Babtisan Zebua

Kerjaku Kudoakan Doaku Kukerjakan...

Selengkapnya
Navigasi Web
SAHABAT... (Bagian 3)
##Bagai bintang kecil bercahaya ditengah gelapnya malamku##

SAHABAT... (Bagian 3)

Oleh: Babtisan Zebua

Besok harinya Shita berangkat sekolah diantar kakeknya. Hari ini berbeda dengan hari sebelumnya, nenek menyiapkan bekal makan siang untuk Shita bawa ke sekolah.

“Shita, hari ini kakekmu akan ke kota untuk beberapa urusan, siapa tahu kakek terlambat menjemputmu, kamu bisa menunggu di sekolah kan”? tanya nenek sambil memberikan bekal makan siang Shita.

“Siap nek”, jawab Shita bersemangat. Seolah petuah dan nasehat nenek kemarin membuka wawasan Shita. Seolah tersihir dengan petuah dan nasehat nenek, muka cemberut dan mata bengkakpun sudah sirna.

Di sepanjang jalan menuju sekolah, Shita melihat hamparan sawah yang sangat luas di sisi jalan. Sesekali mereka berpapasan dengan bapak dan ibu tani. Lengkap dengan caping di kepala, sabit dan pacul ditangan, mereka berjalan kaki menuju sawah dan ladang mereka. Ada juga anak-anak berseragam sekolah yang berjalan beriring dengan teman-temanya menuju sekolah. Sungguh pemandangan yang tidak biasa Shita lihat selama ia tinggal di kota.

Setibanya di depan gerbang sekolah, Shita pamit dan tak lupa salim tangan kepada kakeknya. Karena Shita lebih cepat berangkat ke sekolah hari ini, baru beberapa anak berseragam putih biru yang terlihat sudah ada di sekolah. Shita berjalan santai melewati beberapa kelas lainnya menuju kelasnya yang terletak di paling ujung.

Shita merasa ada suara langkah kaki berlari kecil dari belakang menuju kearahnya. Langkah itu berhenti tepat disampingnya.

“Hai Shita, tumben cepat pagi ini”, sapa sang ketua kelas. Entah kenapa Shita menjadi salah tingkah dan hanya membalas dengan seyuman manis di bibirnya.

“ Terimakasih ya, kemarin sudah membantu mengambilkan kursi untukku”, ucap Shita lembut sambil mereka berjalan bersama menuju ruang kelas.

“Tidak apa-apa Shita, itu sudah menjadi tugasku sebagai ketua kelas, jawab Evan sang ketua kelas penuh percaya diri.

Ketika Shita mau meletakkan tas dan bekal makan bawaannya diatas meja, betapa terkejutnya ia melihat selembar kertas berwarna hijau muda bertuliskan “MAAFKAN AKU SHITA”. Ini pasti tulisan Via duga Shita dalam hati, tapi ia tidak melihat sosok Via ada di kelas, tas sekolahnya juga belum ada disana, sepertinya Via belum datang.

Evan menghampiri Shita yang berdiri diam terpaku sambil memegang selembar kertas hijau muda. Belum sempat Evan tahu apa isi tulisan di kertas itu, Shita sudah merobeknya menjadi potongan-potongan kecil lalu meremasnya dan membuangnya ke tempat sampah.

Shita berdiri melamun di teras kelas sambil memandangi jam tangan silvernya.

“Shita…aku mau menunjukkan sesuatu kepadamu disana, yuk…jalan”, ajak Evan. Entah sihir apa yang membuat hati Shita mau dengan ajakan Evan tersebut. Mereka pun berjalan bersama menuju tempat yang ditunjuk Evan. Setelah melewati ruang Pramuka tidak jauh dari sana, suara gemericik air mulai terdengar. Rupanya disana ada sebuah taman yang tertata rapi degan bunga-bunganya yang sangat indah dengan sebuah kolam kecil ditengah-tengah taman.

Bunga kertas dengan beragam warna menghiasi jalan masuk ke taman itu. Dirangkai sedemikian rupa, membuat bunga-bunga kertas indah terlihat sangat memesona. Bunga anggrek bulanpun sangat cantik dengan pot-potnya yang tersusun rapi. Bunga mawar merah muda juga menambah keindahan taman, terasa harum ketika berada di dekatnya. Bunga kembang sepatu merah juga lagi mekar di sudut taman, dan banyak lagi bunga lainnya. Uniknya setiap bunga di taman itu diberi label nama bunga disertai bahasa latinnya.

Sambil berjalan suara Shita terdengar jelas membaca nama setiap bunga dengan bahasa latinnya, “Bunga kertas (Bougainvillea), Bunga anggrek (Orchidaceae), Bunga Mawar (Rosa), Bunga Kamboja (Plumeria), Bunga Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)”.

