#hr-38 #th-2 #part 4

Mendengar sangkalan ku itu, Istriku terdiam dan mulai melihatkan wajah yang tidak bersahabat lagi, “makhlumlah,,,”karena ia merasa disalahkan dengan segala sangkaannya. “namun aku selaku Suami tidak mungkin juga kehabisan trik dan intrik untuk membuat suasana kembali seperti semula.

Sebelum aku dapat memberikan pemahaman kepada Istriku, kamipun sudah keburu tiba dilokasi Pusara Almarhummah Ibu. Otakku berputar sangat kencangnya, bagaimana upaya aku agar Istriku tidak marahan lagi dan mau turun dari sepeda motor ini. “karena kalau sudah begini keadaannya, “aku yakin Istriku pasti tidak mau ikut kerja membantu aku. “gawat deh gumamku dalam hati…

Hentah kenapa,,, “tiba-tiba aku dikagetkan dengan seekor monyet yang sedang asyik bergelantungan dipepohonan. Bahkan tidak hanya aku saja yang merasakan, namun juga Istriku. Seketika itu juga, tiba-tiba ada ide untuk membujuk Istriku agar tidak larut dengan permasalahan-permasalahan tadi. Sehingga aku dan Istriku bisa bekerja dengan baik dan sepenuh hati.

Sambil melihat-lihat kepepohonan, “otakku serasa diputar-putar karena terlalu dipaksa untuk berfikir. “Bagaimana tidak, “aku harus berhasil melaksanakan ide tau rencanaku tersebut. “dengan sedikit berakting didepan Istriku, “aku berpura-pura takut didepannya, Sembari mendekati dan memegang tangn istriku. Melihat keadaan begitu, istriku pun merasakan hal yang sama dan menyegerakan turun dari sepeda motornya.

“melihat kondisi demikian, aku merasakan kalau rencanaku untuk membujuk istriku semakin mendekati keberhasilan. “Dalam hatiku berkata, “Alhamdulillah,,,satu tahap dari rencanaku telah berhasil, “namun aku harus lebih hati-hati dan lanjut dengan rencana berikut, “semoga tetap berhasil deh, “gumamku.

Bersambung...