Bahar Sungkawa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Implementasi ayat ke 4 dari Al-Fatihah  Intuisi Akhirat Part 1 (Tangulis Gurusiana H-316)
Ilustrasi Gambar diunduh dari Google Image

Implementasi ayat ke 4 dari Al-Fatihah Intuisi Akhirat Part 1 (Tangulis Gurusiana H-316)

Manusia yang pintar adalah mereka yang sadar akan kehidupan Akhirat dan mempersiapkan untuk kehidupan setelah kematian, yakni hari Akhirat. Itulah sekalimat yang menekankan betapa kehidupan akhirat itu adalah kehidupan yang sebenar-benarnya dan setiap kita wajib menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. "Ya Alloh Kami Sadar Ajal Kami kan tiba, berikan kepada kami kekuatan untuk mempersiapkan diri buat bertemu dengan-Mu."

Satu-satunya Raja yang berkuasa (Maliki Yaumiddin)

Negeri Akhirat adalah lebih baik dari pada negeri di dunia. Di akhirat kelak, Alloh berkuasa atas semua makhluk yang dikumpulkan dipadang Mahsyar untuk menentukan nasib dan keputusannya masing-masing. Lalu Alloh berkata dengan lantangnya : " Akulah penguasa dihari ini, mana penguasa-penguasa bumi itu? Mana penguasa Tiran itu?. Mana penguasa yang dzalim dan congkak itu?. Di tantang oleh Alloh SWT dengan sindiran dan hardikan itu penguasa didunia yang sombong, angkuh, pongah, congkak dan lain sebagainya diam seribu basa, memikirkan nasib yang akan diterimanya dari Rabb penguasa Kerajaan dan kekuasaan di alam semesta.

Maalikiyaumiddin : Berfikir maju dan intuisi Akhirat

Maaliki Yaumiddin memberikan pemahaman kepada kita bahwa ada kehidupan abadi setelah kehidupan di dunia yang fana ini. Meyakini bahwa apa-apa yang dilakukan di dunia ini menjadi penilaian di akhirat kelak. Pribadi Maaliki yaumiddin adalah pribadi uang berpandangan jauh atau intuisi melewati pendapat - pendapat keilmiahan melainkan melihat dari mata batin dan jiwa. Langkah-langkah yang dijalankannya tidak lepas dari mengingat Alloh. Sebagaimana Alloh berfirman : " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang yang lupa kepada Alloh, lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada dirinya sendiri. Mereka itulah orang-orang Fasik. (Qs Al-Hasyr : 18-19). Apa makna dua ayat dalam Qs Al-Hasyr 17-18 ini?. Maknanya adalah :

1. Jangan lalai kepada kehidupan dunia, karena dunia ini adalah untuk menyiapkan bekal di akhirat kelak. Misalnya kita akan mengadakan perjalanan ke ruang angkasa. Kita yakin di ruang angkasa itu hampa udara dan akan menyengsarakan bahkan akan mematikan jika kita tidak membekali diri dengan latihan menghemat oksigen, menggunakan oksigen, melakukan kegiatan - kegiatan sehari-hari di ruang angkasa sehingga kita dapat sehat dan hidup selama kita tinggal disana. Persiapannya tentunya lama, serius, dan butuh ilmu dan keterampilan. Ketika kita yakin kehidupan akhirat nanti hanya ada dua pilihan : Surga dan Neraka , tentunya kita menyiapkan hidup di Syurga yang penuh kenikmatan dan menolak kehidupan Neraka yang penuh dengan penderitaan dan kepedihan yang teramat sangat.

2. Takwa itu berhati-hati dengan perbuatan, karena Alloh Maha mengetahui apa yang kita perbuat.

Jika orang ingin mengetahui reka ulang kejadian tentunya dapat melihatnya di rekaman CCTV, semua perbuatan orang yang terpantau CCTV akan diketahui. Alloh lebih dari kecanggihan CCTV karena Alloh langsung mengetahui semua perbuatan hamba-hambaNya. Takwa itu kehati-hatian untuk menjaga diri dan jiwa ini tidak melakukan hal-hal yang dimurkai, dilaknat dan dibenci Alloh karena Alloh Maha mengetahui. Maka kerjakanlah perbuatan-perbuatan yang menyenangkan Alloh dan membuat Alloh tertawa. Alloh tidak mengistimewakan hambaNya, jangan sekali-kali berangan-angan :" ah nanti Alloh berbaik hati dengan kita, nanti Alloh menolong kita, nanti Alloh maklum akan kekurangan kita, sedangkan Alloh sangat benci angan-angan dan perbuatan kita. Naudzubillah min dzalik.

3. Orang Fasik adalah orang yang selalu melupakan dirinya dan Alloh menghapusnya dari golongan hambaNya.

Fasik adalah panggilan bagi orang yang selalu berbuat kerusakan dan keluar dari ketaatan kepada Alloh dan RasulNya. Iman Al-Ghazali dalam bukunya Mukhassyafatul Qulub menjelaskan bahwa orang yang fasik adalah orang yang berbuat durhaka, melanggar janji, serta keluar dari jalan hidayah, rahmat dan ampunanNya. Betapa mengerikan orang yang diberi julukan keluar dari hidayah, rahmat dan ampunanNya, jelas Alloh tidak menganggap Fasik ini hambaNya. Naudzubillah min dzalik.

(Bersambung)

Buku yang diresensi : The 7 Islamic Daily Habits Hidup Islami dan Modern berbasis Al-Fatihah Karangan Dr H.Harjani Hefni,MA Ikadi Jakarta.

Sukabumi, 24 Maret 2021

Bahar Sungkowo SPd MPd

SMP Internat AlKausar Kabupaten Sukabumi Jawa-Barat

IPS Kewirausahaan, Modul Pendekar SAKTI dan Metode ASAH PENA

WA 087820994093

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post