Bagus Sasmito Edi Wahono

Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, Pegiat Literasi dan Ketua Dewan Kesenian Gresik...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERAHU-PERAHU MIMPI (1)

PERAHU-PERAHU MIMPI (1)

           Namanya Pak Rudi. Ia bilang sudah enam tahun ini tinggal di kota Malang. Enam tahun lalu ia memutuskan meninggalkan kota kelahirannya, Palembang untuk merantau meneruskan pendidikan. Setelah kurang lebih empat tahun kuliah S1, kini berlanjut di S2.Sudah dua tahun iniia bekerja di Perpustakaan kampus. Disini, ia bekerja sebagai petugas pelayanan perpustakaan.Alhamdulillah, katanya selain untuk biaya kuliah dan hidup, iajuga bisa menyisihkan uangnya dan mengirimkanke keluarganya di Palembang. Sampai sekarang, untuk membiayai kuliahnya, selain bekerja di kampus, iajuga mengelola sebuah rumah makan dan toko buku, majalah dan koran di sela-sela kesibukannya kuliah dan bekerja.

            Dulu, katanya semenjak memutuskan untuk merantau, selamaempat tahunia tidak pernah pulang ke kampung halamannyameski hanya untuk menjenguk keluarganya. Maklum, waktu itu ongkos pulang pun ia tidak ada, katanya mungkin semua telah ditakdirkan karena memang sebenarnya keluarganya tak begitu merestui keputusannya merantau.

Pak Rudi bercerita, ia memang terlahir dari keluarga yang berlatar belakang ekonomi rendah atau bahkan mungkin ekonomi paling bawah. Namun hal tersebut bukan masalah baginya, dan tak sedikitpun menyurutkan niatnya untuk terus belajar dan bersekolah setinggi mungkin supaya semua impiannya menjadi nyata.

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya saat ia akan masuk SMA ia dan keluarganyabenar-benar dipusingkan oleh masalah ekonomi yang semakin sulit. Sebelumnyasewaktu akan melanjutkan ke SMP saja sudah seperti hal yang mustahil. Tapi Alhamdulillah, rupanya bisa juga lolos katanya.

Saat SMA dulu, ia tepis semua pemikiran mustahil yang ada di benaknya. Setiap pulang sekolah ia meluangkan waktu untuk bekerja demi sepeser rupiah dan berusaha mencari peluang beasiswa-beasiswa agar bisa belajar di bangku Sekolah Menengah Atas.

Bersyukur, adalah sebuah kata dalam kamus hidupnya yang tidak akan pernah usang dikikis masa. Rupanya Tuhan telah menititipkan kecerdasan padanya, sehingga dengan kondisi ekonomi yang seperti itu ia masih memiliki peluang sekolah yang cukup besar. Tuhan memang maha Adil, dibalik kesulitan selalu ada kemudahan. Tuhan memang selalu memberikan apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan. Berkat usaha dan kerja kerasnya, akhirnya ia berhasil lolos SMA.

Setelah berhasil lolos SMA bukannya lepas dari masalah, tapi justru ia harus menghadapi kenyataan yang benar-benar pahit. Ia harus kehilangan ayah yang menjadi tulangpunggung keluarganya, pergi meninggalkan dirinya, mamaknya dan adiknya untuk selama-lamanya. Saat itu perasaannya benar-benar hancur lebur. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah kepada yang maha kuasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post