Satu tahun bukanlah waktu yang singkat. Aku diperkenalkan denganmu awalnya biasa saja. Tulisan perdanaku "terlalu berarti untuk seorang sahabat sejati." Sehari tayang gak ada like apalagi komentar. Aku tetap menulis, menulis dan menulis lagi. Terus berlatih dan jangan berhenti. Tulisan membuat darah semakin menggelora untuk terus menulis. Bagaikan resep dokter 1x 1 setiap hari. Setiap hari menyetor artikel, awalnya terpaksa kemudian terbiasa dan akhirnya luar biasa.

Kehabisan ide, ya cari lagi. Semangat untuk diri sendiri. Soal ada yang suka, ada baca, ada komen, itu urusan belakang. Kemudian aku posting, setelah itu aku lupakan. Tidak masalah, aku akan melupakan dirimu sejenak kemudian akan akan datang kembali. Pilihan yang sulit tapi pilihan yang terbaik. Entah apa yang dikatakan orang padamu, yang jelas kata dan ide dapat mengubah dunia. Untukmu sebuah nama yang memiliki diam tanpa kata demi kalimat namun bermakna.

Menulis adalah suatu keheningan guna menghantarkan nikmat pada sajian artikel. Ketika kata demi kalimat tak berdaya.

Aku merenung dalam satu menit dapat menyelamatkan hidupku dalam satu hari. Menulis berbicara penuh makna. Mulai menulis 30 hari, 60 hari hari, 90 hari, 180 hari dan 270 hari tanpa jeda. Hingga mencapai 365 hari menulis tanpa jeda dengan senyum. Dan mendapatkan bonus yang menyenangkan yakni piagam guna apresiasi atas pencapaian terbaik. Mengikuti lomba menulis tiap bulan tidak terlewatkan. Kalah, suatu kekecewaan agar bisa bangkit untuk bisa menulis dan berkarya. Menang, suatu bonus agar lebih bisa bertahan dan terus berkarya.

Kurang lebih satu tahun aku bergabung dengan gurusiana, bergelut runtun dengan menulis. Bak seorang ibu yang telah melahirkan 3 buah buku solo. 9 buku antologi hasil lomba Media Guru Indonesia, 3 buku antologi sesama penulis MGI, 5 buku antologi sesama penulis Sulawesi Tengah dan 2 buku antologi hasil lomba Catatan Pena Official.

Harus siap menulis, walau kadang ide tidak jelas. Karena setiap tetes membawa makna yang luar biasa. Tulisan adalah teman curhatku yang memberikan kesejukan disetiap pori-pori kehidupan. Membekas kata pada kertas berwarna, menikmati kata tanpa ada lara. Bagaikan tertawa riang tanpa ada dusta. Semua ceria, meski hanya cerita. Itulah tulisan. Sembari mempersiapkan hati yang gembira. Dengan senyum tipis menghiasi ekspresi nyaris memudar. Aku telah Jatuh hati nan cinta padamu gurusiana. Kini aku telah terpikat sehingga tercermin pada tulisan. Berkelana dengan pikiran dan berdamai dengan hati.

Jika dengan menulis itu bisa berbagi dan membaca itu bisa merasakan, setelah jatuh cinta denganmu kenapa musti takut merasa sendiri. Berliterasi sendiri, aku akan merasa sepi. Semangat itu mencuat jika bersama para gurusianer saling kunjung, saling sapa, saling mendukung, dan saling menggenggam. Untuk itu, aku berupaya untuk merajut mimpi dan lebarkan sayap-sayap silaturahim.

Kadang aku merasa bahwa sedang menghadapi hal sulit sendirian. Ketika berbagi cerita terasa sulit, dan membaca menjadi satu-satunya yang bisa dilakukan.

Sejak memutuskan jatuh cinta dengan menulis, rasanya memang tidak pernah sendiri lagi. Karenamu aku berani menulis. Selalu ada harapan untuk terus tumbuh bersama para gurusianer. Tidak hanya berakhir di satu tahun atau 365 hari menulis tanpa jeda . Masih ada hasrat sampai nanti, sampai mulut tak mampu lagi berbicara, tangan ini tak mampu lagi menulis, telinga ini tak mampu mendengar, kedua mata terpejam, ya aku ingin ditemani lebih lama lagi. Jatuh lagi dan kian jatuh cinta dengan menulis.

Palu, 20 Desember 2021

Aziza, S.Pd,. M.Pd.

Lahir di Donggala pada tanggal 23 Juni 1969.

Mengajar di SMA Negeri 2 Palu Sulawesi Tengah, sebagai guru Matematika.

Alamat rumah : Jalan Umar Syarif kompleks BTN Tagari Permai Blok A No.6 Palu, Sulawesi Tengah.

Nomor kontak yang bisa dihubungi 085241340657 atau email [email protected]