Berasal dari keluarga sederhana tidak membuat saya menyerah begitu saja untuk meraih mimpi. Ketika masih belajar di SMA bermodalkan sepeda setiap harinya harus saya dayung sejauh 8 kilometer untuk mencapai sekolah tujuan. Terkadang rasa lelah muncul ketika melihat teman-teman bisa kesekolah naik sepeda motor, pasti tidak kelelahan seperti kami yang bersepeda! Namun tekad, semangat dan doa dari orang tua selalu saya jadikan patokan untuk bisa berubah menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang. Saya percaya kalau kita bersungguh-sungguh berusaha dan berdoa  maka kita akan bisa meraih impian.

Begitu juga ketika masuk ke perguruan tinggi, Saya tidak mendaftar@ dengan penuh persiapan seperti kebanyakan lulusan SMA ketika itu, tetapi karena diajak oleh pakwa menuju Banda Aceh  sambil beliau mengurusi keperluannya, Alhasil saya bisa mengunjungi kakak saya yang sedang kuliah di kota tersebut karena mendapat beasiswa. Ketika selesai makan malam dikosan kakak saya, ada teman kakak yang tanya "dek mau daftar kuliah ya?" tidak kak, saya hanya jalan-jalan karena diajak pakwa! Trus kakak itu bilang " rugi lo dek kalau kesini tidak daftar kuliah". 

Kata-kata kakak itu membuat saya kepikiran semalaman. Dalam hati kecil sungguh ingin menjadi mahasiswa seperti kakak dan teman- teman kosannya, tapi saya tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli formulir. Paginya saya curhat ke kakak saya tentang keinginan saya dan Alhamdulillah kakak saya mengantarkan saya ke salah satu kampus yang cukup terkenal dan masih buka pendftaran mahasiswa baru sedangkan kampus yang laen sudah ditutup pendaftarannya.selang beberapa hari ikut tes dan menunggu hasil pengumuman kelulusannya 1 bulan kemudian. Alhamdulillah sujud syukur kepada Allah Saya lulus dipilihan pertama. Saya berjanji pada diri sendiri akan berjuang sampai akhir untuk mewujudkan mimpi ini menjadi nyata sepahit apapun perjalanannya nanti.

Acut 20/06/20