud adalah Menjadi Pemimpin Pembelajaran, Menggerakan Komunitas Praktisi, Menjadi coach bagi guru lain, Mendorong kolaborasi antar guru serta Mewujudkan kepemimpinan murid.

Sebagai seorang guru yang ingin menciptakan pembelajaran berpihak kepada murid maka harus memiliki suatu VISI untuk melakukan perubahan yang positif terutama dalam proses pembelajaran di kelas untuk semua murid, dan ini dapat dilakukan dengan Pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan salah satu jawaban dari bagaimana cara mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Selain itu, Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu perwujudan dari bentuk pelaksanaan Budaya Positif di sekolah. Budaya positip dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak kepada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Budaya positip tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk budaya ajar (learning culture) akan tetapi terintegrasi dalam pembelajaran berdiferensiasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post