Tiba-tiba Evan memanggil, “Shita kesini dong..!” ajak Evan yang berdiri di tengah taman sambil memegang sebuah kaleng kecil. Shita beranjak dari sudut taman menuju tempat Evan berada.

“Wow….ikan koi”, teriak kecil Shita melihat puluhan ikan koi berenang bebas di kolam yang berada di tengah taman. “Bolehkan aku minta satu ekor saja ikan koi-nya”, pintanya kepada Evan.

“Hmm….itu tidak diperkenankan sekolah Shita, semua yang ada disinikan milik sekolah, kita sebagai warga sekolah harus turut menjaga dan memeliharanya”, jelas Evan. Sesekali Evan melemparkan makanan ikan ke kolam yang diambilnya dari kaleng kecil ditangannya, sambil curi-curi pandang kearah Shita. Sementara pandangan Shita tak lepas dari ikan-ikan koi di kolam. Senyum cerianya sangat jelas tergambar di wajahnya.

Ini pertama kalinya wajah Shita seceria itu. Sejak kematian kedua orangtuanya, wajah ceria Shita seakan hilang ditelan bumi. Tapi pagi itu seakan timbul kembali ketika berada ditaman sekolah, ditambah lagi ikan Koi yang membuatnya merasa sangat terhibur.

Bunyi lonceng masuk sekolahpun berbunyi, barulah keduanya berlari kecil masuk ke kelas. Shita tak sengaja mendengar percakapan teman yang duduk di belakang, kalau hari ini Via tidak masuk sekolah karena ibunya sakit. Sebenarnya Via sempat datang ke sekolah tapi terpaksa pulang sebelum jam pelajaran dimulai, ada teman sempat melihat Evan bertemu Via di kantor guru bersama ibu wali kelas.

***

Shita seakan tersihir akan keindahan taman dan ikan koi-nya. Setiap kali lonceng pertanda jam istirahat bunyi, Shita selalu pergi ke taman itu tentu saja ia ditemani Evan lagi sang ketua kelas. Disana terdapat tempat duduk dari bambu yang diletakkan di sudut taman. Kecuali ditepi kolam tempat duduknya dibuat permenen dari beton.

Sejak itu Shita menjadi dekat dengan Evan. Sebenarnya Evan juga dekat dengan semua teman-teman di kelasnya, baik laki-laki maupun perempuan diperlakukannya seperti saudara sendiri. Evan adalah termasuk siswa yang aktif berorganisasi di sekolah. Dia selalu turut ambil bagian dalam kegiatan OSIS maupun Pramuka. Orangnya sangat cekatan, tegas dan sangat bersahabat.

Sepulang sekolah, setelah Shita menghabiskan makan siangnya di kantin sekolah. Ia terkejut tiba-tiba Evan yang berpakaian pramuka lengkap menyodorkan 1 kotak makan berwarna hijau muda. Belum sempat Shita mengucapkan terimakasih Evan sudah berbalik arah, kelihatannya dia buru-buru. Rupanya kotak makan itu berisi potongan buah naga segar. Buah naga adalah salah satu buah kesukaan Shita, iapun menghabiskan buah itu tanpa sisa.

Ketika Shita berjalan menuju taman, dia melihat ada beberapa orang siswa berpakaian pramuka lengkap sudah ada disana. Shita disambut lagu “Sahabat Selamanya” (PADI), yang dinyanyikan bersama anggota pramuka putra dan putri dengan diiringi alunan gitar yang dipetik oleh Evan. Shita tersipu malu dalam balutan senyum manisnya, seolah semua mata tertuju padanya.

Sebenarnya Shita mau berbalik arah, tapi Evan dengan gesit menghentikan langkahnya dan mengajaknya bergabung bersama teman-teman lainnya. Shita berkenalan dengan semua anggota pramuka putra-putri yang ada disana. Mereka pun berjanji akan menjadi sahabat yang baik untuk Shita, siap menolong dalam suka dan duka.

Beberapa anggota pramuka putri mengajak Shita agar bergabung dengan eskul pramuka. Shita sangat menikmati kebersamaan mereka ditambah lagi senda gurau anggota pramuka putra yang mengundang gelak tawa. Saat itu sepertinya Shita menemukan kembali keceriaannya yang dulu.

Tidak lama setelah itu, Shitapun pamit karena kakeknya sudah datang menjemput. Evan dan teman-teman lainnya juga sudah akan memulai latihan pramuka. Sesampai di rumah Shita bercerita panjang lebar tentang pengalaman menyenangkan di sekolah hari ini. Kakek dan neneknya keliahatan senang karena keceriaan Shita sudah mulai kembali lagi.

## 09 Desember 2020 ##

bersambung…

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post