Badriah

Badriah mengajar di SD sebagai sukarelawan, 10 tahun menjadi guru SMP, dan sekarang mengajar di SMA....

Selengkapnya
Navigasi Web
Perbaharui diri dengan bereksperimen tiada henti

Perbaharui diri dengan bereksperimen tiada henti

Pernahkan merasa bosan menghafal untuk persiapan bisa menjawab soal ulangan atau ujian? Pernahkah lelah karena begitu banyak materi pelajaran yang harus diingat? Pernahkah mempertanyakan untuk apa menghafal semua itu? Setiap lulusan sekolah menengah atas mengalami 12 tahun masa-masa harus banyak menghafal dengan tujuan mendapatkan nilai ulangan yang bagus. Bagi yang lulus perguruan tinggi, mengalami masa menghafal yang lebih lama dan mungkin bahkan lebih berat.

Menghafal, bagi sebagian orang, dianggap tidak memberikan manfaat dalam belajar. Sebagian lagi berpendapat lebih ekstrim bahwa sekolah harus meninggalkan hafalan dan diganti dengan cara belajar yang lain yang dipandang lebih bermanfaat. Menghafal diperlakukan sebagai cara belajar yang tidak membuat siswa 'belajar'.

Melihat kehidupan yang sesungguhnya terjadi di luar kelas dan di luar jenjang sekolah, hidup penuh dengan hafalan yang 'harus' tertanam dalam pikiran. Sebagai contoh kecil, seorang lbu, hafal benar urutan-urutan dalam mengurusi rumah tangganya mulai dari menyiapkan makan untuk seluruh anggota keluarga, membersihkan rumah, merapikan pakaian, mengatur uang belanja, sampai memastikan semua anggota keluarga bahagia. Semua itu berbasis hafalan. Dia menghafalkan setiap deretan aktivitas dalam rumah, dan di luar rumah dengan urutan yang benar. Jika terjadi kesalahan menghafal, maka rumah tangganya akan kacau.

Urutan pekerjaan seorang ibu rumah tangga bisa saja ditolak sebagai hafalan urutan, karena dianggap urutan-urutan itu rutin, diulang setiap hari dan tidak mungkin lupa. Sesungguhnya, itulah esensi menghafal: ingat dengan baik informasi yang dibutuhkan. Dalam kehidupan sehari-hari, seorang ibu berkata kepada asisten rumah tangganya ,'kamu mulai hari dengan memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci, cucian jangan ditunggu, kamu langsung saja memasak air, sambil masak air, kamu menyapu garasi, pindahkan meja yang di ujung kanan ke bagian garasi sebelah kiri dekat rak sepatu, hati-hati jangan sampai menyenggol sepeda. Setelah air mendidih, kamu seduh kopi, simpan kopinya di meja tamu, ingat kopinya tanpa gula. Setelah itu, kamu rapikan kamar Kakak, pastikan buku-buku yang terbuka kamu tandai dengan kertas warna yang ada di rak, baru bukunya kamu tutup dan rapikan. Jangan terlalu lama, kamu harus segera periksa mesin cuci, kalau sudah tidak menyala lampu di pintunya, kamu buka, dan jemur cuciannya. Rangkaian aktivitas yang dilimpahkan Ibu tadi kepada asisten rumah tangganya terdengar pelik dan rumit. Asisten rumah tangga perlu menghafal seluruh urutan dan rangkaian kegiatan sehingga tidak menimbulkan kekacauan di dalam rumah.

Menghafal fakta-fakta, menghafal tanggal, menghafal yang dilakukan pada saat bersekolah bisa menjadi ajang untuk berlatih menghafal urutan aktivitas atau kegiatan yang kelak harus dilakukan di luar kelas. Melatih pikiran mengingat tidak mengakibatkan otak menjadi tumpul atau luber kebanyakan informasi. Sebaliknya, otak terasah menyimpan informasi secara berkala.

Setelah tidak lagi berada di kelas, dan sekarang telah menjadi seseorang, apapun itu, besar atau kecil perannya bagi komunitas, menghafal masih diperlukan. Tentu saja bukan menghafal seperti yang dilakukan di sekolah. Seorang pimpinan, akan sangat dihormati jika hafal benar siapa bawahannya. Merupakan sebuah kebahagiaan bagi seorang pegawai kecil ketika pimpinan menanyakan bagaimana kelanjutan kabar anaknya yang mau melanjutkan sekolahnya ke SMP, padahal informasi itu diceritakan dua bulan yang lalu pada sang pimpinan. Seorang guru, akan sangat dibanggakan siswanya ketika dia hafal bahwa siswanya sangat menyukai warna pink. Siswa tersebut tanpa sengaja mengatakan bahwa warna kesukaannya pink ketika diketahui seluruh alat tulisnya semua berwarna pink. Mengingat atau menghafal dengan tujuan yang sesuai dengan kondisi, situasi, posisi kita sekarang, sangat besar peranannya untuk kesuksesan hubungan sosial.

Mencoba kembali menghafal dengan cara dan gaya yang sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan diri sendiri tidak ada salahnya segera dimulai. Seorang guru, tidak akan rugi menghafal nama-nama siswanya dan esoknya menguji hasil hafalannya dengan mengabsen tanpa memegang daftar nama siswa. Selaian dipandang ajaib, guru tersebut akan dianggap istimewa karena dapat mengabsen tanpa memegang daftar nama siswa. Seorang pimpinan, tidak akan berkurang kharismanya jika mulai menghafal nama dan hal-hal yang disukai rekanan kerjanya. Bereksperimen atau mencoba hal-hal lama untuk mendapatkan manfaat baru disarankan menjadi bagian dari keseharian. Dengan cara demikian diharapkan setiap hari merupakan lahan untuk belajar menjadi orang yang lebih baik.

Untuk menyambut kebaruan dalam hari-hari rutin, menghafal sesuatu bisa jadi tambahan aktivitas bagi pikiran yang perlahan-lahan membuat otak terus bekerja dan jauh dari pelupa. Menghafal satu baris kalimat dalam bahasa Inggris setiap hari, misalnya, akan memberikan perubahan yang besar setelah hal tersebut dilakukan tiada henti selama satu tahun. Jadi, mulai cari hal untuk dijadikan eksperimen hafalan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post